Langsung ke konten utama

[Hoax] Paus Fransiskus Berkata Tidak Ada Neraka dan Adam-Hawa Tidak Nyata



“Mengejutkan: Tidak Ada Neraka; Adam dan Hawa Tidak Nyata --- Paus Francis Ekspos” demikianlah judul suatu artikel di:
hffp://entertainment.vacancynigerians.com/2013/12/shocking-there-is-no-hell-fire-adam-eve.html

Di dalam artikel tersebut dikatakan bahwa Paus Fransiskus menyatakan:
1. Neraka tidak ada.
2. Adam dan Hawa tidak nyata.
3. Semua agama adalah benar.
4. Gereja Katolik akan menahbiskan wanita menjadi kardinal, uskup dan imam.

Dan masih banyak lagi disebutkan. Salah satu info anehnya adalah semua itu katanya  adalah hasil dari “Konsili Vatikan Ketiga” yang diselenggarakan oleh Paus Fransiskus. Tentu kita umat Katolik tahu bahwa belum ada diselenggarakan Konsili Vatikan Ketiga; rencananya saja belum ada sama sekali. Jadi, dari satu hal ini saja kita sudah bisa tahu bahwa berita di atas adalah hoax atau omong kosong belaka. Tapi seperti biasa, para anti-Katolik mengeksploitasi omong kosong ini untuk menyerang Paus Fransiskus dan Gereja Katolik. Dalam suatu grup facebook, saya bahkan melihat ada seorang pendeta berhaluan Calvinis ngotot membela hoax ini untuk menjelek-jelekkan Gereja Katolik dengan melampirkan lebih banyak situs lain yang sekadar mempublikasikan ulang atau mengcopy-paste hoax yang sama. Tentu saja, jumlah situs yang mempublikasikan suatu berita tidak berarti bahwa berita itu pasti benar. Di sisi lain, ada juga umat Katolik yang termakan hoax ini, lalu bertanya-tanya ke temannya sesama Katolik untuk mengonfirmasi berita ini.

Berita di atas itu sebenarnya berasal dari Diversity Chronicle dengan judul “Pope Francis Condemns Racism And Declares That “All Religions Are True” At Historic Third Vatican Council” dengan link artikel:
hffp://diversitychronicle.wordpress.com/2013/12/05/pope-francis-condemns-racism-and-declares-that-all-religions-are-true-at-historic-third-vatican-council/

Dalam artikel original yang ada di Diversity Chronicle itu, penulisnya yang bernama Erik Thorson memunculkan semacam drama tambahan di mana Kardinal Arinze diceritakan membuat sebuah pernyataan sanggahan terhadap Paus Fransiskus. Diceritakan Kardinal Arinze menolak pernyataan-pernyataan Paus Fransiskus tentang Islam dan menyatakan bahwa Paus Fransiskus adalah paus sesat (heretik) dan bukan paus yang sah. Bahkan dinyatakan pula Paus Fransiskus bukan lagi seorang Katolik. Selanjutnya, Kardinal Arinze menyatakan bahwa Tahta Santo Petrus kosong (sedevacante) dan dirinya menjadi sedevacantis. Tentu saja ini semua cuma sekadar cerita fiksi belaka; Paus Fransiskus tidak pernah mengatakan hal-hal di atas, tidak ada Konsili Vatikan Ketiga, dan Kardinal Arinze masih tetap Katolik dan tidak menuduh Paus Fransiskus sesat dan sebagainya. Ini semua cuma imajinasi si penulisnya saja, tapi faktanya hal ini semua tidak pernah terjadi. Lagipula, di bagian Disclaimer dari blog ini, si Erik Thorson memberikan statement:

The original content on this blog is largely satirical.
“I ceased in the year 1764 to believe that one can convince one’s opponents with arguments printed in books. It is not to do that, therefore, that I have taken up my pen, but merely so as to annoy them, and to bestow strength and courage on those on our own side, and to make it known to the others that they have not convinced us.” – Georg Christoph Lichtenberg.

It is in the spirit of the above quote that I write. Who am I you may ask? My name is Erik Thorson. I created this blog for my own personal amusement.

Konten original dalam blognya itu sebagian besar adalah satire. Satire itu adalah gaya bahasa (majas) yang dipakai dalam kesusastraan untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang. Dan si Erik Thorson membuat blog itu sekadar untuk hiburan pribadinya. Tentu saja saya tidak setuju dengan sindiran itu tapi dari  hal ini sudah jelas bahwa berita itu cuma omong kosong berupa satire yang tidak pernah benar-benar terjadi. Masih mau percaya hoax ini?

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Leo XIV

  Lambang Paus Leo XIV terdiri dari perisai yang dibagi menjadi dua sektor, yang masing-masing membawa pesan yang mendalam. Di sisi kiri, dengan latar belakang biru, terdapat bunga lili putih bergaya, simbol tradisional kemurnian dan kepolosan. Bunga ini, yang sering dikaitkan dengan Perawan Maria, langsung membangkitkan dimensi Maria dalam spiritualitas Paus. Ini bukan sekadar seruan pengabdian, tetapi indikasi yang tepat tentang sentralitas yang ditempati Perawan Maria yang Terberkati dalam cara Gereja: model mendengarkan, kerendahan hati, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Di sisi kanan perisai, dengan latar belakang putih, digambarkan Hati Kudus Yesus, tertusuk anak panah dan terletak di atas buku yang tertutup. Gambar ini, yang intens dan penuh makna, merujuk pada misteri pengorbanan penebusan Kristus, hati yang terluka karena cinta kepada manusia, tetapi juga pada Sabda Tuhan, yang diwakili oleh buku yang tertutup. Buku yang tertutup ini menunjukkan bahwa kebenaran ...