Langsung ke konten utama

Kutipan Para Paus dan Uskup - 4



Membuat Tanda Salib ... berarti menyatakan “ya” secara kasat mata dan publik kepada Dia yang wafat dan bangkit bagi kita, kepada Allah yang dalam kerendahan dan kelemahan-Nya demi kasih adalah Sang Mahakuasa, yang lebih kuat daripada segala kuasa dan lebih unggul daripada segala pengetahuan dunia. – Benediktus XVI, Paus dan Uskup Roma, dalam Amanat Angelus tanggal 11 September 2005

Paskah membuka cakrawala pengharapan bagi iman kepercayaan kita. Yesus yang kita percayai bukan hanya seorang penyembuh, pengusir setan, pembuat mukjizat, penenang angin ribut; Yesus sungguh Tuhan atas hidup dan maut. Segala kuasa, baik yang kelihatan maupun tidak kelihatan, tunduk di bawah kuasaNya. Dialah Sang Juruselamat dunia. Kita telah menghadirkan salib Yesus pada hari Jum’at Agung. Salib adalah tanda positif. Dalam hidup, derita dan wafatNya, Yesus selalu membawa pesan-pesan positif di tengah-tengah dunia. Tanda yang positif membawa hasil yang positif, yaitu kebangkitan Yesus Kristus. – Hieronimus Bumbun, OFM. Cap., Uskup Agung Pontianak, dalam Homili Misa Malam Paskah 2012


Ketika Komunis menempatkan saya di palka kapal Hai-Phong bersama dengan 1500 tahanan lainnya dan berlayar ke utara, saya berkata kepada diri saya sendiri: “Inilah Katedralku, inilah umatku yang dipercayakan Tuhan kepadaku dan inilah misiku, yaitu menghadirkan Tuhan secara nyata di antara saudara-saudariku yang putus asa dan sangat menderita. Adalah kehendak Tuhan aku ada di sini. Aku menerima kehendak-Nya.” – François-Xavier Nguyên Cardinal Van Thuân (1928-2002), Kardinal, Uskup Agung Koajutor Thành-Phô Hô Chí Minh (Vietnam) dan mantan Presiden Komisi Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian.

Hidup tanpa ada cinta berarti sulit untuk mencapai kedamaian. Kaum muda hendaknya selalu mengembangkan budaya cinta dalam tata pergaulan hidup bermasyarakat. – Michael Angkur OFM. Cap., Uskup Bogor dalam PEN@ Indonesia

Allah memanggul semua manusia dan mempekerjakan mereka di kebun anggurnya. Masuk akalkah bila kita kecewa karena Allah ingin memberikan upah memuaskan kepada semua orang? Allah bebas untuk memberikan kebaikannya kepada siapapun. Kita manusia bisa mensyukurinya. ... Kebaikan dan keadilah Allah tidak bisa diukur dengan ukuran manusia. – Silvester San, Uskup Denpasar dalam Homili Misa Pembukaan Novena Bunda Maria di Gua Maria Kaliori Banyumas, 18 September 2011

Di Latvia, kita memaklumkan Sabda Allah yang hidup! Kita mengadakan perarakan dan pergi berziarah, kita melagukan nyanyian dan berdoa, “Inilah Sabda Allah”, demi sabda ini para nenek moyang kita telah mati. Di Latvia, kalau Misa Kudus hanya berlangsung satu jam, umat berkata itu barulah suatu pemanasan untuk perjumpaan yang sesungguhnya dengan Allah dalam Sakramen dan Sabda-Nya. – Anton Justs, Uskup Jelgava (Latvia)

Doa adalah keputusasaan diterjemahkan menjadi keberanian ... Doa adalah keheranan diterjemahkan menjadi adorasi. – Patrick A. Kelly, Uskup Agung Liverpool dalam Homili selama kunjungan ke relikui St. Theresa Lisieux 24 September 2009

Seringkali kurangnya ketaatan terhadap Magisterium tidaklah total tetapi selektif. Budaya kita [sekarang] mengajarkan kita untuk mempercayai apa yang menyenangkan dan menolak apa yang menyulitkan bagi kita atau menantang kita. Dengan demikian, kita dapat dengan mudah jatuh ke dalam "Katolisisme Kafeteria," sebuah praktik iman yang mengambil dan memilih sebagian dari deposit iman untuk dipercayai dan dilakukan [serta menolak sebagian lainnya]. – Raymond Cardinal Burke, Prefek Apostolica Signatura (Semacam Ketua Mahkamah Agung) Gereja Katolik.

Pastikan bahwa engkau pertama-tama mewarta dengan cara hidupmu. Bila engkau tidak melakukannya, orang-orang akan melihat bahwa engkau berkata sesuatu hal tetapi menghidupi yang bertentangan dengan hal tersebut, dan kata-kata engkau hanya akan membawa tawa sinis dan anggukan kepala yang mengejek. – St. Karolus Cardinal Borromeus (1538-1584), Kardinal dan Uskup Agung Milan.

Liturgi akan menentukan nasib Gereja. Jika Misa tidak dirayakan dengan baik, semua pembicaraan kita, pernyataan kita, dan ensiklik kita tidak ada gunanya. – Reinhard Cardinal Marx, Kardinal dan Uskup Agung Muenchen und Freising.

Hidup kita jangan hanya mau mengejar kekayaan sendiri, keluarga dan kelompok, tapi harta kekayaan itu menjadi sarana kasih bagi mereka yang membutuhkan terutama mereka yang tidak mampu. – Julius Cardinal Darmaatmadja, Kardinal dan Uskup Agung Emeritus Jakarta

Kristus berkata, “Akulah Kebenaran”. Ia tidak berkata, “Akulah Kebiasaan”. – St. Toribio Alfonso de Mogrovejo (1538-1606), Uskup Agung Lima (Peru).

pax et bonum

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Leo XIV

  Lambang Paus Leo XIV terdiri dari perisai yang dibagi menjadi dua sektor, yang masing-masing membawa pesan yang mendalam. Di sisi kiri, dengan latar belakang biru, terdapat bunga lili putih bergaya, simbol tradisional kemurnian dan kepolosan. Bunga ini, yang sering dikaitkan dengan Perawan Maria, langsung membangkitkan dimensi Maria dalam spiritualitas Paus. Ini bukan sekadar seruan pengabdian, tetapi indikasi yang tepat tentang sentralitas yang ditempati Perawan Maria yang Terberkati dalam cara Gereja: model mendengarkan, kerendahan hati, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Di sisi kanan perisai, dengan latar belakang putih, digambarkan Hati Kudus Yesus, tertusuk anak panah dan terletak di atas buku yang tertutup. Gambar ini, yang intens dan penuh makna, merujuk pada misteri pengorbanan penebusan Kristus, hati yang terluka karena cinta kepada manusia, tetapi juga pada Sabda Tuhan, yang diwakili oleh buku yang tertutup. Buku yang tertutup ini menunjukkan bahwa kebenaran ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...