Sabtu, 20 April 2013

Info Post


Penampakan di Emaus
Sesudah kebangkitan menyusullah suatu jangka waktu yang tidak dapat dilupakan oleh Para Rasul. Yesus tidak membataskan diri pada satu penampakan lalu selanjutnya menghilang dalam kemuliaan Bapa. Tidak. Dengan banyak tanda, Ia membuktikan bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah (Kis 1:3).
Dengan menampakkan diri berulang kali, Ia hendak menyatakan kepada Para Rasul bahwa kebangkitan-Nya bukanlah suatu khayalan. Santo Paulus mengemukakan salah satu penampakan di mana Ia menampakkan diri kepada lebih dari limaratus saudara sekaligus (1 Kor 15:6). Harus ada alasan yang kuat dan yang masuk akal untuk kepercayaan. Dan kesaksian itu harus merupakan fakta sejarah yang tidak dapat diganggu-gugat. Hanya beberapa dari penampakan ini ditulis dengan panjang lebar oleh pengarang Injil: penampakan pada hari kedelapan dengan pengakuan Tomas; penampakan di tepi danau; penampakan pada hari kenaikan.

Masih ada lagi beberapa sebab lain mengapa Yesus menampakkan diri. Ia ingin memberikan kepada Para Rasul-Nya beberapa minggu ketenangan dan penghiburan. Kepergian-Nya tidak boleh terlalu cepat dan seketika; pergaulan dengan Yesus masih harus berlangsung beberapa waktu lamanya. Dan pergaulan dengan Dia dapat mereka rasakan di daerah Galilea. Para Rasul sudah mendapat pesan dari malaikat agar pergi ke sana. Mereka mulai berjalan menuju tempat itu ketika pesta Paskah dan oktafnya sudah lewat. Para Rasul merasa diri tidak enak dan aman di Yerusalem walaupun Yesus telah bangkit. Di sana mereka selalu tinggal di rumah dengan pintu tertutup karena takut akan orang Yahudi, sedangkan di Galilea mereka dapat bergerak bebas.
Maksud Yesus menjangkau lebih jauh lagi. Melalui kontak berulang kali, Para Rasul harus mengerti bahwa kehidupan Yesus sesudah kebangkitan adalah asing dan penuh rahasia bagi mereka. Dan mereka sendiri dapat menyaksikan bahwa pergaulan dengan Yesus tidak sama lagi seperti dahulu. Cara bagaimana Ia datang dan hilang merupakan rahasia yang tidak dimengerti.

Di samping itu, masih ada banyak masalah yang harus dipelajari dan dimengerti oleh Para Rasul. Bukan masalah baru, tetapi masalah lama yang harus dimengerti lebih baik. Ia berkata: “Inilah perkataanKu, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa dan Kitab Nabi-nabi dan Kitab Mazmur.” Lalu Ia membuka pikiran mereka dan mereka mengerti Kitab Suci (Luk 24:44).

Itulah inti daripada pembicaraan tentang Kerajaan Allah (Kis 1:3). Ia juga berbicara dengan mereka tentang beberapa masalah yang lebih konkrit dan penting karena mereka sudah menjadi lebih matang. Ia berbicara tentang kuasa untuk mengampuni dosa dan sekaligus Ia memberi mereka kuasa itu; Ia mengangkat Petrus sebagai kepala Gereja. Ia berjanji akan memberi bantuan-Nya secara terus-menerus. Sekarang mereka mengerti tugasnya dengan sesungguhnya. Yesus berkata kepada mereka: “KepadaKu telah diberi segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:18-20).

Pater Herman Embuiru, SVD.  Aku Percaya hlm. 111-112