Sabtu, 03 November 2012

Info Post

1. Arti Perkataan Apostolik. Dengan perkataan apostolik dimaksudkan secara umum bahwa Gereja yang sekarang ini dengan ajaran yang ia khotbahkan, dengan susunan hierarkis dan dengan pelayanan sakramentalnya adalah identik dengan apa yang diajarkan oleh Para Rasul; bahwa Ia pertama sekali menyampaikan pewartaan-Nya kepada mereka; bahwa Ia melengkapi mereka dengan kekuasaan ilahi agar mengambil bagian dalam kekuasaan-Nya; bahwa dengan demikian Ia mengirim mereka ke dunia berdasarkan perutusan yang Ia sendiri terima dari Bapa-Nya. Selanjutnya istilah itu juga menuntut bahwa para rasul telah melaksanakan perintah Kristus; bahwa mereka telah menjadi pondasi dan pendiri Gereja. Banyak orang telah menerima pengkhotbahannya dengan hati yang penuh percaya dan telah menggabungkan diri dengannya. Ia juga menuntut bahwa para rasul sesuai dengan kehendak Kristus telah melanjutkan dan melimpahkan kewibawaan mengajarnya, kekuasaan imamatnya dan kekuasaan pimpinannya kepada orang-orang yang layak sebagai penggantinya dan penerusnya.

Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik

2. Kriterium. Jadi, sifat apostolik daripada Gereja berarti bahwa ia berhubungan lagi dengan para rasul melalui satu mata rantai pergantian dan bahwa ia baik ke dalam maupun ke luar, secara fundamental benar-benar identik dengan Gereja Para Rasul dan bahwa ia bersatu dengan Kristus melalui Para Rasul.
Sifat Apostolik ini mencakup kelanggengan sehingga ia tidak mungkin akan hilang dan roboh, baik oleh serangan dari luar, maupun oleh krisis dari dalam. Bantuan Kristus akan selalu mengamankan dia terhadap semuanya itu, seperti yang dapat dibuktikan hingga sekarang. Stabilitas ini tidak boleh diartikan secara kaku. Gereja adalah sesuatu yang hidup sehingga harus ada perkembangan dan pertumbuhan yang harus diterima.
Untuk menemukan identitas Gereja Para Rasul dengan Gereja Katolik yang sekarang, hendaklah kita menengok ke suksesi apostolik; di sanalah Gereja Kristus yang benar, yang Ia dirikan di atas Para Rasul di mana terdapat pengganti yang sah.
Baiklah kita mengambil tahta St. Petrus di Roma, yang merupakan pusat dan selanjutnya kita memperhatikan hubungan gereja-gereja dengan pusat itu. Di sana para paus saling berganti sejak Petrus. Di sanalah Gereja Katolik dan juga di segala tempat di mana ada persatuan dengan pengganti Petrus. Inilah suatu norma yang baik yang dapat dipergunakan.

3. Tanda dan Mujizat. Suksesi Apostolik yang benar hanya terdapat di dalam Gereja Katolik. Memang, gereja-gereja lain juga mempunyai sebagian unsur dari sifat apostolik ini, tetapi hanya Gereja Katolik yang memilikinya secara utuh. Dengan demikian kita mempunyai bukti bahwa ialah Gereja Kristus, oleh karena ia identik dengan apa yang telah didirikan oleh Kristus. Di samping itu pemeliharaan sifat yang asli selama sekian banyak abad, di tengah sekian banyak kesukaran dan bahaya merupakan suatu mujizat dan suatu tanda sah bantuan ilahi.

Oleh Pater Herman Embuiru, SVD dalam buku “Aku Percaya” hlm. 151-152
Pax et Bonum
follow Indonesian Papist's Twitter