Minggu, 24 Juli 2011

Info Post

Perjanjian Lama menampilkan Mesias sebagai raja. Ramalan itu telah dipenuhi dalam Kristus. Ia adalah raja. Ia memiliki martabat ini sejak saat pertama Ia menjadi manusia. Anak di palungan adalah raja. Guru Yahudi yang duduk di atas keledai dan masuk ke Yerusalem adalah raja:  Rajamu datang kepadamu sekarang; Ia lemah lembut dan menunggang seekor keledai (Mat 21:5). Orang yang dihina dan disiksa dan yang berdiri di depan Pilatus untuk diadili adalah raja: Seperti yang tuan katakan, Saya ini raja. (Yoh 18:37)

Apakah artinya bahwa Kristus itu raja? Kita harus kembali ke pandangan lama. Raja adalah seorang yang dipilih dan dipanggil. Ia seorang yang memerintah bangsa dalam nama Allah, seorang yang dilengkapi dengan kekuasan penuh. Kerajaan berarti kekuasaan yang absolut dan universal; kewibawaan ilahi bersinar dari raja; kebijaksanaan dan pandangan ilahi adalah miliknya. Raja adalah seorang yang kuat dan berani. Di dalam kerajaannya, raja adalah sumber kehidupan dan kesejahteraan. Ia memerintah menurut hukum secara bijaksana, ia menjatuhkan segala ketidakadilan dan menghukum segala kejahatan. Orang yang tertindas boleh datang kepadanya dan merasa aman di sampingnya. Raja adalah orang yang memimpin bangsanya di medan perang. Ini pun dilakukan oleh Kristus. Tugas utama-Nya di dunia ialah memerangi iblis dan Ia sudah mengalahkannya. Iblis sudah diikat walaupun ia masih mempunyai kekuatan sampai akhir zaman. Oleh karena itu masih terdapat pertempuran di dalam kerajaan Allah di dunia (Gereja). Kemenangan definitf belum diperoleh. Di dalam pergulatan ini, Raja Yesus adalah pemimpin kita.

oleh Pater H. Embruiru SVD dalam "Aku Percaya" hlm. 116

Pax et Bonum