Langsung ke konten utama

Paus Umumkan Enam Calon Kardinal Baru


Paus Benediktus XVI dalam Audiensi Umum 24 Oktober 2012. Di sebelah kanan Paus adalah calon kardinal baru, Uskup Agung James M. Harvey dari AS.
Dalam Audiensi Umum yang dihadiri 20.000 peziarah pada hari Rabu tanggal 24 Oktober 2012 di Roma; Paus Benediktus XVI mengumumkan enam nama calon kardinal baru Gereja Katolik. Keenam calon ini akan diangkat secara resmi menjadi kardinal dalam Konsistori 24 November 2012 di Roma.
Keenam calon kardinal ini berasal dari 6 negara berbeda, tiga di antaranya berasal dari benua Asia, dan uniknya tidak ada satu pun calon kardinal baru dari benua Eropa. Dari enam nama calon yang ada, tidak ada satu pun dari negara Italia. Ini adalah hal yang tidak biasa terjadi mengingat Italia adalah penyumbang kardinal terbanyak dalam Gereja Katolik. 

Keenam calon kardinal baru itu adalah:
1. Patriark Pierre Bechara Rai (72) dari Gereja Katolik Maronit (Libanon).
2. Uskup Agung Utama Baselios Cleemis Thottunkal (63) dari Gereja Katolik Syro-Malankara (India).
3. Uskup Agung John Olorunfemi Onaiyekan (68) dari Abuja (Nigeria)
4. Uskup Agung Ruben Salazar Gomez (70) dari Bogota (Kolombia)
5. Uskup Agung Luis Antonio Tagle (55) dari Manila (Filipina)
6. Uskup Agung James M. Harvey (63) dari Amerika Serikat, Prefek Rumah Tangga Kepausan.

Penambahan 6 kardinal baru akan menaikkan jumlah anggota kolese kardinal ke angka 212 dan angka kardinal-elektor 120. Saat ini terdapat 116 kardinal-elektor, tetapi dua di antaranya, Kardinal Francis Arinze dan Kardinal Renato Martino, akan berumur 80 tahun sebelum tanggal 24 November 2012 dan dengan demikian kehilangan hak pilihnya dalam konklaf kelak.

Selama masa kepausannya, Paus Benediktus XVI telah mengangkat 67 kardinal baru, termasuk 2 uskup terkenal Amerika Serikat, Kardinal Timothy Dolan dan Kardinal Raymond Burke serta mantan Nuncio Vatikan untuk Indonesia, Kardinal Malcolm Ranjith dari Srilanka. Berikut ini foto masing-masing calon kardinal.

Uskup Agung Utama Baselios Cleemis Thottunkal

Patriark Pierre Bechara Rai

Uskup Agung Ruben Salazar Gomez

Uskup Agung James M. Harvey

Uskup Agung John Olorunfemi Onaiyekan

Uskup Agung Luis Antonio Tagle

Pax et Bonum

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Leo XIV

  Lambang Paus Leo XIV terdiri dari perisai yang dibagi menjadi dua sektor, yang masing-masing membawa pesan yang mendalam. Di sisi kiri, dengan latar belakang biru, terdapat bunga lili putih bergaya, simbol tradisional kemurnian dan kepolosan. Bunga ini, yang sering dikaitkan dengan Perawan Maria, langsung membangkitkan dimensi Maria dalam spiritualitas Paus. Ini bukan sekadar seruan pengabdian, tetapi indikasi yang tepat tentang sentralitas yang ditempati Perawan Maria yang Terberkati dalam cara Gereja: model mendengarkan, kerendahan hati, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Di sisi kanan perisai, dengan latar belakang putih, digambarkan Hati Kudus Yesus, tertusuk anak panah dan terletak di atas buku yang tertutup. Gambar ini, yang intens dan penuh makna, merujuk pada misteri pengorbanan penebusan Kristus, hati yang terluka karena cinta kepada manusia, tetapi juga pada Sabda Tuhan, yang diwakili oleh buku yang tertutup. Buku yang tertutup ini menunjukkan bahwa kebenaran ...