Langsung ke konten utama

ROH KUDUS DAN KAUM BERIMAN


Roh Kudus berdiam di dalam kaum beriman yang hidup dalam keadaan rahmat; Ia menguduskan mereka baik jiwa maupun badan dan membimbing mereka sebagai anak-anak Allah melewati kehidupan ini.



Pada hari Pentakosta, Kristus mengutus Roh Kudus kepada Gereja. Gereja ialah umat beriman yang hidup dalam persatuan dengan Kristus. Apa yang dilakukan oleh Roh Kudus terhadap Gereja secara umum, dilakukan pula terhadap kaum beriman secara khusus. Roh kudus membimbing dan mengatur kaum beriman; Ia menghibur dan mengutatkan mereka; Ia menguduskan mereka dan mencurahkan rahmat ke dalam hati mereka; Ia memberi terang dan kekuatan; Ia mengajak dan mendorong; Ia terlibat dalam setiap karya kebajikan, dalam setiap perbuatan cintakasih, dalam setiap doa; Ia mempersatukan mereka satu sama lain dan membuat mereka menjadi satu di dalam Kristus, Kepalanya. Dengan demikian Roh Kudus merupakan Pribadi Allah yang memberi kehidupan dan membawa persatuan.

Masih ada satu masalah yang perlu diperhatikan. Sebagaimana Roh Kudus diberikan kepada Gereja dan tinggal di dalamnya, demikian pula Ia hidup di dalam setiap orang saleh. Orang beriman yang berada dalam keadaan rahmat, adalah kenisah Roh Kudus, oleh karena Ia bersemayam di dalam mereka. Tetapi Roh Kudus tidak berdiam seorang diri. Yesus sudah mengatakan: “Orang yang mengasihi Aku, orang itu akan menuruti ajaran-Ku. BapaKu akan mengasihi orang itu. Bapa-Ku dan Aku sendiri akan datang kepada orang itu dan tinggal bersama-sama dengan dia.” (Yoh 14:23). Jadi tiga Pribadi Allah; Bapa dan Putera dan Roh Kudus, tinggal di dalam jiwa kita.

Bagaimana mungkin hal itu dapat terjad? Manusia merasa diri begitu biasa, begitu lemah dan penuh dengan dosa. Manusia mengulurkan tangannya kepada Tuhan. Manusia tidak senang dengan Tuhan yang mahakuasa tetapi terlalu jauh; manusia menghendakai Tuhan yang dekat dengannya; manusia menghendaki memiliki Tuhan, manusia hendak menarik Tuhan ke dirinya; manusia menghendaki agar Tuhan menjadi miliknya dan manusia menjadi milik Tuhan. Dan lihatlah, Tuhan menyetujuinya. Dalam kebaikan-Nya, Tuhan hendak memberi diri-Nya sendiri. Ia mau datang kepada jiwa. Ia turun ke dalam jiwa dan tinggal di sana. Ia adalah tamu manusia, sahabat akrab manusia dan Ia bergaul dengan manusia atas cara yang sangat mesra.

Bapa dan Putera dan Roh Kudus tinggal di dalam jiwa orang saleh di dunia ini. Mereka tinggal selama masih ada cintakasih. Kalau cintakasih hilang, maka, walaupun iman dan pengharapan tidak hilang, kontak dengan Tuhan tidak ada lagi. Jadi, walaupun ia mengenal Tuhan dan mungkin juga percaya kepada Tuhan, namun Tuhan tidak tinggal di dalam hati orang berdosa; jiwanya bukanlah tempat tinggal yang layak bagi ketiga Pribadi Allah, jiwanya bukanlah kenisah Tuhan.

Di dalam pembicaraan-Nya tentang kebinasaan kota Yerusalem, Yesus berkata bahwa akhirat akan terjadi apabila Kabar Baik tentang pemerintahan Allah sudah diberitakan ke seluruh dunia (Mat 24:24). Kristus hanya mau mengatakan bahwa hukuman bagi bangsa yang menolak Mesias akan tiba apabila warga Yahudi yang tersebar di dunia yang dikenal pada waktu itu, juga bersalah terhadap penolakan tersebut, oleh karena mereka sudah berkesempatan menerima pewartaan kebahagiaan Kristus.

Santo Paulus mengatakan bahwa Tuhan menolak bangsa Yahudi oleh karena bangsa itu menolak Mesias. Tetapi penolakan itu tidak definitif. Sekali juga Israel akan kembali dengan bantuan rahmat Tuhan. Bagaimanapun juga hari akhirat akan tiba sebelum perkataan ini dipenuhi. Hari itu sendiri tidak menentu dan akan datang dengan tidak terduga.

Sumber: Aku Percaya by RP H. Embruiru SVD

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Leo XIV

  Lambang Paus Leo XIV terdiri dari perisai yang dibagi menjadi dua sektor, yang masing-masing membawa pesan yang mendalam. Di sisi kiri, dengan latar belakang biru, terdapat bunga lili putih bergaya, simbol tradisional kemurnian dan kepolosan. Bunga ini, yang sering dikaitkan dengan Perawan Maria, langsung membangkitkan dimensi Maria dalam spiritualitas Paus. Ini bukan sekadar seruan pengabdian, tetapi indikasi yang tepat tentang sentralitas yang ditempati Perawan Maria yang Terberkati dalam cara Gereja: model mendengarkan, kerendahan hati, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Di sisi kanan perisai, dengan latar belakang putih, digambarkan Hati Kudus Yesus, tertusuk anak panah dan terletak di atas buku yang tertutup. Gambar ini, yang intens dan penuh makna, merujuk pada misteri pengorbanan penebusan Kristus, hati yang terluka karena cinta kepada manusia, tetapi juga pada Sabda Tuhan, yang diwakili oleh buku yang tertutup. Buku yang tertutup ini menunjukkan bahwa kebenaran ...