Jumat, 30 Desember 2011

Info Post

http://www.asianews.it/files/img/PAKISTAN_-_martire_bhatti_niente_premio.jpg
Clement Shahbaz Bhatti

Situs berita Katolik di Inggris, Catholic Herald, mengeluarkan daftar Sepuluh Orang Katolik Mengagumkan tahun 2011. Siapakah yang berada di urutan pertama? Dia adalah Clement Shahbaz Bhatti, Martir dan Pembela Minoritas Kristen di Pakistan.

Clement Shahbaz Bhatti (9 September 1968 – 2 Maret 2011) adalah seorang Katolik Roma dan seorang politikus Pakistan. Ia terpilih menjadi Menteri Federal bagi Minoritas sejak 2008 hingga pembunuhannya pada 2 Maret 2011 di Islamabad.

Pada 2 Maret 2011, sejumlah orang bertopeng menghujani mobil Bhatti dengan peluru ketika ia meninggalkan rumah ibunya. Bhatti, seorang pengacara brilian dan satu-satunya menteri dari kalangan Kristen pada Kabinet Pakistan, terbunuh karena menentang Hukum Penghujatan Pakistan. David Cameron (Perdana Menteri Inggris) menyebutkan pembunuhannya sangat brutal dan tidak dapat diterima.

Dalam perannya sebagai seorang Menteri Federal bagi Minoritas, Bhatti seringkali mengkritik pelecehan terhadap Hukum Penghujatan Pakistan. Ia mengatakan bahwa hukum tersebut sering dijadikan dalih untuk menganiaya umat Kristen yang tidak berdosa. Dia tahu bahwa ia sedang membahayakan hidupnya dengan berkata secara terbuka. Hukum Pakistan dapat memaksakan eksekusi atau penjara bagi tindakan melawan Islam. Bhatti telah menerima ancaman pembunuhan sejak 2009. Ia memprediksikan kematiannya dalam sebuah video, di mana ia berkata dengan berani: “Saya percaya kepada Yesus Kristus yang telah memberikan hidup-Nya sendiri bagi kita... Saya hidup untuk komunitas saya... dan saya akan mati untuk membela hak-hak mereka.”

Pada Agustus 2009, setelah laporan bahwa sebuah Al-Quran “dilecehkan” di Provinsi Punjab, massa anti-Kristen membunuh delapan orang. Bhatti meminta perlindungan sipil dan legal yang lebih baik bagi komunitas Kristen. Dia juga seorang pembicara yang paling vokal dalam membela Asia Bibi, seorang wanita Kristen yang dijatuhi hukuman mati hanya karena ia “ditemukan bersalah” menghina Muhammad.

Pada tahun 1985, sebagai seorang mahasiswa, Bhatti meletakkan kepalanya di atas tembok pembatas ketika ia mendirikan dan memimpin Front Pembebasan Kristen Pakistan. Karya awalnya mencuat bagi orang Kristen, membuktikan persiapannya yang baik untuk menjadi ketua Aliansi Semua Minoritas Pakistan pada tahun 2002.

Bhatti hanya melayani selama 28 tahun dalam pemerintahan, tetapi sejak awal ia mengambil sejumlah langkah pendekatan yang berani dalam mendukung agama minoritas. Dia meluncurkan kampanye nasional bagi harmoni antar-iman dan mengajukan pidato kebencian terhadap suatu agama sebagai sesuatu yang ilegal. Ia juga mengajukan kuota bagi kaum minoritas dalam pos-pos pemerintahan.

Bhatti juga menjadi pioner dalam mendirikan National Interfaith Consultation pada Juli 2010 yang merupakan dorongan untuk menyatukan para pemimpin senior dari semua agama dan dari seluruh Pakistan dan berhasil membuat mereka menandatangani deklarasi bersama melawan terorisme.

Bhatti adalah seorang penerima banyak penghargaan prestisius, dari Human Rights Award pada tahun 2004 hingga International Freedom of Religion Award pada tahun 2009. Dia juga dianugerahi titel PhD oleh Universitas Korea Selatan sebagai pengakuan atas karya antar-iman yang dilakukannya.

Fakta bahwa Bhatti telah membayar dengan nyawanya untuk berdiri membela kaum minoritas Kristen sedang menginspirasi yang lain untuk melanjutkan karyanya. Pada 2 Juli 2011, Aid to the Church in Need dan The British Pakistani Christian Association mengirimkan petisi dengan lebih dari 6000 nama yang menyerukan tindakan untuk melindungi umat Kristen dan minoritas lainnya di Pakistan.

Tehrik-i-Taliban, sebuah kelompok radikal di Pakistan, memberitahu BBC Urdu bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan ini. “Orang ini dikenal sebagai seorang penghujat nabi (Muhammad)”, kata jurubicaranya, Ahsanullah Ahsan. “Kami akan terus mentargetkan semua yang berbicara melawan hukum yang menghukum mereka yang menghina nabi. Nasib mereka akan sama.”

Mari berdoa untuk umat Kristiani di Pakistan.

Pax et Bonum