Langsung ke konten utama

Roh Kudus dan Gereja



 Roh Kudus diberikan untuk selama-lamanya

Kejadian yang mengherankan di pagi hari Pentakosta itu dan manifestasi yang dapat ditangkap oleh indera manusia, tidak terulang lagi. Tetapi itu tidak berarti bahwa apa yang terjadi pada hari itu hanya bersifat sementara saja. Tidak karena Roh Kudus yang dianugerahkan oleh Kristus kepada Gereja, tidak pernah meninggalkannya lagi sejak itu, dan umat beriman selalu dapat mengharapkan bantuan-Nya.

Memang benar bahwa di zaman purba tanda-tanda Roh Kudus begitu mengherankan dan begitu nyata dalam banyak orang beriman. Tetapi itu sudah sesua dengan kebutuhan zaman. Gereja baru saja didirikan dan belum mempunyai akar yang kuat di dalam banyak orang. Tanda-tanda semacam itu sekarang ini sudah tidak biasa terjadi lagi, tetapi itu tidak berarti, bahwa Ia sudah tidak tinggal lagi di tengah kita. Manifestasi yang mengherankan sudah tidak perlu lagi dewasa ini, oleh karena Gereja sendiri dengan kekudusannya, universalitasnya, kesuburannya, dan kelestariannya sudah menjadi suatu tanda ilahi yang jauh lebih nyata daripada dahulu. Juga sekarang Roh itu tinggal di dalamnya, dan ia selalu akan tinggal di dalamnya, karena Ia telah diberikan untuk tinggal selama-lamanya.

Hubungan Roh Kudus dan Gereja

Roh yang diberikan oleh Kristus kepada Gereja-Nya adalah sumber segala kebaikan. Ia adalah Roh Kebenaran. Yoh 15:26, karena Ia akan menyampaikan apa yang diterimaNya dari Kristus dan karena Ia akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah dikatakan Kristus. Yoh 14:26. Apabila kuasa mengajar itu tidak dapat salah dalam memelihara, menerangkan dan mewartakan kebenaran, maka itu terjadi karena kekuatan Roh Kudus. Roh Kudus memelihara Gereja di dalam kepercayaan benar dan melindunginya dari setiap kesesatan.

Ia memberi  pandangan yang lebih jelas tentang kebenaran kepercayaan. Di bawah pimpinanNya, Gereja mengembangkan kekayaan kepercayaannya, sehingga dengan demikian aspek-aspek tertentu dalam wahyu menjadi lebih terang. Dengan demikian timbullah di dalamnya suatu kesadaran yang lebih mantap terhadap harta miliknya sendiri. Ia juga memberi ilham kepada para pejabat dan selalu membantu mereka agar mereka mengambil keputusan yang tepat dalam keadaan yang sangat berbeda-beda.

Roh Kudus adalah sumber kekudusan bagi Gereja. Kita menerima Roh yang menjadikan kita anak Allah, sehingga kita berseru: “Abba, ya Bapa”. Rom 8:15. Ia juga memberi inspirasi pada doa umat beriman. Ia berdoa di dalam Gereja dan Ia sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Rom 8:26. Ia juga yang membisik di dalam lubuk hati kita, dan mengajak kita untuk melaksanakan kebajikan. Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, itu semua adalah buah Roh. Gal 5:22-23.

Gereja memiliki Roh Kudus, Roh yang membuat kita menjadi kuat. 2 Timi 7:7. Dialah sumber kekuatan adikodrati, sehingga mereka yang begitu lemah diperlengkapi dengan bantuan manusiawi, dapat memerangi dan mengalahkan kekuatan materiil dengan pedang Roh Allah. Ef 6:17. Dalam perlawanan dan penghambatan Ia selalu membuat para syahid berbicara kepada para penguasa duniawi dengan cara yang membuktikan kuasa dari Roh Allah. 1 Kor 2:4. Ia selalu mengilhami para syahid dengan kata-kata yang harus mereka ucapkan: Yang nanti berbicara pada waktu itu bukanlah kalian, melainkan Roh Bapalah yang berbicara melalui kalian. Mat 10:20. Roh ini juga memberi kekuatan dan kesadaran untuk bertabah. Ia juga bekerja di dalam semua orang yang melaksanakan kewajibannya dengan cara ksatria.

Roh Kudus adalah pembentuk kesatuan di dalam Gereja. Daripada-Nya datang anugerah dan karismata, yang walaupun berbeda-beda, namun tidak memecah belah Gereja. Ia sendiri adalah dasar kesatuan, karena semuanya itu dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya . 1 Kor 12:11. Semua kita telah dibabtis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. 1 Kor 12:13.

Roh Kudus yang diberikan Kristus kepada Gereja-Nya, adalah juga sumber kehidupan adikodrati dan kehidupan ilahi. Ia adalah air pembawa hidup yang mengalir di dalam Gereja. Karena Ia hadir di dalam Gereja maka segala jabatan dan lembaga gerejani mendapat kekuatan surgawi. Jika kita mau masuk ke dalam Kerajaan Tuhan, kita harus dilahirkan kembali, tetapi itu hanya terjadi dalam air dan Roh. Yoh 3:5. Kehidupan yang telah hilang dapat diperoleh kembali dengan perkataan Kristus kepada Para Rasul: Terimalah Roh Kudus, jikalau kamu mengampuni dosa orang, maka dosanya diampuni. Yoh 20:23. Ia adalah sumber yang tidak pernah kering dan tidak dapat dikotori oleh dosa.


Sumber: Aku Percaya art 8.II, RP. H. Embuiru, SVD.

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Leo XIV

  Lambang Paus Leo XIV terdiri dari perisai yang dibagi menjadi dua sektor, yang masing-masing membawa pesan yang mendalam. Di sisi kiri, dengan latar belakang biru, terdapat bunga lili putih bergaya, simbol tradisional kemurnian dan kepolosan. Bunga ini, yang sering dikaitkan dengan Perawan Maria, langsung membangkitkan dimensi Maria dalam spiritualitas Paus. Ini bukan sekadar seruan pengabdian, tetapi indikasi yang tepat tentang sentralitas yang ditempati Perawan Maria yang Terberkati dalam cara Gereja: model mendengarkan, kerendahan hati, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Di sisi kanan perisai, dengan latar belakang putih, digambarkan Hati Kudus Yesus, tertusuk anak panah dan terletak di atas buku yang tertutup. Gambar ini, yang intens dan penuh makna, merujuk pada misteri pengorbanan penebusan Kristus, hati yang terluka karena cinta kepada manusia, tetapi juga pada Sabda Tuhan, yang diwakili oleh buku yang tertutup. Buku yang tertutup ini menunjukkan bahwa kebenaran ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...