Kamis, 01 Agustus 2013

Info Post
Mengangkat tangan tinggi-tinggi adalah salah satu ciri khas ibadah Pentakostal dan Karismatik
Beberapa hari terakhir saya terlibat dalam diskusi dengan seorang anggota Karismatik Katolik di salah satu grup. Beliau adalah salah aktivis dalam Gerakan Karismatik di keuskupannya. Saya memutuskan untuk mengarsipkan diskusi dengan Beliau di situs Indonesian Papist ini untuk menunjukkan kepada para pembaca kesalahan-kesalahan berpikir dari kebanyakan orang-orang karismatik terhadap pengakuan dan pujian dari Para Paus terhadap gerakan ini. Tindakan pengarsipan diskusi dengan anggota Gerakan Karismatik juga sebelumnya pernah dilakukan oleh apologeter Dave Armstrong di blognya ini dan dalam tulisan tersebut juga dapat dilihat kesalahan-kesalahan berpikir dari anggota Karismatik Katolik tersebut. Dalam arsip ini, komentar-komentar saya ditulis dalam warna hitam dan komentar-komentar Beliau dalam warna biru.  Satu komentar dari seorang pro-karismatik lainnya ditulis dalam warna hijau. Beberapa komentar tambahan dari saya akan saya berikan dalam tulisan warna merah.

Salah satu wawancara dengan Paus Fransiskus ketika mengakhiri kunjungan ke Brazil untuk WYD 2013
The Charismatic movement
“We talked about the statistics regarding Pentecostals with the bishops on Brazil in a meeting yesterday. I’ll tell you something about the charismatic movement … at the end of the 70s and in the 80s, I wasn’t a big fan. I used to say they confused the holy liturgy with a school of samba! I was converted when I got to know them better and saw the good they do. In this moment of the life of the church, the movements are necessary. They’re a grace of the Spirit, and in general they do much good for the church. The charismatic renewal movement isn’t just about winning back a few Pentecostals, but it serves the church and its renewal.”
Terjemahan:

Gerakan Karismatik
"Kita bicara mengenai statistik tentang Pentakosta dengan para Uskup di Brazil dalam suatu pertemuan kemarin. Saya ceritakan pada anda tentang Gerakan Karismatik... Pada akhir 70 an dan pada tahun 80 an, saya bukan penggemar besar mereka. Saya saat itu selalu mengatakan mereka mengaburkan Liturgi Suci dengan Sekolah Samba!
Saya berubah pikiran ketika saya mengenal mereka lebih baik, dan melihat hal2 baik yang mereka lakukan. Pada masa kehidupan Gereja saat ini, Gerakan ini SANGATLAH DIPERLUKAN. (Kata yang digunakan dalam artikel asli adalah “necessary” tetapi diterjemahkan secara berlebihan menjadi “sangat diperlukan”.) Mereka RAHMAT dari Roh Kudus, dan pada umumnya mereka melakukan banyak hal baik untuk Gereja. Gerakan Pembaharuan Karismatik bukan hanya untuk memenangkan kembali beberapa org (Kristen) Pentakosta, tapi melayani Gereja dan pembaharuan Gereja"
Paus sangat mendukung Gerakan Karismatik, sebagai Pembaharuan Gereja.
Pembaharuan dalam hal apakah? Pembaharuan sikap hidup dalam meng Gereja. Pembaharuan dalam mendalami Ekaristi. Pembaharuan dalam pelayanan Liturgi dan Pastoral.
Gerakan Karismatik bukanlah gerakan liar, gerakan ini diakui oleh 3 Paus terakhir kita.
Paus Beato John Paul 2 juga mengatakan bahwa Gerakan Karismatik adalah "Hadiah Terindah Roh Kudus bagi Gereja" sehingga Gereja boleh mengalami "Musim Semi yang baru" yaitu Pembaharuan semangat dalam hidup meng Gereja. Sumber :
http://ncronline.org/blogs/ncr-today/pope-homosexuals-who-am-i-judge

Karena pernyataan Paus Fransiskus di atas bukanlah sebuah deklarasi dalam ajaran iman dan moral, maka pernyataan Beliau di atas tidak infallible. (Seorang teman kemudian menulis: "ncronline itu bukan majalah Katolik, majalah ini sudah ditegur oleh Uskup lokal krn berita2nya selalu tidak sejalan dg iman Gereja, sebaikny hati2 kalo baca sesuatu")

dan berhati hati bila mengkomentari suatu hal yang baik

dan hal yang baik belum tentu benar.

Setelah 3 Paus menyatakan itu baik?

Ya, kan udah dibilang pernyataan mereka tidak infallible jadi tidak wajib juga dipercayai. Sama aja dulu dengan Serikat Yesuit yang dipuji beberapa Paus tapi kemudian dibekukan sementara (atau Montanisme yang dulu sempat dipuji oleh Paus St. Viktor I tapi kemudian dinyatakan sesat oleh Gereja Katolik).

Rendah hati seperti Paus Francis memang susah sekali ya, ketika beliau menyatakan "Who am i to judge", Siapakah saya, untuk menghakimi mereka? Dapatkah kita yang hanya awam saja, mengatakan,"Siapakah saya, yang boleh menghujat Karismatik?"
Haruskah infallible, lalu anda yakin? (Untuk pertanyaan ini, saya menjawab "iya".)
dibekukan sementara tho? pada akhirnya SJ tetap exist sampai sekarang?

Apakah kalau menolak sama dengan menghujat? Lagipula harus diperhatikan antara menolak ajarannya dengan menolak orangnya, keduanya berbeda jadi janganlah para pembaca diarahkan untuk menyamakan keduanya.

Bro, menarik untuk mengetahui, dimanakah posisi anda? menolak atau setuju?

Iya, dibekukan karena menyimpang, dicairkan karena sudah diperbaharui.
Yang mau saya tunjukkan di sini adalah jangan menganggap pujian Para Paus atas suatu komunitas adalah pernyataan yang infallible, pernyataan yang wajib dipercayai.
Posisi saya dari dulu sampai sekarang menolak Gerakan Karismatik. Apa saya berdosa bila menolak Gerakan Karismatik?

So, anda katakan, bahwa kita tidak boleh percaya pada Paus? Bukankah itu dosa juga?

anda gagal memahami antara pujian dengan deklarasi ajaran iman dan moral yang dinyatakan dengan cara infallible. Anda seperti mengarahkan bahwa orang-orang yang tidak setuju dengan pujian Paus atas suatu komunitas adalah orang yang sedang berbuat dosa, padahal tidak sama sekali lho. Dan anda menggeneralisir juga ya, sepertinya anda berusaha menunjukkan saya ini tidak percaya pada Paus; padahal saya hanya sekadar tidak setuju dengan pujian Paus atas suatu komunitas.

Karena memang terlihat spt itu Bro. Tidakkah anda bisa mengajarkan mengenai ketaatan? pendapat pribadi is okay. Tetapi kalau anda menunjukkan penolakan thd Paus, tidakkah itu berbahaya?

Saya kan tidak menolak Paus, tapi saya tidak setuju dengan salah satu pujiannya terhadap suatu Komunitas. Apa ini harus digeneralisir atau disimpulkan saya menolak Paus padahal saya sekadar tidak setuju dengan pujian Beliau? Silahkan dijawab. Artikel yang teman saya berikan yaitu ini http://www.catholicculture.org/news/headlines/index.cfm?storyid=16911
mengonfirmasi bahwa ncronline atau National Catholic Reporter bukanlah Katolik.

Saya meletakkan Paus sebagai panutan kita. Jika anda tidak setuju dengan Paus, bukankah anda mengajarkan ketidaktaatan? Tidak setuju dengan Paus, anda pasti memiliki alasan pribadi. Yang saya sorot adalah pendapat pribadi anda yang menolak Gerakan Karismatik. Secara logika, pasti sangat berhubungan. Dan ini yg saya maksud mengenai ketidaktaatan yg anda tunjukkan.

Bila saya sedang tidak setuju dengan pujian Paus (padahal itu hanya pujian, bukan deklarasi ajaran iman dan moral), maka saya sedang tidak mengajarkan ketaatan. Ketaatan tidak berarti saya harus setuju atas segala sesuatu yang dilakukan Paus. Saya harus setuju dengan semua pendapat atau opini Paus Alexander VI? Saya harus setuju dengan semua tindakan Benediktus IX? Di samping itu, di mana sih dalam ajaran resmi Katolik bahwa umat Katolik harus setuju atas pujian Paus terhadap suatu Komunitas? Tolong tunjukkan. Saya juga baca cerita di atas, Paus Fransiskus kan tidak menyatakan kita harus setuju dengan pujian Beliau. Romo William Most juga menolak Gerakan Karismatik. Setahu saya, Seorang Uskup pun juga berhak menolak keberadaan komunitas tertentu, termasuk karismatik, di dalam Keuskupan-nya. Apakah mereka tidak taat dengan Pujian Paus? Bila saya setuju dengan sejumlah Imam dan Uskup yang menolak Gerakan Karismatik, apa berarti saya tidak taat?

Tampaknya ada org yg lebih pintar dr 3 Paus. Para domba hendaknya patuh pada gembala, gembala suruh makan ya makan, percuma klo disuru makan tp pura2 makan dgn mencari pembenaran2 palsu. (bukan pembenaran palsu, tapi memang menolak Gerakan Karismatik bukanlah tindakan dosa. Apa para kaum tertahbis yang menolak Gerakan Karismatik itu orang-orang yang mencari pembenaran palsu atau orang yang tidak taat pada Paus?) Setidaknya Bapa Suci adalah Rasul pilihan Roh Kudus yg byk kelebihan dibanding kita awam.

TANGGAPAN UNTUK KOMENTAR HIJAU: bukan merasa lebih pintar tapi saya hanya menjelaskan bahwa Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa kita harus setuju dengan PUJIAN Paus atas suatu komunitas. Kalau memang ada ajaran Katolik bahwa kita harus selalu setuju dengan PUJIAN Paus atas suatu komunitas, silahkan dong ditunjukkan biar saya dikoreksi.

Baru anda yang saya lihat menolak pujian Paus tuh?

kalau begitu buka mata lebih luas lagi (karena di luar sana juga banyak yang tahu bahwa Gereja tidak mengajarkan ketaatan buta sehingga kita harus menerima suatu pujian pribadi Paus atas sebuah komunitas). Ah, kok beberapa pertanyaan saya gak ditanggapi? Ini saya copas lagi.
--Saya harus setuju dengan semua pendapat atau opini Paus Alexander VI? Saya harus setuju dengan semua tindakan Benediktus IX? Di samping itu, di mana sih dalam ajaran resmi Katolik bahwa umat Katolik harus setuju atas pujian Paus terhadap suatu Komunitas? Tolong tunjukkan.--

lha saya malah pingin tahu, kalo ada kok, wkwkwkwkwk..... (Pernyataan ini sebenarnya mengecewakan. Setelah Beliau beberapa kali menuduh saya menolak Paus, mengajarkan ketidaktaatan hanya karena saya tidak setuju dengan pujian pribadi Paus terhadap komunitasnya; ternyata Beliau tidak bisa menghadirkan dasar ajaran Gereja mengenai hal ini)
Anda tidak setuju dengan Alexander VI, ataupun Benedict IX, wong anda tidak hidup di jaman mereka. Tetapi bila, saat ini anda hidup di jaman mereka, ya anda harus patuh, meski itu salib besar yang anda pikul. itulah penyangkalan diri. Belajar mengenai ketaaatan
. (Beliau mengajarkan ketaatan buta (blind obedience) sehingga menuntut umat harus setuju dengan segala tindakan dan ucapan pribadi seorang Paus sekalipun tindakan dan ucapan tersebut adalah dosa dan salah. Ketaatan buta seperti ini bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik.)

Dari tadi anda berkata bahwa saya sedang menunjukkan ketidaktaatan, saya tidak percaya tetapi anda malah tidak bisa menghadirkan dasar ajaran Gereja untuk hal ini. ckckckc.
Benedict IX adalah seorang yang menjadi Paus dalam 3 periode, punya istri dan menjual tahta kepausan kepada orang lain demi bisa hidup dengan istrinya. Anda setuju dengan tindakan ini? Anda mendukung tindakan ini?
Paus Alexander VI memang merupakan salah seorang Paus yang paling kontroversial. Kepemimpinannya diwarnai banyak hal yang sangat negatif, misalnya mempunyai hubungan dengan wanita Roma sampai mempunyai empat orang anak. Oleh karena itu memang hidupnya tidak lurus, ia banyak berpihak melindungi anak-anaknya, terutama Cesare Borgia. Pada masa kepemimpinannya juga terjadi perang dan pembunuhan salah seorang anggota keluarganya, yaitu suami dari salah seorang anak perempuannya. (katolisitas.org)
Anda setuju juga dengan tindakan-tindakan ini?

Anda bicara tentang masa kegelapan, saya bicara mengenai saat ini.

Pertanyaan saya jangan dihindari dulu, apakah anda setuju dengan tindakan-tindakan Paus tersebut?

Apakah anda masih tidak dapat menangkap maksud saya?

anda masih menghindar dari pertanyaan saya? Silahkan jelaskan; jangan berasumsi atas saya.
Saya kutip lagi kata-kata anda: “Anda tidak setuju dengan Alexander VI, ataupun Benedict IX, wong anda tidak hidup di jaman mereka. Tetapi bila, saat ini anda hidup di jaman mereka, ya anda harus patuh, meski itu salib besar yang anda pikul. itulah penyangkalan diri. Belajar mengenai ketaaatan.”

yup, saya tidak menghindar, saya masih di sini, apakah anda MASIH tidak menangkap maksud saya?

Iya, belum. Silahkan jelaskan.

Jika saya hidup di masa itu, dengan berat hati, saya harus setuju, karena saya hidup di masa sekarang, dengan Paus yang bijaksana dan sangat mengagumkan, saya tentu taat dengan senang hati. Mengerti maksud saya? (Beliau sedang menunjukkan ketaatan buta, persetujuan atas tindakan dosa sejumlah Paus.)

Oh, bisa saya simpulkan anda setuju dengan tindakan-tindakan Paus tersebut?

terserah anda Bro

Ya sudah, memang eksplisitnya demikian. Saya baru tahu bahwa, menurut anda, kita boleh setuju atas sebuah tindakan dosa yang dilakukan oleh Para Paus tersebut. Sadly.

yang saya lihat, logika anda baik, tetapi anda mengedepankan pembenaran diri, itu yang membuat saya berhati hati. Tetapi itu pilihan anda lah, tidak ada yang menyetujui suatu tindakan dosa. Kalau anda memang menangkap yang saya katakan. Jika anda gagal dalam memahami logika iman (logika iman yang seperti apa sampai-sampai menyetujui tindakan-tindakan dosa hanya karena yang berbuat tindakan dosa adalah Paus. Paus Yohanes Paulus II, Paus Benediktus XVI dan Paus Fransiskus sendiri secara rutin mengakui dosanya kepada imam pengakuan mereka, menunjukkan bahwa mereka sendiri tidak menyetujui dan membenci dosa-dosa mereka.), jawaban apa pun yang anda dapat, semuanya sia sia.

Silahkan tampilkan ajaran Gereja yang mengharuskan kita setuju dan percaya pada pujian Paus atas suatu komunitas. ini saja dulu. Brdasarkan fakta, banyak juga yang tidak setuju dengan tindakan dan kata-kata beberapa Paus bahkan ada yang menjadi Santo-santa. Saya bukan membenarkan diri, tapi setahu saya memang tidak ada ajaran Gereja yang mewajibkan kita harus setuju dengan pujian Paus atas suatu kelompok dan sanksinya adalah dosa bila tidak setuju.  
Anda sendiri berkata bahwa anda dengan berat hati setuju dengan tindakan dosa Para Paus di atas. Jangan sekali lagi berasumsi rekan diskusi anda menangkap gagasan anda, ini bukan itikad baik dalam berdiskusi. Malah biasanya ini adalah trik untuk menghindar dari memberikan pernyataan tegas.

Lha saya kan udah bilang kalo ada saya juga mau kok ditunjukkan? wkwkwkwkwk Kok ya masih ga mudeng juga..
Anda menghilangkan" Jika saya hidup di masa itu,.. " Masihkah kurang jelas? Bahasa apalagi yang harus saya pakai?

ok, berarti tidak salah dan tidak dosa kan bila ada umat Katolik tidak setuju atas pujian Paus terhadap Gerakan Karismatik?
Tidak ada pengaruhnya bila kalimat pengandaian itu dihilangkan karena esensinya adalah persetujuan atas tindakan dosa Para Paus. Toh suatu dosa tetaplah merupakan dosa, tidak tergantung pada masanya entah itu masa dulu atau sekarang. Saya baru dengar bahwa kita, pada masa kegelapan, boleh setuju dengan tindakan dosa Para Paus.

untuk komen yang pertama sip
untuk komen yang kedua, sangat berpengaruh, Saya perjelas ya. Jika saya dan anda hidup di masa itu, demi ketaatan pada hirarki, jika kita mengaku taat, maka, saat itu, kita harus taat pada keputusan Gereja, mau putih dibilang hitam, mau hitam dibilang putih, kita harus taat. Itulah hirarki.

itu bukan keputusan Gereja, tapi tindakan pribadi Paus. Jadi, jangan disamakan dong. Dari tadi saya membicarakan tentang tindakan pribadi Paus (dan dalam konteks berita yang anda share, pujian Paus itu juga adalah pujian pribadi), jangan diarahkan seolah-olah adalah keputusan Gereja makanya Paus Benediktus IX menjual Tahta Kepausan demi wanita. Ini malah membuat umat Katolik jadi salah paham lho.

Kita bisa bilang pada saat ini, kalo yg dilakukan Paus2 tsb salah, karena kita hidup di masa yg cerah

Lho, emang dari dulu kan sudah diajarkan Gereja Katolik bahwa tindakan-tindakan seperti itu adalah dosa. Apa menurut anda, Gereja pernah mengajarkan tindakan dosa menjual tahta kepausan dan Paus punya istri banyak sebagai ajaran yang benar?

Seandainya, ini saya beri contoh ekstrem, misalnya, Paus memutuskan, Komuni bentuknya harus berubah, bukan lagi berupa hosti, tapi berupa Pastry, dan keputusan ini wajib dilakukan seluruh umat Katholik di dunia, haruskah kita taat? Jawabannya: Ya harus (sekali lagi ketaatan buta; seorang Paus tidak dapat mengubah atau membatalkan ajaran iman dan moral Gereja yang sudah ditetapkan oleh Konsili-konsili dan Para Paus sebelumnya. Bila Beliau konsisten dengan prinsip Beliau di atas, saya jadi yakin Beliau akan menyetujui seorang Paus mengajarkan ajaran bahwa Trinitas itu tidak pernah ada dan merupakan sesuatu yang salah.)

Seorang Paus itu terikat pada ajaran iman dan moral Gereja Katolik sehingga Ia tidak bisa memutuskan apa yang bertentangan dengan ajaran iman dan moral tersebut. Bila sudah didogmakan sebelumnya oleh suatu konsili atau Paus sebelumnya, Paus sekarang tidak berhak mengubah dogma tersebut. Oleh karena itu, bila Paus mengubah ajaran iman Katolik bahwa Ekaristi adalah sungguh tubuh dan darah Kristus menjadi Ekaristi hanyalah simbol tubuh dan darah Kristus, maka umat Katolik tidak diwajibkan untuk taat.
Tolong pelajari lagi tentang Infallibilitas Paus.

PENUTUP

Saya tidak pernah menyangkal bahwa tiga Paus terkini memuji dan mengakui Gerakan Karismatik, tetapi pujian dan pengakuan ini bukanlah suatu ajaran iman Gereja yang wajib diimani, bukanlah sesuatu yang pasti benar. Pujian dan pengakuan Para Paus atas Gerakan Karismatik tidaklah dilindung oleh karunia infallibilitas Paus sehingga tidak mengikat umat untuk harus setuju dan percaya. Posisi untuk menolak Gerakan Karismatik itu sendiri dibenarkan dan sejumlah kaum tertahbis juga menolaknya. Sejumlah kaum tertahbis seperti Romo Ray Blake (blog pribadinya: marymagdalen.blogspot.com) dan Romo Chad Ripperger serta Uskup Agung Dwyer dari Portland (pada tahun 1974) menentang Gerakan Karismatik; bahkan Romo Ray Blake terang-terangan meyakini bahwa gerakan ini berasal dari iblis. Alm. Uskup Agung Dwyer sendiri menyatakan Gerakan Karismatik sebagai salah satu trend paling berbahaya di dalam Gereja pada masa sekarang yang membahayakan dan merusak jiwa-jiwa: 
"We regard it [the charismatic movement] bluntly as one of the most dangerous trends in the Church in our time, closely allied in spirit with other disruptive and divisive movements threatening grave harm to unity and damage to countless souls." - Archbishop Dwyer of Portland, Oregon, 1974.
Gereja Universal dan Partikular (yaitu keuskupan) hendaknya perlahan-lahan melepaskan diri dari segala bentuk pengaruh Gerakan Karismatik dalam kehidupan menggereja seperti SHBDR, KEP dan SEP dsb sehingga Gereja tidak perlu lagi bergantung pada Gerakan Karismatik ini.

pax et bonum