Langsung ke konten utama

Teologi tentang Inkarnasi : Pertukaran yang Mengherankan


Inkarnasi mempunyai unsur rangkap. Putera Allah menjadi manusia dan mengambil sesuatu dari kita, sedangkan kita menerima sesuatu dari yang ilahi. Dengan inkarnasi Allah masuk ke dalam kelompok manusiawi. Ia menjadi salah satu dari kita. Yang Tidak Terbatas menampakkan diri dalam keterbatasan tubuh manusiawi; Yang Mahakuasa memperlihatkan diri dalam kelemahan tubuh manusia; yang tidak berubah dan abadi menaklukan diri pada undang-undang mengenai tempat dan waktu dan masuk ke dalam sejarah manusia. Ia mengambil kodrat kita yang sudah bernoda dosa. (Rom 8:3)


Pada pihak lain, inkarnasi juga merupakan suatu peningkatan kodrat manusiawi, sehingga ia dapat mengambil bagian pada yang ilahi atas cara yang khusus. Kita dapat berbesar hati, bahwa Ia, Putera Allah, adalah seorang dari kita, anggota umat kita. Yang lebih penting lagi ialah bahwa Inkarnasi itu sendiri adalah titik mula penebusan kita. Tuhan berbelaskasihan terhadap manusia; Ia mengundang mereka untuk mengambil bagian dalam hal-hal ilahi. Umat manusia adalah satu kesatuan dan semua orang mempunyai hubungan yang riil antara satu dengan yang lain. Dengan demikian kita dapat melihat di dalam inkarnasi itu penyucian seluruh umat manusia. 

Kita berhadapan dengan suatu misteri yang tidak dapat dimengerti. Kita melihat pertentangan-pertentangan yang tidak mungkin didamaikan. Tuhan mempunyai kodrat manusiawi yang sebenarnya. Tuhan melakukan perbuatan manusiawi ; manusia konkrit yang dilihat dan didengar oleh orang sejamanNya, yang berbicara dan makan dengan mereka adalah Tuhan. Tuhan tetap tinggal Tuhan dan tidak berubah. Tanpa perubahan dari pihak Tuhan dan tanpa percampuran dari kedua kodrat itu, keilahian mengambil kodrat manusiawi dan mempersatukan diri dengannya.

Sumber: Aku Percaya art 3.I.1, RP. H. Embuiru, SVD.

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

“Kelompok Kategorial” Menurut Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik

Sulit untuk menemukan istilah “Kelompok Kategorial” atau “Kelompok Kategorial Katolik” dalam dokumen-dokumen resmi Gereja Universal. Tampaknya istilah ini (dan juga istilah kelompok kategorial) hanya umum berlaku di Indonesia, diperkenalkan dalam rangka melaksanakan reksa pastoral Gereja Indonesia.     Di samping itu, terdapat pula perbedaan definisi mengenai “Kelompok Kategorial Katolik” ini dalam berbagai paroki. Dalam artikel ini akan diangkat beberapa contoh.