Langsung ke konten utama

Orang Kristen Haruslah Menjadi Injil yang Hidup



Setiap Orang Kristen Haruslah Menjadi Injil yang Hidup
St. Yosef Leonessa, OFM. Cap.
Santo Yosef Leonessa
Injil, yaitu kabar baik tentang kedatangan Tuhan di dunia dengan perantaraan Santa Perawan, hendaknya pertama-tama tertera bukannya di atas kertas, melainkan di dalam hati dan batin. Perbedaan antara hukum tertulis dan hukum rahmat adalah sebagai berikut: “tertulis” disebut tiap-tiap hukum yang ditatah pada loh batu, sedangkan hukum rahmat disebut hukum yang dicamkan di dalam hati manusia oleh karena ilham Roh Kudus.
Demikianlah dijanjikan Tuhan dengan perantaraan nabi Yeremia yang berkata: “Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kamu, bukan seperti perjanjian baru itu ia menambahkan: “Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam batin mereka. (Yer 31:31 dst). Maka setiap orang Kristiani harus menjadi hukum yang hidup yang didalamnya ajaran Injil dapat dibaca. Sehubungan dengan itu, Santo Paulus berkata kepada umat di Korintus: “Ternyatalah bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup; bukan pada loh-loh batu melainkan pada loh-loh daging yaitu di dalam hati manusia (2 Kor 3:3). Loh itu ialah hati manusia. Roh Kudus adalah si penulis dengan perantaraanku dan aku adalah alat-Nya dan lidahku adalah bagaikan pena penulis cepat. Mudah-mudahan lidah si pengkhotbah tergerak oleh Roh Kudus dan dicelupkan di dalam darah Anak Domba yang tak bercela, juga menulis cepat di dalam hatimu. 

Tetapi dapatkah tulisan yang satu ditulis di atas tulisan yang lain? Jika tulisan yang duluan tidak dihapus, maka tulisan yang baru tidak dapat ditulis di atasnya. Di dalam hatimu ada tertulis kelobaan, kesombongan, pemborosan dan cacat-cacat lainnya. Bagaimana kita dapat menulis kerendahan hati, kesusilaan dan keutamaan-keutamaan lainnya, jika cacat-cacat yang terdahulu tidak dihapus? Apabila orang-orang mengandung tulisan demikian di dalam dirinya, maka seperti dikatakan, tiap-tiap orang dari antara mereka adalah sebuah buku, dan tiap-tiap orang lalu dengan tingkah lakunya mengajar orang-orang lain dengan teladannya. Dalam arti ini, S. Paulus menambahkan: “Kamu adalah surat yang dapat dibaca dan dipahami oleh semua orang.” 2 Kor 3:2. Demikianlah para pemimping Gereja dan para pengkhotbah mendahului dalam hal pertobatan jiwa-jiwa, agar mereka membimbing sekalian orang dengan cara menarik ke pada jalan kebenaran. Memang tidak semua orang tidak diyakinkan dengan cara-cara yang sama. Karena itu, St. Paulus hamba Kristus yang setiawan dan gembala jiwa itu berkata: “Bagi orang Yahudi, aku menjadi seperti orang Yahudi. Tetapi, bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, aku menjadi orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. Pendek kata, ia menyesuaikan diri dengan semua orang. Karena itu ia menambahkan: “Bagi semua orang, aku menjadi segala-galanya supaya aku dapat memenangkan semua orang bagi Kristus. (1 Kor 9:20-22)

Pax et Bonum
follow Indonesian Papist's Twitter

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Leo XIV

  Lambang Paus Leo XIV terdiri dari perisai yang dibagi menjadi dua sektor, yang masing-masing membawa pesan yang mendalam. Di sisi kiri, dengan latar belakang biru, terdapat bunga lili putih bergaya, simbol tradisional kemurnian dan kepolosan. Bunga ini, yang sering dikaitkan dengan Perawan Maria, langsung membangkitkan dimensi Maria dalam spiritualitas Paus. Ini bukan sekadar seruan pengabdian, tetapi indikasi yang tepat tentang sentralitas yang ditempati Perawan Maria yang Terberkati dalam cara Gereja: model mendengarkan, kerendahan hati, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Di sisi kanan perisai, dengan latar belakang putih, digambarkan Hati Kudus Yesus, tertusuk anak panah dan terletak di atas buku yang tertutup. Gambar ini, yang intens dan penuh makna, merujuk pada misteri pengorbanan penebusan Kristus, hati yang terluka karena cinta kepada manusia, tetapi juga pada Sabda Tuhan, yang diwakili oleh buku yang tertutup. Buku yang tertutup ini menunjukkan bahwa kebenaran ...