Sabtu, 12 Oktober 2013

Info Post

Oratio ante colligationem in interrete:
Omni­potens aeterne Deus, qui secundum imaginem Tuam nos plasmasti et omnia bona, vera, et pulchra, praesertim in divi­na persona Unigeniti Fi­lii Tui Domini nostri Iesu Christi, quaerere iussi­sti, praesta, quaesumus, ut, per intercessionem Sancti Isidori, Epi­scopi et Doctoris, in peregrinationibus per interrete, et manus oculosque ad quae Tibi sunt placita intendamus et omnes quos conveni­mus cum caritate ac patientia accipiamus. Per Christum Dominum nostrum. Amen.

Doa sebelum berselancar di internet:
Allah yang kekal dan kuasa, yang menciptakan kami dalam rupa-Mu dan memanggil kami untuk mencari semua yang baik, benar, dan indah, terutama di dalam pribadi ilahi Putra-Mu yang tunggal, Tuhan kami Yesus Kristus, kami mohon, dengan pengantaraan Santo Isidorus, Uskup dan Pujangga Gereja, supaya dalam perjalanan kami di internet kami mengarahkan tangan dan mata kami kepada apa yang berkenan kepada-Mu dan memperlakukan semua orang yang kami temui dengan kasih dan kesabaran. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Demikianlah doa sebelum berselancar di internet yang dibuat oleh Romo John Zuhlsdorf dari Amerika Serikat. Dalam doa tersebut, disebutkan nama seorang santo yaitu Santo Isidorus yang berasal dari Sevilla. Siapakah Santo Isidorus dari Sevilla ini?


Santo Isidorus dari Sevilla lahir di Cartagena, Spanyol, pada sekitar tahun 566. Santo Isidorus adalah putra dari Severianus dan Theodora. Saudara laki-laki tertuanya, Santo Leander, adalah Uskup Sevilla. Saudara laki-lakinya yang lain, Santo Fulgentius, adalah Uskup Astigi. Sementara itu, saudara perempuannya, Santa Florentina, adalah seorang biarawati dan memimpin lebih dari 40 biara dengan lebih dari 1000 biarawati. Santo Isidorus adalah yang paling muda dari 4 bersaudara santo-santa ini.

Sejak kematian ayahnya, Santo Isidorus muda dibimbing dan diajar oleh saudara tertuanya, Santo Leander. Santo Isidorus muda sangat frustasi ketika ia tidak bisa belajar secepat yang dikehendaki oleh Santo Leander. Ia kemudian kabur namun ketika ia beristirahat di bawah sebuah pohon dan melihat tetesan-tetesan air jatuh terus-menerus ke atas batu dan membuat lubang pada batu tersebut. Di sini, Santo Isidorus menyadari bahwa bila ia tetap tekun dan berusaha keras untuk belajar, ia pasti bisa menguasai pelajaran-pelajaran tersebut. Santo Isidorus menjadi seorang yang rajin dan berhasil menguasai bahasa Latin, Yunani dan Ibrani yang sangat penting untuk memahami Kitab Suci. Ia adalah salah seorang terpintar di Sevilla. Ia kemudian ditahbiskan menjadi imam.

Setelah kematian Santo Leander, Santo Isidorus dipilih menggantikannya sebagai Uskup Sevilla. Santo Isidorus menjadi Uskup Sevilla pada masa orang-orang Visigoth, bangsa barbar, menguasai penuh seluruh Spanyol. Orang-orang ini menganut ajaran sesat Arianisme yang menolak keilahian Kristus dan membawa budaya barbarisme. Pada masa itu pendidikan semakin menghilang oleh budaya barbarisme ini. Santo Isidorus melihat pendidikan sebagai cara untuk meredam barbarisme sekaligus membawa orang-orang Visigoth kembali ke ajaran yang benar. Pada Konsili Toledo IV yang dimulai tanggal 5 Desember 633, Santo Isidorus ditunjuk memimpin konsili tersebut oleh persetujuan bulat para uskup yang hadir. Konsili ini mendekritkan seluruh keuskupan di Spanyol harus mendirikan seminari dan sekolah-sekolah untuk mendorong pendidikan Kristiani bagi para imam dan awam. Disiplin religius juga diteguhkan kembali. Berkat usaha promosi pendidikan yang dilakukan oleh Santo Isidorus, orang-orang Visigoth berhasil ditobatkan dari ajaran sesat arianisme dan akhirnya bersatu dengan Gereja Katolik. Budaya barbarisme mereka pun menghilang. Santo Braulio, Uskup Zaragoza, menyebutkan Santo Isidorus sebagai orang kudus yang diberikan oleh Allah untuk menyelamatkan orang-orang Spanyol dari arus barbarisme yang mengancam peradaban Spanyol.

Mengenai teologi, Kitab Suci dan Gereja Katolik; Santo Isidorus menulis banyak buku seperti “De Veteri et Novo Testamento quastiones” yang berisi tanya jawab mengenai Kitab Suci, "De fide catholica ex Veteri et Novo Testamento, contra Judaeos" yang berisi pembahasan mengenai iman Katolik dan Kitab Suci, "Sententiarum libri tres" yang adalah rangkuman teologi dogmatik dan moral, "De ecclesiasticis officiis" mengenai Liturgi dan Hierarki Gereja Katolik dan masih banyak lagi.

Santo Isidorus tidak hanya mendorong pendidikan religius tetapi juga pendidikan bahasa, hukum, ilmu alam dan obat-obatan. Santo Isidorus menuliskan sebuah ensiklopedia ilmu pengetahuan universal yang hingga sekarang masih dianggap sebagai salah satu ensiklopedia yang terbaik. Pada abad pertengahan (15 dan 16), beberapa abad sejak ditulis pada abad ke-7,  ensiklopedia ini tetap menjadi buku pegangan dan referensi berbagai institusi pendidikan.  Ensiklopedia itu berjudul “Etymologiae”, terdiri dari 20 buku mengenai berbagai cabang ilmu pengetahuan.
1. 3 buku pertama membahas mengenai teologi, filosofi, retorika, dialektika, dan logika.
2. Buku ke-4 membahas mengenai obat-obatan dan perpustakaan.
3. Buku ke-5 membahas mengenai hukum dan kronologi.
4. Buku ke-6 membahas mengenai kitab-kitab gerejawi.
5. Buku ke-7 membahas mengenai Allah dan hierarki surgawi dan duniawi.
6. Buku ke-8 membahas mengenai Gereja Katolik dan sekte-sekte di luar Gereja Katolik yang berjumlah tidak kurang dari 68 sekte.
7. Buku ke-9 mengenai bahasa-bahasa, etnografi, kerajaan-kerajaan dan gelar-gelar resmi.
8. Buku ke-10 mengenai etimologi.
9. Buku ke-11 mengenai manusia.
10. Buku ke-12 mengenai hewan-hewan.
11. Buku ke-13 mengenai dunia dan bagian-bagian di dalamnya.
12. Buku ke-14 mengenai geografi fisik.
13. Buku ke-15 mengenai pembangunan gedung-gedung publik dan pembuatan jalan.
14. Buku ke-16 mengenai batu-batuan dan logam.
15. Buku ke-17 mengenai pertanian (agrikultur).
15. Buku ke-18 mengenai terminologi perang, yurisprudensi dan kegiatan-kegiatan publik.
16. Buku ke-19 mengenai perkapalan, perumahan dan pakaian.
17. Buku ke-20 mengenai alat-alat rumah tangga, alat-alat pertanian dan furnitur-furnitur.
Buku “Etymologiae” inilah yang menjadi salah satu dasar mengapa Santo Isidorus dari Sevilla diangkat menjadi Santo Pelindung Aktivitas di Internet. Buku ini menjadi semacam antique database, pusat data yang antik, yang berisi informasi-informasi mengenai berbagai macam topik.

Selama hampir 36 tahun menjadi Uskup Sevilla, ketertarikan Santo Isidorus terhadap pendidikan tidak membuatnya lupa akan orang-orang miskin. Santo Ildefonsus dari Spanyol mencatat bahwa Santo Isidorus gemar beramal bagi orang-orang miskin. Ia sering menjamu makan orang-orang miskin di rumahnya sehingga rumahnya ramai dari pagi sampai malam dengan orang-orang miskin dari berbagai daerah di Spanyol. Santo Ildefonsus juga menceritakan bahwa pada saat menjelang ajalnya, Santo Isidorus memohon dua orang uskup datang menemuinya. Bersama dengan dua uskup tersebut, Santo Isidorus melakukan ritual tobat dan meminta Sakramen Pengakuan kepada salah seorang dari mereka. Santo Isidorus meminta kedua uskup itu untuk mendorong kehidupan beramal dan meminta agar uang keuskupan yang belum terpakai digunakan dan diberikan kepada orang-orang miskin. 4 hari kemudian, tanggal 4 April 636, Santo Isidorus meninggal dan ia dikuburkan di Katedral Sevilla di antara makam saudara dan saudarinya, Santo Leander dan Santa Florentina. Pada masa pendudukan Islam atas Spanyol, relikui Santo Isidorus dirusak dan dipindahkan. Ferdinandus, Raja Castille dan Leon menemukan kembali relikui Santo Isidorus dan menempatkannya di Gereja Santo Yohanes Pembaptis di Leon yang masih ada hingga sekarang. Pesta Santo Isidorus dari Sevilla dirayakan setiap tanggal 4 April. Santo Isidorus dari Sevilla digelari Doktor Gereja (Pujangga Gereja) oleh Paus Innosensius XIII pada tahun 1722. 

Referensi: 
Ensiklopedia Katolik
EWTN

pax et bonum