Langsung ke konten utama

Mariologi sungguh bagian dari Teologi


Mungkin ada yang bertanya mengapa dalam ilmu Teologi Katolik, ditemukan cabang ilmu yang disebut Mariologi (Ilmu yang mempelajari mengenai Maria – seorang ciptaan Allah). Mempelajari Maria dalam teologi mungkin menurut mereka terlihat sebagai sebuah salah satu gangguan terhadap fokus teologi, yaitu Allah sendiri.

Bagaimana kita sebagai Katolik menanggapinya?

Mariologi dimasukkan ke dalam teologi karena semua yang Gereja ajarkan mengenai Maria itu berdasarkan pada ajaran Yesus Kristus.


Ini sebuah kutipan penting dari Katekismus Gereja Katolik mengenai isu ini:
Apa yang Gereja Katolik percaya dan ajarkan tentang Maria, berakar dalam iman akan Kristus, tetapi sekaligus juga menjelaskan iman akan Kristus. (KGK 487)
Ini sebuah contoh bagaimana pernyataan ini terbukti:

Pada abad ke-5, sebuah pertanyaan mengenai Maria muncul pada episenter dari sebuah pertarungan teologis besar: Dapatkah Bunda Maria disebut Bunda Allah?

St. Sirillus, Patriark Alexandria
St. Sirillus, Patriark Alexandria, mengajarkan bahwa karena Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh Allah, maka Maria memiliki hak untuk mendapatkan gelar Bunda Allah.

Nestorius, Patriark Konstantinopel, percaya bahwa pernyataan ini adalah penghujatan terhadap Allah. Ia berkata, “Allah tidak dapat memiliki ibu! Maria dapat disebut Bunda Kristus tetapi ia tidak dapat disebut Bunda Allah.”

Pada tahun 431 M, sebuah Konsili besar Para Uskup diadakan di Efesus untuk menyelesaikan pertarungan teologis antara dua Patriark ini. Setelah debat besar, dengan berdasarkan otoritas Paus Roma dan Konsili, Para Uskup menyatakan bahwa Pandangan Nestorius menyebabkan pemisahan heretikal (sesat) dalam kodrat Yesus Kristus. Maria memberikan kelahiran kepada seorang Pribadi Yesus Kristus secara utuh.

Jika Maria hanya memberikan kelahiran kepada pribadi manusia Yesus tetapi tidak kepada pribadi ilahi-Nya, maka ada pemisahan antara kemanusiaan Kristus dan keilahian Kristus sehingga ada Dua Pribadi dalam Yesus Kristus, yaitu Pribadi Manusia Kristus sendiri dan Pribadi Sang Sabda Allah. Dan bila ada pemisahan demikian, maka Yesus Kristus bukan lagi sungguh Allah sungguh Manusia dan dengan demikian Injil keliru. Tentu pandangan seperti ini ditolak.

Council of Ephesus
Apa yang ditegaskan oleh Konsili Efesus adalah bahwa Tuhan Yesus Kristus itu adalah Satu Pribadi yang memiliki dua kodrat, kodrat Ilahi dan kodrat manusia. Maka ditegaskan bahwa Yesus Kristus itu sungguh Allah sungguh manusia. Di dalam diri Yesus Kristus tidaklah Dua Pribadi yang berbeda seperti yang diajarkan Nestorius.

Dan karena Satu Pribadi Yesus Kristus itu sungguh Allah sungguh manusia, maka sangatlah tepat untuk menyebut Bunda Maria Sang Bunda Allah. Bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Nestorius, justru mengatakan Bunda Maria bukan Bunda Allah merupakan penghujatan terhadap Allah sendiri. Di samping itu, pernyataan ini juga memuliakan Allah dengan memberikan terang mengenai misteri besar penyelamatan manusia, yaitu Misteri Inkarnasi.

Dengan demikian, terselesaikanlah salah satu kontroversi kristologis dan teologis yang terpenting dalam sejarah Gereja. Sebuah pertanyaan mengenai identitas Maria adalah sungguh sebuah pertanyaan kristologis sekaligus teologis dengan implikasi pada jantung dari Injil itu sendiri.

Mariologi adalah sungguh bagian dari Teologi. 
Pax et Bonum

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Leo XIV

  Lambang Paus Leo XIV terdiri dari perisai yang dibagi menjadi dua sektor, yang masing-masing membawa pesan yang mendalam. Di sisi kiri, dengan latar belakang biru, terdapat bunga lili putih bergaya, simbol tradisional kemurnian dan kepolosan. Bunga ini, yang sering dikaitkan dengan Perawan Maria, langsung membangkitkan dimensi Maria dalam spiritualitas Paus. Ini bukan sekadar seruan pengabdian, tetapi indikasi yang tepat tentang sentralitas yang ditempati Perawan Maria yang Terberkati dalam cara Gereja: model mendengarkan, kerendahan hati, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Di sisi kanan perisai, dengan latar belakang putih, digambarkan Hati Kudus Yesus, tertusuk anak panah dan terletak di atas buku yang tertutup. Gambar ini, yang intens dan penuh makna, merujuk pada misteri pengorbanan penebusan Kristus, hati yang terluka karena cinta kepada manusia, tetapi juga pada Sabda Tuhan, yang diwakili oleh buku yang tertutup. Buku yang tertutup ini menunjukkan bahwa kebenaran ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...