Langsung ke konten utama

Katolik Kafetaria

Katolik Kafetaria? Apa itu? Aliran barukah? Gereja barukah?

Bukan, Katolik Kafetaria bukanlah aliran baru atau Gereja baru. Katolik Kafetaria bukanlah istilah resmi dalam Gereja Katolik, melainkan istilah yang dibuat oleh orang Katolik di barat sana untuk menggambarkan orang-orang Katolik yang memutuskan untuk taat dan mengimani  ajaran-ajaran Gereja Katolik yang mereka sukai dan menolak ajaran-ajaran Katolik yang mereka tidak sukai. Mereka menyukai suatu ajaran Katolik lalu menaatinya dan menggembar-gemborkannya kepada orang lain. Tetapi ajaran yang tidak mereka sukai, mereka tidak taati dan kemudian mereka abaikan serta tentu tidak mereka wartakan kepada orang lain.


Hal ini tentulah salah. Hal ini yang tepatnya dilakukan oleh Martin Luther dan Calvin pada abad ke-16. Martin Luther dan Calvin, dua "Bapa Reformator" pertama, mencintai dan mengimani ajaran-ajaran Katolik mengenai Bunda Maria, termasuk Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda dan Bunda Maria Perawan Selamanya. Tetapi, Martin Luther dan Calvin menolak dan membuang ajaran Api Penyucian (Purgatorium) dan Keutamaan Paus yang telah diajarkan oleh Gereja selama 1500 tahun pada masa mereka. Tentu, Martin Luther dan Calvin tidak punya otoritas untuk menentukan ajaran yang benar dan yang salah tetapi mereka menekankan opini pribadinya. Luther sendiri juga menyebut Paus sebagai Antikristus, dan Gereja Katolik sebagai Pelacur Babilonia. Dengan kata lain, Luther adalah salah seorang Katolik Kafetaria.

Katolik Kafetaria masa sekarang tidak ada bedanya dengan Martin Luther dan Calvin, kecuali mereka tidak meninggalkan dan mendirikan gereja mereka sendiri yang dinamai dengan nama mereka. Tidak sedikit pula dari mereka yang menentang Paus dan menolak otoritas mengajar Gereja Katolik seperti yang tertulis pada Katekismus Gereja Katolik. Orang Katolik yang berpandangan liberal sangat menyukai ajaran Gereja mengenai keadilan sosial, imigrasi, dan pelayanan kesehatan, tetapi mereka sangat membenci ajaran Gereja Katolik mengenai kontrasepsi buatan, aborsi dan homoseksualitas. Jadi mereka dengan sendirinya menjadi “Paus” bagi diri mereka sendiri, menentukan apa yang benar dan apa yang salah bagi diri mereka sendiri.

Di sisi lain, orang Katolik yang berpandangan ultra-tradisional mencintai ajaran Gereja mengenai Perayaan Ekaristi, Para Malaikat, Liturgi tetapi mereka sendiri juga menolak Paus, terutama karena “Misa Baru” yaitu Misa Forma Ordinaria/Novus Ordo yang Gereja Katolik rayakan secara luas sekarang. Mereka juga menolak Konsili Vatikan II dan menganggap konsili ini sesat. Mereka hanya menginginkan Misa Latin Tradisional/Tridentinum dan percaya dalam hati mereka bahwa Misa yang sekarang adalah sesat. Mengenai hal ini, Gereja Katolik menyatakan bahwa Misa Forma Ordinaria/Novus Ordo dan Misa Forma Ekstraordinaria/Tridentinum/Misa Latin Tradisional adalah sama-sama sah dan tidak dilarang untuk dirayakan di seluruh Gereja Katolik yang ada di dunia. Mereka ini disebut sedevacantist, yaitu orang yang percaya bahwa Tahta St. Petrus saat ini masih kosong sejak tahun 1958 ketika Paus Pius XII meninggal. Bagi mereka, Paus sesudah Paus Pius XII adalah paus sesat (yaitu Paus Yohanes XXIII, Paus Paulus VI, Paus Yohanes Paulus I, Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI)

Kedua tipe orang Katolik seperti ini adalah salah. Kita sebagai awam tidak mengambil dan memilih mana ajaran-ajaran Gereja Katolik yang ingin kita percayai dan mana yang tidak. Yesus mendirikan Gereja Katolik pada tahun 33 AD, di mana Ia memberikan kunci-kunci Kerajaan Surga kepada Petrus, yang meneruskan kunci-kunci tersebut kepada para paus penggantinya. Yesus berkata bahwa alam mau tidak akan menguasai Gereja-Nya. (bdk Mat 16:18-19). Berkata bahwa paus setelah tahun 1958 adalah sesat maka hal ini berarti bahwa alam maut telah berhasil melawan Gereja-Nya.

Yesus juga menjanjikan bahwa Roh Kudus akan membimbing Gereja-Nya kepada kebenaran. Meyakini bahwa ajaran Gereja salah mengenai kontrasepsi buatan dan aborsi, berarti meyakini bahwa Roh Kudus membimbing Gereja pada kekeliruan.

Gereja Katolik bukanlah seperti kafe di mana kita dapat memilih mana yang kita suka dan mana yang tidak. Dalam Gereja Katolik, kita tidak dapat memutuskan mana ajaran resmi Gereja yang benar dan mana yang tidak berdasarkan penafsiran kita pribadi atas Kitab Suci dan Tradisi Suci. Seperti kata Uskup Agung Charles Chaput, OFM. Cap., Uskup Agung Philadelphia: “If they don’t believe what the church teaches, they’re not really Catholic.” dan seperti kata St. Ignatius Loyola yaitu bahwa kita harus “berpikir bersama dengan Gereja, sentire cum Ecclesia”, mengikuti pikiran Gereja.

Beberapa ayat Kitab Suci mengenai Ketaatan:

Mat 16:18-19 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Mat 28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Rom 1:5 Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya.

2 Kor 9:13 Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang,

2 Tes 2:15 Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada tradisi-tradisi yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.

1 Yoh 4:6 Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.

1 Pet 1:14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,

1 Pet 1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.


pax et bonum 


Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Leo XIV

  Lambang Paus Leo XIV terdiri dari perisai yang dibagi menjadi dua sektor, yang masing-masing membawa pesan yang mendalam. Di sisi kiri, dengan latar belakang biru, terdapat bunga lili putih bergaya, simbol tradisional kemurnian dan kepolosan. Bunga ini, yang sering dikaitkan dengan Perawan Maria, langsung membangkitkan dimensi Maria dalam spiritualitas Paus. Ini bukan sekadar seruan pengabdian, tetapi indikasi yang tepat tentang sentralitas yang ditempati Perawan Maria yang Terberkati dalam cara Gereja: model mendengarkan, kerendahan hati, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Di sisi kanan perisai, dengan latar belakang putih, digambarkan Hati Kudus Yesus, tertusuk anak panah dan terletak di atas buku yang tertutup. Gambar ini, yang intens dan penuh makna, merujuk pada misteri pengorbanan penebusan Kristus, hati yang terluka karena cinta kepada manusia, tetapi juga pada Sabda Tuhan, yang diwakili oleh buku yang tertutup. Buku yang tertutup ini menunjukkan bahwa kebenaran ...