Rabu, 15 Juni 2011

Info Post
Chris The Great High Priest Icon
Kita mengetahui sedikit saja mengenainya melalui apa yang terekam dalam Kitab Suci. Akan tetapi, Targum Yahudi [Terjemahan dan penafsiran Aramaik Kitab Perjanjian Lama yang digunakan setelah pembuangan  pada tahun 586 SM] dan  tulisan lain menjelaskan bahwa tradisi Yahudi mengidentifikasikan Melkisedek sebagai anak pertama Nuh, yaitu Sem[1]. Melkisedek adalah nama tahta Sem, sama seperti Benediktus XVI adalah nama tahta (nama regnal) dari Joseph Cardinal Ratzinger.


Ketika Abraham kembali dari perang; Sem atau yang dipanggil Melkisedek, (r)aja kebenaran, (i)mam dari Allah yang Mahatinggi, dan Raja Yerusalem datang ke menemuinya dengan roti dan anggur (Kej 14:17-18). Tapi, bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Nuh hidup beberapa ratus tahun sebelum Abraham. Mari kita lihat Kej 11:10-26 selama beberapa menit. Perikop ini menunjukkan silsilah Abraham dari Sem.

11:10. Inilah keturunan Sem. Setelah Sem berumur seratus tahun, ia memperanakkan Arpakhsad, dua tahun setelah air bah itu.
11:11 Sem masih hidup lima ratus tahun, setelah ia memperanakkan Arpakhsad, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
11:12 Setelah Arpakhsad hidup tiga puluh lima tahun, ia memperanakkan Selah.
11:13 Arpakhsad masih hidup empat ratus tiga tahun, setelah ia memperanakkan Selah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
11:14 Setelah Selah hidup tiga puluh tahun, ia memperanakkan Eber.
11:15 Selah masih hidup empat ratus tiga tahun, setelah ia memperanakkan Eber, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
11:16 Setelah Eber hidup tiga puluh empat tahun, ia memperanakkan Peleg.
11:17 Eber masih hidup empat ratus tiga puluh tahun, setelah ia memperanakkan Peleg, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
11:18 Setelah Peleg hidup tiga puluh tahun, ia memperanakkan Rehu.
11:19 Peleg masih hidup dua ratus sembilan tahun, setelah ia memperanakkan Rehu, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
11:20 Setelah Rehu hidup tiga puluh dua tahun, ia memperanakkan Serug.
11:21 Rehu masih hidup dua ratus tujuh tahun, setelah ia memperanakkan Serug, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
11:22 Setelah Serug hidup tiga puluh tahun, ia memperanakkan Nahor.
11:23 Serug masih hidup dua ratus tahun, setelah ia memperanakkan Nahor, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
11:24 Setelah Nahor hidup dua puluh sembilan tahun, ia memperanakkan Terah.
11:25 Nahor masih hidup seratus sembilan belas tahun, setelah ia memperanakkan Terah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
11:26 Setelah Terah hidup tujuh puluh tahun, ia memperanakkan Abram, Nahor dan Haran.

Menggunakan angka-angka dari perikop ini, kita dapat menghitung usia Sem dalam setiap permulaan generasi (100 + 35 + 30 + 34 + 30 +32 + 30 +29 +70 = 390 ketika Abram (Abraham) lahir). Kita menemukan bahwa Sem hidup selama 600 tahun dan berdasarkan fakta hidup 35 tahun lebih lama dari Abraham yang berusia 175 tahun (390 + 175 = 565, merupakan umur Sem ketika Abraham meninggal. Dan 600-565 = 35, menunjukkan bahwa Sem masih hidup 35 tahun sesudah Abraham meninggal).

Apakah orang-orang sungguh masih hidup selama itu? Kita tidak tahu pasti tapi penulis Kitab Suci menginginkan kita dapat melihat hubungan antara Sem/Melkisedek dan Abraham. Jika tidak penulis Injil tidak bermaksud demikian, tentu angka-angka ini tidak akan dimasukkan.

Mengapai hubungan ini begitu penting? Karena hubungan ini menunjukkan asal-usul imamat dari suatu keluarga. Sebagaimana yang kita temukan dalam Kej 9:1,9, Nuh diberkati oleh Allah dan di Kej 9:26 Sem diberkati oleh Nuh. Pemberkatan kita temukan lagi dalam Kej 14:19 di mana Abraham diberkati oleh Melkisedek. Kemudian, putera Abraham, Ishak, diberkati juga dan selanjutnya Ishak memberkati Yakub ketimbang Esau. Ketika Ishak menemukan bahwa ia telah ditipu, Ishak memberitahu Esau bahwa berkat tidak dapat ditarik kembali dan menggambarkan efek dari penahbisan imamat ini.

Kej 27:37 Lalu Ishak menjawab Esau, katanya: "Sesungguhnya telah kuangkat dia menjadi tuan atas engkau, dan segala saudaranya telah kuberikan kepadanya menjadi hambanya, dan telah kubekali dia dengan gandum dan anggur; maka kepadamu, apa lagi yang dapat kuperbuat, ya anakku?"

Ini adalah Imamat menurut aturan Melkisedek, Imamat keluarga. Tapi, apa yang dimaksud oleh pernyataan mengenai Melkisedek dalam Surat kepada orang Ibrani, “7:3 Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.” (Ibr 7:3) ? Bukankah ini menunjukkan bahwa ia bukanlah makhluk yang tidak abadi melainkan makhluk spiritual?

Tidak tepat juga; ketika membaca teks abad pertama yang ditujukan kepada pendengar khusus, dalam kasus Surat Ibrani ini kita harus membacanya melalui mata orang Ibrani abad pertama. Surat kepada orang Ibrani membandingkan Yesus dan imamatnya dengan imamat dalam kitab Imamat dan latar belakang yang membangun imamat tersebut, yaitu dosa penyembahan terhadap berhala lembu emas.  Imam-imam berdasarkan imamat dalam Kitab Imamat harus dapat membuktikan silsilah imamatnya (Ezra 2:62-63; Nehemiah 7:64-65) selama 10 generasi dari pihak ayahnya dan 5 generasi dari pihak ibunya tanpa adanya perkawinan campur dengan non-yahudi atau perkawinan tidak sah. Tidak seperti imam-imam tersebut, Sem/Melkisedek tidak membutuhkan persyaratan demikian sebagai bukti. Tidak seperti imam-imam tersebut yang memulai masa magang pada umur 25 tahun, ditahbiskan pada umur 30 tahun dan diminta pensiun pada usia 50 tahun; Sem / Melkisedek memelihara dan memiliki berkat selama lebih dari 400 tahun sebelum memberikan berkat tersebut kepada Abraham. Sekali berkat tersebut dianugerahkan, si pemberi berkat tetap melanjutkan posisinya sebagai tetua dari suatu keluarga dan si penerima berkat tersebut bertanggungjawab atas kesejahteraan keluarganya.

Berkat Imamat keluarga adalah berkat yang sama yang dianugerahkan kepada Yesus. Silsilah Yesus bermula dari Adam kepada Set, kepada Nuh, kepada Sem, kepada Abraham, kepada Ishak, kepada Yakub, kepada Yehuda, kepada Perez, kepada Isai, kepada Daud, kepada Salomo dan kemudian kepada Yesus Sang Imam Agung dari keluarga Allah dan Raja Abadi. Inilah yang disebut imamat menurut aturan Melkisedek karena imamat ini berbeda dari imamat berdasarkan Kitab Imamat. Sem / Melkisedek adalah imam pertama yang disebutkan dalam Kitab Suci dan dia juga adalah (r)aja kebenaran, dan Raja Salem (yang kemudian bernama Yerusalem); Sem / Melkisedek adalah gambaran awal / prefigur dari Yesus Kristus. 


"In spite of his great success, Abraham nevertheless was concerned about the issue of the war. He feared that the prohibition against shedding the blood of man had been transgressed, and he also dreaded the resentment of Shem, whose descendants had perished in the encounter. But God reassured him, and said: "Be not afraid! Thou hast but extirpated the thorns, and as to Shem, he will bless thee rather than curse thee." So it was. When Abraham returned from the war, Shem, or, as he is sometimes called, Melchizedek, the king of righteousness, priest of God Most High, and king of Jerusalem, came forth to meet him with bread and wine."

Dikembangkan dan diterjemahkan dari Saint Charles Borromeo Catholic Church, Picayune, MS

Pax et Bonum