Langsung ke konten utama

Apologetika singkat kontra Argumen Keterkejutan untuk Yohanes 20:28

Banyak orang non-kristen sekarang membaca ayat Yohanes 20:28 dengan menggunakan perspektif sekarang bukan mencoba mengetahui latar belakang Thomas yg adalah Yahudi. Memang orang-orang sekarang dengan gampang berkata "oh my god" untuk sesuatu yang mengejutkan. Tapi apakah Thomas demikian?? TIDAK, karena dia seorang yahudi dan yahudi sesuai dgn 10 perintah Allah dilarang MENYEBUTKAN NAMA TUHAN SECARA SEMBARANGAN. So, berdasarkan hal ini saja, argumen keterkejutan adalah argumen yang DIPAKSAKAN.Mari ke Yohanes 20:28
Jn 20:28 kai apekriqh o qwmaV kai eipen autw o kurioV mou kai o qeoV mou
kita harus cukup jeli melihat ayat ini. sebelum kata "kurioV" dan "qeoV" didahului oleh article "o". article "o" inilah yg membuat kata2 ini menjadi vokatif, arti "o" ini sendiri adalah "the".

Kata kunci lain adalah "eipen autw" yang berarti "said to Him". Sudah jelas hal ini menunjukkan Thomas berbicara kepada Yesus. Frase "o kurioV mou" dan "o qeoV mou" menunjukan possesion (kepemilikan) yang arti literalnya dalam bahasa inggris adalah "The Lord of me" dan "The God of me".

Bandingkan dengan
Mk 15:34 kai th wra th ennath ebohsen o ihsouV fwnh megalh legwn elwi elwi lamma sabacqani o estin meqermhneuomenon o qeoV mou o qeoV mou eiV ti me egkatelipeV

Mrk 15:34 Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Lihat disini bahwa ternyata kata "qeoV" didahului article "o" dan ini menunjukan keadaan "berbicara kepada".

Argumen Keterkejutan sekali lagi tidak berdasar dan gugur jika dihadapkan dengan pernyataan-pernyataan di atas.  

==================
Keterangan: ayat-ayat dalam Bahasa Yunani diambil dari situs ekaristi dot org
Pax et Bonum

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

“Kelompok Kategorial” Menurut Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik

Sulit untuk menemukan istilah “Kelompok Kategorial” atau “Kelompok Kategorial Katolik” dalam dokumen-dokumen resmi Gereja Universal. Tampaknya istilah ini (dan juga istilah kelompok kategorial) hanya umum berlaku di Indonesia, diperkenalkan dalam rangka melaksanakan reksa pastoral Gereja Indonesia.     Di samping itu, terdapat pula perbedaan definisi mengenai “Kelompok Kategorial Katolik” ini dalam berbagai paroki. Dalam artikel ini akan diangkat beberapa contoh.