Kamis, 27 Januari 2011

Info Post
St. Peter The Apostle

Mrk 3:16; Yoh 1:42 – Yesus mengganti nama Simon menjadi “Kepha” yang dalam Bahasa Aram secara literal berarti “Batu Karang”. Peristiwa ini adalah sesuatu yang tidak biasa yang dilakukan Yesus karena “Batu Karang” bahkan bukan nama dalam masa tersebut. Yesus melakukan ini untuk memberikan status baru kepada Petrus di antara Para Rasul. Ketika Allah mengganti nama seseorang, Dia mengubah statusnya.

Kej 17:5, 32:38 ; 2 Raja-Raja 23:34 ; Kis 9:4, 13:9 – sebagai contoh, pada perikop ini kita melihat bahwa Allah mengubah nama-nama orang berikut ini dan sebagai hasilnya mereka menjadi agen-agen spesial Allah: Abram menjadi Abraham, Yakub menjadi Israel, Elyakim menjadi Yoyakim, Saulus menjadi Paulus.

2 Sam 22:2-3, 32, 47, 23:3; Mzm 18:2,31,46, 19:4, 28:1, 42:9, 62:2,6,7 89:26, 94:22, 144:1-2 – Dalam ayat-ayat ini, Allah juga dipanggil “Batu Karang”. Oleh karena itu, berdasarkan ayat-ayat tersebut, non-Katolik sering berargumen bahwa Allah, dan bukan Petrus, adalah batu karang yang dimaksud oleh Yesus pada Mat 16:18. Argumen ini tidak hanya mengabaikan makna sederhana dari teks tersebut, tapi juga mengasumsikan bahwa kata-kata yang digunakan dalam Kitab Suci hanya dapat memiliki satu makna. Tentu saja hal ini tidak benar. 
Sebagai Contoh:
1 Kor 3:11 – Yesus disebut satu-satunya Pondasi Gereja dan di Efe 2:20, Para Rasul disebut pondasi Gereja juga. Hal yang sama, pada 1 Pet 2:25, Yesus disebut Gembala, tapi di Kis 20:28, Para Rasul juga disebut gembala. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa ada berbagai metafora untuk Gereja, dan kata-kata tersebut yang digunakan oleh penulis Kitab Suci yang diilhami Roh Kudus dapat memiliki makna-makna yang berbeda. Katolik setuju bahwa Allah adalah Batu Karang Gereja, tapi hal ini tidak berarti Dia tidak dapat menganugerahkan pembedaan ini kepada Petrus juga, untuk memfasilitasi persatuan yang Dia inginkan untuk Gereja. 


Mat 16:18 – Yesus berkata dalam Bahasa Aram, kamu adalah “Kepha” dan di atas “Kepha” Aku akan mendirikan Gereja-Ku. Dalam bahasa Aramaik, “Kepha” berarti Batu yang besar dan “evna” berarti kerikil yang kecil. Beberapa non-Katolik berargumen bahwa, karena kata Yunani untuk batu karang adalah “Petra”, dan “Petros” berarti “batu yang kecil”, maka Yesus berusaha untuk mengurangi hak Petrus setelah memberkatinya dengan memanggil dia batu yang kecil. Dalam konteks berkat Yesus kepada Petrus, argumen ini tidak masuk akal. Yesus berkata dalam bahasa Aram dan menggunakan “kepha” bukan “evna”. Penggunaan Petros untuk menerjemahkan Kepha dilakukan untuk merefleksikan kemaskulinan kata tersebut. Ingat dalam bahasa Yunani ada kata yang netral, feminim dan maskulin.

Lebih jauh lagi, jika Matius ingin mengidentifikasikan Petrus sebagai “batu kecil”, Matius akan menggunakan kata “lithos” yang berarti kerikil kecil dalam bahasa Yunani. Juga, Petros dan Petra adalah sinonim pada masa Injil ditulis, sehingga usaha apapun untuk membedakan kedua kata ini adalah tidak logis. Oleh karena itu, Kristus memanggil Petrus batu karang, bukan kerikil kecil, di mana Dia akan mendirikan Gereja (Anda sekalian bahkan tidak perlu Mat 16:18 untuk membuktikan Petrus adalah batu karang karena Kristus mengganti namanya dari Simon menjadi “batu karang” pada Markus 3:16 dan Yohanes 1:42).

Mat 16:17 - lebih jauh menunjukkan bahwa Yesus sedang berbicara dalam Bahasa Aram. Yesus berkata Simon Bar-Jona. Penggunaan “Bar-Jona” membuktikan bahwa Yesus sedang berbicara dalam Bahasa Aram. Dalam Bahasa Aram, “Bar” bermakna “Putra” dan “Jonah” bermakna John atau Roh Kudus (Dove). 

Lihat Mat 27:46 dan Mrk 15:34 yang memberikan contoh lain Yesus berbicara dalam Bahasa Aram karena Dia mengucapkan ayat pertama dari Mazmur 22 yang mendeklarasikan bahwa Ia adalah Kristus, Sang Mesias. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus sebenarnya berbahasa Aram sama seperti orang-orang Yahudi lakukan pada masa tersebut.

Mat 16:18 – juga, dalam mengutip “di atas batu karang ini”, Matius menggunakan struktur bahasa Yunani “tautee tee” yang berarti “on this rock”; on “this same” rock; atau on “this very rock”. “tautee tee” adalah struktur penunjukan dalam Bahasa Yunani, menunjuk pada Petrus, subyek dari kalimat (dan bukan pengakuan imannya sebagaimana beberapa non-Katolik berargumen) sebagai sungguh batu karang dimana Yesus membangun Gereja-Nya. “Tautee” secara umum merujuk kepada subyek sebelumnya yang terdekat yaitu, “Petros”. Juga, tidak ada dalam Kitab Suci di mana “iman” disamakan dengan “batu karang”.
 
Mat 16:18-19 – sebagai tambahan, argumen dari Protestan yang menunjukkan bahwa Yesus pertama-tama memberkati Petrus karena menerima wahyu ilahi dari Allah Bapa, kemudian merendahkan Petrus dengan memanggil dia kerikil kecil, dan kemudian meninggikan Petrus lagi dengan memberikan kunci Kerajaan Surga adalah sungguh-sungguh tidak logis dan sebuah manipulasi kotor dari teks untuk menyembunyikan kebenaran mengenai kepemimpinan Petrus di dalam Gereja. Berikut ini adalah tiga rangkap berkat Yesus kepada Petrus – Berbahagialah engkau, engkau adalah batu karang dimana Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan engkau akan menerima kunci Kerajaan Surga. (Berkat Yesus kepada Petrus bukanlah seperti ini: Berbahagialah Engkau karena menerima wahyu ilahi, tapi engkau masih tetap kerikil kecil, dan Aku akan memberimu kunci Kerajaan Surga.)


Mat 16:17-19 – untuk lebih jauh membantah argumen Protestan bahwa Yesus berbicara mengenai pengakuan Iman Petrus saja (bukan Petrus sendiri) berdasarkan wahyu yang Petrus terima, ayat-ayat tersebut adalah jelas bahwa Yesus, setelah menyatakan pengakuan Petrus adalah wahyu Ilahi, mengubah seluruh topik percakapan menjadi mengenai pribadi Petrus. 

Mat 16:17 Kata Yesus kepadanya (Petrus): "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
Mat 16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
(Terjemahan Baru LAI, Penekanan diberikan oleh saya)
Ucapan Yesus ini seluruhnya berhubungan kepada pribadi Petrus.

Mat 16:13 – juga, berdasarkan perspektif geografis, Yesus menamai ulang Simon menjadi Batu Karang (Petrus) di Kaesarea Filipi dekat dengan sebuah formasi batu karang raksasa di mana Herodes membangun sebuah kuil bagi Caesar. Yesus memilih tempat ini untuk lebih jauh menekankan bahwa Petrus adalah sungguh Batu Karang di mana Gereja akan dibangun.

Mat 7:24 – Yesus, layaknya seorang yang bijak, membangun rumah-Nya di atas batu karang (Petrus), tidak di atas pasir (Simon) sehingga rumah itu tidak akan roboh.

Lukas 6:48 – Rumah (Gereja) yang dibangun di atas batu karang (Petrus) tidak dapat digoyahkan oleh air bah dan banjir (Air bah dan banjir melambangkan ajaran-ajaran sesat, skisma-skisma dan skandal-skandal yang Gereja telah hadapi selama 2000 tahun ini). Air bah dan banjir telah terjadi, tapi Gereja tetap kokoh berada pada pondasi batu karangnya yang solid.

Mat 16:21 – adalah juga penting untuk dicatat bahwa hanya setelah Yesus menetapkan Petrus sebagai Pemimpin Gereja, Yesus mulai berbicara mengenai kematian dan kebangkitan-Nya. Hal ini karena Yesus sekarang telah menunjuk wakil-Nya di bumi, yaitu Petrus.

Yoh 21:15 – Yesus bertanya kepada Petrus apakah dia mencintai Yesus “lebih daripada mereka ini (Para Rasul lain)”. Yesus menunjuk Petrus seorang sebagai pemimpin dari Para Rasul.

Yoh 21:15-17 – Yesus memilih Petrus untuk menjadi Chief Shepherd (Gembala Kepala) dari Para Rasul ketika Yesus berkata kepada Petrus, “Gembalakanlah Domba-domba-Ku”, “Gembalakanlah Domba-domba-Ku”, “Gembalakanlah Domba-domba-Ku”. Petrus menggembalakan Gereja sebagai wakil Yesus Kristus. (lihat juga bagaimana Para Paus pengganti Petrus adalah Wakil Yesus Kristus, Silahkan klik)

Lukas 22: 31-32 – Yesus juga berdoa supaya Iman Petrus tidak dapat gugur dan meminta Petrus menjadi seorang yang meneguhkan Para Rasul lain – Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kalian (Para Rasul) seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau (Petrus seorang), supaya imanmu (Iman Petrus) jangan gugur. Dan engkau (Petrus), jikalau engkau (Petrus) sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."

Kis 1,2,3,4,5,8,15 – tidak seorang pun mempertanyakan otoritas Petrus untuk berbicara kepada Gereja, mendeklarasikan anathema, dan menyelesaikan debat doktrinal. Petrus adalah batu karang di mana Gereja dibangun yang menggembalakan domba-domba Yesus dan yang memiliki iman yang tidak akan gugur.

Pax et Bonum

---------------
Diterjemahkan secara bebas dari scripturecatholic.com