Langsung ke konten utama

Santa Perawan Maria Bunda Penasihat Baik (Mater Boni Consilii)


 Pada Pesta Santo Markus, 25 April 1467, masyarakat Genazzano, Italia menyaksikan pemandangan yang luar biasa. Awan turun ke atas gereja kuno yang didedikasikan untuk Santa Perawan Maria, Bunda Penasihat Baik (Mater Boni Consilii).  Ketika awan menghilang, gambar Bunda Maria dan Kanak-kanak Yesus terungkap yang belum pernah ada sebelumnya. Gambar, pada selembar kertas tipis, ditangguhkan secara ajaib. Segera setelah kemunculan patung itu, banyak keajaiban dikaitkan dengan perantaraan Santa Perawan Maria Bunda Penasihat Baik. Karena itu, Paus Paulus II memerintahkan penyelidikan dan hasilnya disimpan.

Belakangan diketahui bahwa gambar yang sama telah terlihat di sebuah gereja yang didedikasikan untuk Kabar Sukacita di Scutari, Albania. Patung di gereja ini konon tiba di sana dengan cara yang ajaib. Kini, gambar tersebut telah dipindahkan dari Albania secara ajaib untuk menghindari penistaan dari invasi.

Sebuah komisi penyelidikan menetapkan bahwa potret dari gereja memang hilang. Ruang kosong dengan ukuran yang sama dengan potret ditampilkan untuk dilihat semua orang.

Banyak mukjizat terus dikaitkan dengan Santa Perawan Maria Bunda Penasihat Baik. Paus Santo Pius V, misalnya, memuji kemenangan dalam Pertempuran Lepanto karena perantaraannya. Beberapa Paus telah menyetujui gambar ajaib itu. Pada tahun 1682 Paus Innosensius XI memahkotai potret dengan emas. Pada tanggal 2 Juli 1753 Paus Benediktus XIV menyetujui Santa Perawan Maria Bunda Penasihat Baik, dan menjadi orang pertama yang memakainya.

Pada tahun 1884, sebuah Misa khusus dan Pesta Santa Perawan Maria, Bunda Penasihat Baik disetujui oleh Paus Leo XIII. Selama lebih dari 500 tahun gambar tersebut terus menarik peziarah yang tak terhitung jumlahnya. Meskipun sebagian besar gereja dihancurkan selama Perang Dunia II, gambar itu tetap utuh—dan terus ditangguhkan secara ajaib. (Sumber: Catholic Culture)

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Leo XIV

  Lambang Paus Leo XIV terdiri dari perisai yang dibagi menjadi dua sektor, yang masing-masing membawa pesan yang mendalam. Di sisi kiri, dengan latar belakang biru, terdapat bunga lili putih bergaya, simbol tradisional kemurnian dan kepolosan. Bunga ini, yang sering dikaitkan dengan Perawan Maria, langsung membangkitkan dimensi Maria dalam spiritualitas Paus. Ini bukan sekadar seruan pengabdian, tetapi indikasi yang tepat tentang sentralitas yang ditempati Perawan Maria yang Terberkati dalam cara Gereja: model mendengarkan, kerendahan hati, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Di sisi kanan perisai, dengan latar belakang putih, digambarkan Hati Kudus Yesus, tertusuk anak panah dan terletak di atas buku yang tertutup. Gambar ini, yang intens dan penuh makna, merujuk pada misteri pengorbanan penebusan Kristus, hati yang terluka karena cinta kepada manusia, tetapi juga pada Sabda Tuhan, yang diwakili oleh buku yang tertutup. Buku yang tertutup ini menunjukkan bahwa kebenaran ...