Langsung ke konten utama

Di Luar Gereja Tidak Ada Keselamatan – Santo Yohanes Paulus II Mengajarkan EENS



Di dalam sebuah diskusi di page KANISIUS Penerbit-Percetakan mengenai kasus penghilangan kalimat Di Luar Gereja Tidak Ada Keselamatan dari Youcat terjemahan berbahasa Indonesia, seorang Katolik yang menolak dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus berkomentar demikian: 



wkwkwkkwkwkwkwkwk....ketika katolik dengan om paul johanes ke 2 mengatakan diluar katolik ada keselamatan...begitu maknyus dan sejuk di hatiku...karena apa?sungguh hebat agama sebesar katolik dan seagung katolik mau mengakui eksistensi kepercayaan orang lain,menghargai iman orang lain dan mengamini bahwa harkat dan martabat manusia tentang iman sungguh patut dijunjung oleh gereja katolik..sungguh patembayatan yang saat indah bila itu sungguh2 terjadi........”


Dari komentar ini, orang Katolik tersebut hendak mengatakan bahwa Santo Yohanes Paulus II menentang dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus dan mengajarkan bahwa Di Luar Gereja Ada Keselamatan. Tapi apakah benar bahwa Santo Yohanes Paulus II menyangkal dogma EENS ini?



Saya menemukan fakta yang berbeda dari pernyataan orang Katolik yang menolak EENS ini. Ternyata, Santo Yohanes Paulus II memegang teguh dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus. Berikut ini pernyataan-pernyataan langsung Santo Yohanes Paulus II:

1. Radio Message for Franciscan Vigil in St. Peter's and Assisi, October 3, 1981


Teks Italia - Il mistero della salvezza ci è rivelato ed è continuato e realizzato nella Chiesa, e da questa genuina ed unica fonte raggiunge, come acqua “umile, utile, preziosa e casta”, il mondo intero. Si tratta, cari giovani e fedeli, di essere consapevoli, di farsi carico, come Frate Francesco, di questa fondamentale verità rivelata, racchiusa nella frase consacrata dalla tradizione: “Non vi è salvezza fuori della Chiesa”. Da questa sola, infatti, scaturisce, sicuramente e pienamente la forza vivificatrice destinata, in Cristo e nel suo Spirito, a rinnovare tutta l’umanità, e ordinante perciò ogni uomo a far parte del Corpo Mistico di Cristo.

Teks Bahasa Inggris - "The mystery of salvation is revealed to us and is continued and accomplished in the Church, and from this genuine and single source, like 'humble, useful, precious and chaste' water it reaches the whole world. Dear young people and members of the Faithful, like Brother Francis we have to be conscious of and absorb this fundamental and revealed truth contained in the phrase consecrated by tradition: there is no salvation outside the Church. From Her alone there flows surely and fully the life giving force destined in Christ and in His Spirit, to renew the whole of humanity, and therefore directing every human being to become a part of the Mystical Body of Christ." (Pope John Paul II, Radio Message for Franciscan Vigil in St. Peter's and Assisi, October 3, 1981, L'Osservatore Romano, October 12, 1981.)
Terjemahan Bahasa Indonesia – “Misteri keselamatan dinyatakan kepada kita dan diteruskan dan tercapai didalam Gereja, dan dari sumber yang asli dan satu-satunya ini, bagaikan air yang 'rendah hati, berguna, berharga, dan murni' misteri ini mencapai dunia. Para muda dan umat tercinta, seperti Brother Francis kita harus sadar akan dan menyerap kebenaran fundamental yang diwahyukan ini, yang terkandung didalam kata-kata yang di sucikan oleh tradisi: Tidak ada keselamatan diluar Gereja. HANYA dari dia-lah (Gereja) kuasa hidup menuju Kristus dan RohNya mengalir secara pasti dan secara penuh, untuk memperbaharui seluruh kemanusiaan, dan karenanya mengarahkan setiap manusia untuk menjadi bagian dari Tubuh Mistik Kristus.





“In order to take effect, saving grace requires acceptance, cooperation, a yes to the divine gift. This acceptance is, at least implicitly, oriented to Christ and the Church. Thus it can also be said that sine ecclesia nulla salus--"without the Church there is no salvation." Belonging to the Church, the Mystical Body of Christ, however implicitly and indeed mysteriously, is an essential condition for salvation.

Supaya berlaku, anugerah keselamatan membutuhkan penerimaan, kerjasama, sebuah ya untuk karunia ilahi. Penerimaan ini, setidaknya secara implisit, berorientasi kepada Kristus dan Gereja. Dengan demikian juga dapat dikatakan bahwa sine ecclesia nulla salus -- "Tanpa Gereja tidak ada keselamatan." Berada dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus, meskipun secara implisit dan sungguh secara misterius, adalah syarat esensial untuk keselamatan.





“St. Thomas Aquinas writes about "the unity of the Mystical Body, without which there can be no salvation; for there is no entering into salvation outside the Church, just as in the time of the deluge there was none outside the ark, which denotes the Church, according to St. Peter (1 Pet 3:20-21)" . Without a doubt the power to pardon belongs to God, and the forgiveness of sins is the work of the Holy Spirit. Nevertheless, forgiveness comes from the application to the sinner of the redemption gained through the cross of Christ (cf. Eph 1:7; Col 1:14, 20). He entrusted the Church with the mission and ministry of bringing salvation to the whole world in his name (cf. Summa Theol., III, q. 84, a. 1). Forgiveness is asked of God and granted by God, but not independently of the Church founded by Jesus Christ for the salvation of all.

St. Thomas Aquinas menulis tentang “persatuan Tubuh Mistik, yang tanpanya tidak dapat ada keselamatan; karena di luar Gereja tidak ada seorang pun masuk ke dalam keselamatan, sama seperti pada masa banjir tidak ada seorang pun yang selamat di luar bahtera yang menggambarkan Gereja menurut St. Petrus (1 Pet 3:20-21).” Tanpa diragukan lagi, kuasa untuk mengampuni menjadi milik Allah dan pengampunan dosa-dosa adalah karya Roh Kudus. Namun demikian, pengampunan dosa berasal dari penerapan pengampunan yang didapat melalui salib Kristus kepada pendosa. Yesus mempercayakan Gereja dengan misi dan pelayanan membawa keselamatan kepada seluruh dunia di dalam nama-Nya. Pengampunan diminta dari Allah dan diberikan oleh Allah, tetapi tidak secara terpisah (independent) dari Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus bagi keselamatan semua orang.


Bila dibandingkan berdasarkan data-data yang ada, justru Santo Yohanes Paulus II adalah Paus yang paling sering menyebutkan atau berkata “Di Luar Gereja Tidak Ada Keselamatan” (termasuk variasi penyebutannya) dalam sejarah Gereja Katolik. Ia adalah seorang pembawa perdamaian sekaligus seorang Paus yang memegang teguh dogma Gereja, termasuk Extra Ecclesiam Nulla Salus.

So, apa maksud saya membuat artikel ini?
1. Saya ingin menunjukkan bahwa Extra Ecclesiam Nulla Salus masih merupakan dogma Gereja Katolik sampai sekarang ini. Konsili Vatikan II tidak pernah menghapus dogma ini. Buktinya Santo Yohanes Paulus II masih mengajarkannya secara eksplisit dan langsung. Di samping itu, Santo Yohanes Paulus II beberapa kali memerintahkan publikasi dokumen-dokumen Gereja yang menegaskan Extra Ecclesiam Nulla Salus seperti Dominus Iesus dan Notifikasi Atas Tulisan Jasques Dupuis, SJ mengenai Pluralisme Agama.
2. Karena Santo Yohanes Paulus II ternyata masih mengajarkan EENS, adalah tugas kita untuk mencari tahu bagaimana sih Gereja Katolik memahami dan menjelaskan dogma EENS ini. Ketimbang langsung menolak dogma EENS, adalah lebih baik bagi kita untuk mempelajari dulu dogma ini.

Sekian artikel dari Indonesian Papist yang ke-sekian kalinya membahas mengenai dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus, sebuah ajaran iman Katolik yang paling sering ditolak pada masa sekarang atas nama “toleransi”. Semoga semakin membuka mata kita bahwa di balik kelembutan Santo Yohanes Paulus II, kita melihat ketegasannya akan ajaran Gereja Katolik. Terimakasih kepada situs resmi Vatican yang menyediakan teks-teks berharga ini. EENS bukan semata-mata pendapat pribadi, tetapi merupakan dogma, yaitu ajaran iman Gereja yang wajib dipercayai.

Anda bisa membaca lebih banyak artikel mengenai Extra Ecclesiam Nulla Salus di link ini.

Pax et Bonum
follow Indonesian Papist's Twitter

revisi 21 Maret 2019

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Leo XIV

  Lambang Paus Leo XIV terdiri dari perisai yang dibagi menjadi dua sektor, yang masing-masing membawa pesan yang mendalam. Di sisi kiri, dengan latar belakang biru, terdapat bunga lili putih bergaya, simbol tradisional kemurnian dan kepolosan. Bunga ini, yang sering dikaitkan dengan Perawan Maria, langsung membangkitkan dimensi Maria dalam spiritualitas Paus. Ini bukan sekadar seruan pengabdian, tetapi indikasi yang tepat tentang sentralitas yang ditempati Perawan Maria yang Terberkati dalam cara Gereja: model mendengarkan, kerendahan hati, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Di sisi kanan perisai, dengan latar belakang putih, digambarkan Hati Kudus Yesus, tertusuk anak panah dan terletak di atas buku yang tertutup. Gambar ini, yang intens dan penuh makna, merujuk pada misteri pengorbanan penebusan Kristus, hati yang terluka karena cinta kepada manusia, tetapi juga pada Sabda Tuhan, yang diwakili oleh buku yang tertutup. Buku yang tertutup ini menunjukkan bahwa kebenaran ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...