Senin, 12 November 2012

Info Post

Public Domain 
Inilah buah tobat, inilah keuntungan air mata: hati yang remuk redam tidak akan terpikat lagi oleh hawa nafsu. Demikian pula halnya dengan kita:  boleh jadi seseorang itu dihiasi dengan mahkota; tetapi bila ia melukai hati kita, maka kita akan meremehkan persahabatannya. Sebab tiada sesuatu yang lebih hina daripada seseorang, kendati ia raja, yang diperbudak oleh perbuatan tercela; seperti juga tidak ada yang lebih luhur daripada seseorang yang mempunyai keutamaan kendati ia tawanan.

“Tuhan telah mendengarkan tangisanku” si pengarang Mazmur tidak berkata begitu saja: “Tuhan telah mendengarkan suaraku”, melainkan “suara tangisku”. Lihatlah, betapa berlimpah-limpah dan kaya si pengarang Mazmur mengemukakan perkaranya: “Suara dan tangis”! Dengan “suara”, tidak ia maksudkan lantangnya teriak, melainkan perasaan jiwa; Dan “tangis”, tidak ia maksudkan hanya apa yang dicucurkan mata, tetapi juga apa yang keluar dari dalam hati. Sebab siapa yang melakukan tobat dan didengarnya Allah, tentulah ia juga memperoleh anugerah ini, yakni bahwa ia menjauhkan pergaulan dengan orang-orang jahat.

“Semua musuhku mendapat malu dan sangat terkejut; mereka mundur dan mendapat malu dalam sekejapan mata.” Doa ini sangat bermanfaat; dan menurut pendapatku, doa itu mengandung rasa malu dan penyesalan batin. Sebab siapa yang berkelakuan jahat, meninggalkan kejahatannya jika ia merasa malu dan berubah batin. Sebagaimana kalau kita melihat seseorang mendekati tubir dan tempat yang curam, kita akan mencegah dia dengan berkata: “Hai manusia, mau ke mana? Di depanmu kan ada jurang menganga!” demikian pulalah si pengarang Mazmur ingin supaya  orang jahat berbalik. Demikian pula orang akan binasa, bila ia tidak segera mengekangi kudanya yang lari tegar. Oleh karena itu, saudara-saudara, hendaklah kita pun mengambil obat yang mengerjakan keselamatan kita, yakni melakukan pertobatan, yang melenyapkan dosa-dosa kita. Akan tetapi pertobatan itu bukan yang dinyatakan dengan melenyapkan noda-noda kejahatan dari dalam hati. Sebab sang nabi berkata: “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku.” (Yes 1:1-16). Mengapa kelimpahan kata-kata ini? tidak cukupkah mengatakan saja: “Jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari hatimu” untuk menerangkan selurh maksud? Mengapa masih ditambahkan: “Dari depan mata-Ku?” Sebab lainlah cara mata manusia memandang, lain pula Tuhan memandang, yakni: “manusia memandang muka, sedangkan Tuhan memandang ke dalam hati.” Ia berkata: “Janganlah menjalankan pertobatan secara lahiriah saja, tetapi tunjukkanlah hasil pertobatan itu di depan mata-Ku, yang melihat apa yang tersembunyi.”


Pax et Bonum