Rabu, 24 November 2010

Info Post

Tahukah kita bagaimanakah Ekaristi dirayakan pada zaman Gereja purba?

Ternyata kerangka dasar perayaan Ekaristi tidak pernah berubah selama 2000 tahun ini. Tahun 155 St. Yustinus menulis tata perayaan Ekaristi sebagai penjelasan kepada kaisar kafir Antonius Pius (138-161):
 

"Pada hari yang dinamakan hari matahari, semua orang yang tinggal di  kota-kota atau daerah sekitarnya berkumpul di satu tempat yang sama.
Tulisan-tulisan para Rasul dan kitab-kitab para nabi dibacakan, sejauh waktu memungkinkannya. Setelah pembaca berhenti, pemimpin memberi satu wejangan, di mana ia  menasihati dan, mendorong, supaya mengikuti ajaran dan contoh yang baik  ini.
Sesudah itu kami semua berdiri bersama-sama dan melambungkan doa ke  surga * untuk kami sendiri dan untuk semua orang lain di seluruh  dunia, supaya kami menjadi layak juga dalam pekerjaan kami sebagai  manusia yang baik dan supaya menjadi layak sebagat pengamat  perintah-perintah, supaya dengan demikian mendapat keselamatan abadi.
Sesudah kami menyelesaikan doa-doa, kami saling memberi salam dengan ciuman.
Lalu kepada pemimpin saudara-saudara, dibawakan roti dan satu cawan dengan campuran air dan anggur.
Ia mengambilnya, melambungkan pujian dan syukur kepada Bapa semesta alam atas nama Putera dan Roh Kudus dan menyampaikan ucapan terima kasih  [Yn. "eukharistia"] karena kami dianggap layak menerima  anugerah-anugerah ini dari-Nya.
Sesudah doa dan ucapan terima kasih itu selesai, seluruh umat yang hadir lalu mengatakan: Amin.
Setelah pemimpin menyelesaikan ucapan terima kasih dan seluruh umat  menerimanya dengan suara bulat, para diaken, sebagaimana mereka disebut  oleh kami, membagi-bagikan kepada setiap orang yang hadir, roti yang  telah diberkati dengan penuh syukur [di-ekaristi-kan] dan anggur yang  telah dicampur dengan air untuk dinikmati dan membawakannya juga untuk  mereka yang tidak hadir."

Perayaan Ekaristi berlangsung sesuai dengan kerangka dasar yang  sepanjang sejarah tetap sama hingga sekarang. Ia terbentuk dari dua  bagian besar, yang pada hakikatnya merupakan satu kesatuan:

1. Perkumpulan ibadat Sabda dengan bacaan-bacaan, homili, dan doa umat;
2. Upacara Ekaristi dengan persembahan roti dan anggur, yang  konsekrasinya terjadi dalam ucapan terima kasih (ekaristi), dan  komuni. Ibadat Sabda dan upacara Ekaristi merupakan "satu tindakan  ibadat" (SC 56). 


Meja, yang disiapkan untuk kita dalam Ekaristi adalah  sekaligus meja Sabda Allah dan meja tubuh Kristus (Bdk. DV 21).

 

Sumber: Page Iman Katolik