Sabtu, 04 Mei 2013

Info Post
Mengikuti Yesus menuntut ketaatan kepada perintah-perintah Allah. Hukum Lama tidak dihapuskan, manusia diundang untuk menemukannya dalam pribadi Guru Ilahi yang melaksanakannya dengan sempurna dalam diri-Nya, mengungkapkan makna kepenuhannya dan memaklumkan nilai abadinya.b

Lukisan pada bagian ini menyajikan Kristus yang mengajar para murid-Nya dalam Khotbah di Bukit (Mat 5-7). Bagian-bagian penting dari khotbah ini ialah sabda bahagia, pemenuhan hukum lama, doa, doa Bapa Kami, pengajaran tentang puasa dan undangan kepada para murid untuk menjadi garam dan terang dunia.o

Khotbah di Bukit
Gunung dengan ketinggiannya di atas bumi dan kedekatannya dengan langit menggambarkan tempat khusus untuk perjumpaan dengan Allah. Yesus Sang Guru yang duduk di atas batu karang seperti sebuah singgasana dengan jari telunjuk tangna kanan yang menunjuk ke langit, menggambarkan asal ilahi dari Sabda Kehidupan dan Kebahagiaan-Nya. Gulungan kertas yang dipegang-Nya pada tangan kiri melambangkan pemenuhan pengajaran-Nya yang Dia percayakan sepenuhnya kepada Para Rasul yang diundang untuk mewartakan Injil kepada segala bangsa, membaptis mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.n

Dua belas Rasul yang membentuk suatu lingkaran pada kaki Sang Guru, semuanya mempunyai halo (lingkaran di kepala) untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada Kristus dan saksi kesucian mereka dalam Gereja. Hanya satu dari mereka, setengah tersembunyi, yang mempunyai halo hitam, menunjukkan ketidaksetiannya kepada gambar gembira. Pewartaan Kerajaan Allah oleh Yesus bukanlah kata-kata kosong dan tidak konsisten, tetapi tindakan yang efektif dan berdaya guna. Kisah orang lumpuh di Kapernaum, yang diceritakan oleh ketiga Injil Sinoptik, mempunyai makna dalam hubungan dengan hal ini.u

“Sesudah itu, naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian, sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka, dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, “Percayalah, hai anakku, dosamu sudah diampuni.” Maka, berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya, “Ia menghujat Allah.” Tetapi, Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: “Dosamu sudah diampuni”, atau mengatakan: “Bangunlah dan berjalanlah” ? Tetapi, supaya kamu tahu bahwa di dunia ini, Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa – lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu.” Dan, orang itu pun bangun lalu pulang.” (Mat 9:1-7) m

Dalam episode ini, penyembuhan fisik tidak lain tidak bukan daripada wajah yang tampak dari mujizat spiritual pembebasan dari dosa. Penyembuhan dan pengampunan menjadi ciri khas kegiatan pengajaran Yesus, Sang Guru Ilahi.

Kompendium Katekismus Gereja Katolik 145-146.