Senin, 11 Februari 2013

Info Post


Bapa Suci Benediktus XVI Mengunjungi Makam Paus St. Selestinus V di Gereja St. Maria di Collemaggo yang rusak parah karena gempa bumi tahun 2009. Makam Paus St. Selestinus V bebas dari kerusakan akibat gempa. source:  catholicweekly.au
Pada tanggal 28 April 2009, Paus Benediktus XVI datang mengunjungi Makam Paus St. Selestinus V di Gereja Santa Maria di Collemaggio yang rusak parah karena gempa bumi tahun 2009 di Italia. Untuk menandai hari ulang tahun ke-800 Paus St. Selestinus V, Paus Benediktus XVI memproklamirkan Tahun Selestinus dari 28 Agustus 2009 hingga 29 Agustus 2010. Siapakah Paus St. Selestinus V? Ia adalah seorang Kudus, seorang biarawan Benediktin pengikut spiritualitas St. Benediktus dari Nursia yang terpilih sebagai Paus namun kemudian mengundurkan diri dari tahta kepausannya.


Hari ini, 11 Februari 2013, Bapa Suci Benediktus XVI yang mengambil nama St. Benediktus dari Nursia sebagai nama kepausannya, mengikuti jejak Paus St. Selestinus V, mengumumkan bahwa Beliau akan mengundurkan diri pada 28 Februari 2013 pukul 20.00.  Alasannya adalah Paus Benediktus XVI menyatakan tidak mampu lagi melaksanakan tugas pelayanannya karena kesehatan yang semakin memburuk. Pengumuman ini bisa dibaca sendiri di situs radio resmi dan situs berita resmi Vatican di mana terdapat rekaman suara Bapa Suci yang mengumumkan pengunduran diri Beliau.
http://en.radiovaticana.va/articolo.asp?c=663815

Bagaimanakah kita menanggapi soal ini? haruskah kita panik dan ketakutan?

Berita pengunduran ini memang mengejutkan banyak pihak dan reaksi terhadap pernyataan Paus ini beragam; dari yang terkejut sekali, mengejek, sedih, marah dan sebagainya.

Secara pribadi, Indonesian Papist merasa sangat sedih sekali dikarenakan Bapa Suci Benediktus XVI adalah seorang Paus yang teguh dan tegas. Banyak tulisan telah Beliau hasilkan sejak ditahbiskan sebagai Imam hingga dipilih Roh Kudus menjadi Paus bagi lebih dari 1 milyar umat Katolik di dunia. Pada masa Beliaulah, saya bisa mengenal iman Katolik lebih dalam dan berani untuk mempertanggungjawabkannya melalui apologetika dan mewartakannya di dunia maya. Pada masa Beliau jugalah, saya bisa merasakan Misa Latin Tradisional, Misa Tridentinum.

Sejak pengunduran diri Beliau nanti, Tahta Suci akan memasuki fase "Sedevacante", Tahta sedang Kosong, di mana Para Kardinal Gereja Katolik akan mempersiapkan konklaf untuk memilih Paus berikutnya.

Paus Benediktus XVI, berdasarkan sejarah, bukanlah Paus pertama yang mengundurkan diri. Seorang Paus, meskipun tidak lazim, dapat mengundurkan diri dari Tahta Suci. Bapa Suci dapat mengundurkan diri jika ia menghendakinya. Kitab Hukum Kanonik menyatakan, “Apabila Paus mengundurkan diri dari jabatannya, maka untuk sahnya dituntut agar pengunduran diri itu terjadi dengan bebas dan dinyatakan semestinya, tetapi tidak dituntut bahwa harus diterima oleh siapa pun” (Kan 332 no 2). Namun demikian, jika seorang paus dipilih sebagai Penerus St Petrus, Gereja mengharapkan bahwa ia tetap mengemban jabatannya hingga akhir hayatnya.

Paus pertama yang mengundurkan diri adalah Paus St Pontianus yang dipilih sebagai Penerus St Petrus pada tanggal 21 Juli 230. Dalam masa penganiayaan umat Kristiani di bawah Kaisar Maximinus Thrax, St Pontianus dibuang ke Sardinia dan dijatuhi hukuman kerja paksa di tambang garam, di mana tak seorang pun diharapkan keluar dalam keadaan hidup dari sana. Sebab itu, ia mengundurkan diri sebagai paus pada tanggal 28 September 235 guna memungkinkan pemilihan seorang paus baru, St. Anterus, yang dapat menggembalakan Gereja. Paus St Pontianus wafat sebagai martir pada tahun 236 (atau 237), karena perlakuan keji terhadapnya atau karena suatu pukulan yang mematikan.

Paus lain yang mengundurkan diri adalah St Selestine V, yang dipilih sebagai paus pada tanggal 5 Juli 1294 dan dinobatkan pada tanggal 29 Agustus. St Selestine adalah seorang biarawan Benediktin yang menikmati hidup sebagai seorang pertapa dan terkenal karena spiritualitasnya. Guna mengakhiri jalan buntu Dewan Kardinal, ia dipilih sebagai paus meskipun usianya telah 84 tahun. Segera saja ia menjadi korban muslihat para kardinal dan kaum bangsawan. Ia mengundurkan diri pada tanggal 13 Desember 1924 dan kembali ke biaranya. Penerusnya, Paus Bonifasius VIII, memerintahkan agar St Selestine dipenjarakan, agar tak memungkinkan adanya usaha untuk menaikkannya ke tahta lagi. Paus St Selestine wafat pada tanggal 19 Mei 1295.

Paus Gregorius XII (1406 - 1415) terpilih sebagai paus yang sah pada masa di mana ada dua paus tandingan: Anti Paus dari Avignon - Benediktus XIII - yang didukung oleh raja Perancis; dan Anti Paus dari Pisa - Yohanes XXIII - yang didukung oleh Konsili Pisa yang diselenggarakan oleh kaum pembelot. (Perlu diingat bahwa kedua nama yang disebut belakangan tersebut bukanlah paus yang sesungguhnya.) Pada akhirnya, dalam Konsili Konstans (yang merupakan konsili resmi), guna memulihkan Gereja, Paus Gregorius XII secara resmi mengundurkan diri, Benediktus XIII mengundurkan diri dan Yohanes XXIII dipaksa turun tahta; lalu dipilihlah Paus Martin V (1417 - 1431) sebagai penerus sah St Petrus, menggantikan Paus Gregorius X.

Oleh karena itu, apa yang bisa kita lakukan sekarang adalah mendukung dan menghargai keputusan Bapa Suci Benediktus XVI ini dan mendoakan Beliau supaya selalu dilindungi dan diberkati Allah. Marilah kita doakan semoga Roh Kudus memilih pengganti Beliau yang kudus untuk menggembalakan kita.

Oh Santo Petrus, doakanlah Paus Benediktus XVI. Amin

Referensi: Pater William Saunders: Can A Pope Retire?
Pax et Bonum