Langsung ke konten utama

Pertobatan adalah Obat Dosa-dosa Kita


Public Domain 
Inilah buah tobat, inilah keuntungan air mata: hati yang remuk redam tidak akan terpikat lagi oleh hawa nafsu. Demikian pula halnya dengan kita:  boleh jadi seseorang itu dihiasi dengan mahkota; tetapi bila ia melukai hati kita, maka kita akan meremehkan persahabatannya. Sebab tiada sesuatu yang lebih hina daripada seseorang, kendati ia raja, yang diperbudak oleh perbuatan tercela; seperti juga tidak ada yang lebih luhur daripada seseorang yang mempunyai keutamaan kendati ia tawanan.

“Tuhan telah mendengarkan tangisanku” si pengarang Mazmur tidak berkata begitu saja: “Tuhan telah mendengarkan suaraku”, melainkan “suara tangisku”. Lihatlah, betapa berlimpah-limpah dan kaya si pengarang Mazmur mengemukakan perkaranya: “Suara dan tangis”! Dengan “suara”, tidak ia maksudkan lantangnya teriak, melainkan perasaan jiwa; Dan “tangis”, tidak ia maksudkan hanya apa yang dicucurkan mata, tetapi juga apa yang keluar dari dalam hati. Sebab siapa yang melakukan tobat dan didengarnya Allah, tentulah ia juga memperoleh anugerah ini, yakni bahwa ia menjauhkan pergaulan dengan orang-orang jahat.

“Semua musuhku mendapat malu dan sangat terkejut; mereka mundur dan mendapat malu dalam sekejapan mata.” Doa ini sangat bermanfaat; dan menurut pendapatku, doa itu mengandung rasa malu dan penyesalan batin. Sebab siapa yang berkelakuan jahat, meninggalkan kejahatannya jika ia merasa malu dan berubah batin. Sebagaimana kalau kita melihat seseorang mendekati tubir dan tempat yang curam, kita akan mencegah dia dengan berkata: “Hai manusia, mau ke mana? Di depanmu kan ada jurang menganga!” demikian pulalah si pengarang Mazmur ingin supaya  orang jahat berbalik. Demikian pula orang akan binasa, bila ia tidak segera mengekangi kudanya yang lari tegar. Oleh karena itu, saudara-saudara, hendaklah kita pun mengambil obat yang mengerjakan keselamatan kita, yakni melakukan pertobatan, yang melenyapkan dosa-dosa kita. Akan tetapi pertobatan itu bukan yang dinyatakan dengan melenyapkan noda-noda kejahatan dari dalam hati. Sebab sang nabi berkata: “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku.” (Yes 1:1-16). Mengapa kelimpahan kata-kata ini? tidak cukupkah mengatakan saja: “Jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari hatimu” untuk menerangkan selurh maksud? Mengapa masih ditambahkan: “Dari depan mata-Ku?” Sebab lainlah cara mata manusia memandang, lain pula Tuhan memandang, yakni: “manusia memandang muka, sedangkan Tuhan memandang ke dalam hati.” Ia berkata: “Janganlah menjalankan pertobatan secara lahiriah saja, tetapi tunjukkanlah hasil pertobatan itu di depan mata-Ku, yang melihat apa yang tersembunyi.”


Pax et Bonum

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

“Kelompok Kategorial” Menurut Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik

Sulit untuk menemukan istilah “Kelompok Kategorial” atau “Kelompok Kategorial Katolik” dalam dokumen-dokumen resmi Gereja Universal. Tampaknya istilah ini (dan juga istilah kelompok kategorial) hanya umum berlaku di Indonesia, diperkenalkan dalam rangka melaksanakan reksa pastoral Gereja Indonesia.     Di samping itu, terdapat pula perbedaan definisi mengenai “Kelompok Kategorial Katolik” ini dalam berbagai paroki. Dalam artikel ini akan diangkat beberapa contoh.