Minggu, 26 Agustus 2012

Info Post

Yesus Memberikan Komuni Kudus di Lidah Para Rasul - Luca Signorelli (1512)
Yesus menawarkan keselamatan baik material maupun spiritual. Ia mengundang kita kepada perjamuan-Nya – Perjamuan Anak Domba. Seperti yang akan kita lihat, perjamuan ini memiliki dimensi fisik dan spiritual.

Kita telah mempelajari Yohanes, Pasal 6 – Yesus Sang Roti Kehidupan. Lebih jauh kita telah melihat: 1) bahwa Yesus sendiri Roti yang dapat memuaskan rasa lapar kita, 2) bahwa Yesus adalah “Roti yang turun dari Surga” untuk penebusan – sehingga kita dapat memasuki hubungan dengan Bapa dan 3) bahwa menerima Yesus dalam Kurban Kudus Ekaristi adalah perlu untuk kehidupan kekal. “... jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.” (Yoh 6:53)


Terdapat pengajaran-pengajaran yang sangat keras, bahkan mengejutkan, seperti yang Yesus tunjukkan kali ini. Kita dapat memahami mengapa banyak orang mengundurkan diri dari Dia. Perhatikan bahwa Kristus tidak berkata, “Kembalilah. Saya hanya bermaksud simbolis saja.” Tidak, Kristus justru bertanya kepada para rasul-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”

Itulah pertanyaan yang Yesus berikan di hadapan kita sekarang: Apakah kita siap untuk menerima Yesus – tidak hanya secara spiritual tetapi juga secara fisikal?

Selama berabad-abad, orang-orang menghendaki untuk menspiritualisasikan Yesus – untuk membuang jauh-jauh aspek fisik-Nya. St. Yohanes mengingatkan kita mengenai mereka: “Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia.” (2 Yoh 1:7 ; bdk 1 Yoh 4:1-6). Kita dapat melihat bahwa hal ini terlalu menspiritualkan Yesus terutama dalam Gnostisisme – ajaran sesat kuno yang masih berlangsung sampai sekarang. Gnostik berpikir bahwa mereka memilik sebuah pengetahuan rahasia (dalam bhs Yunani “gnosis”) yang membuat mereka lebih tinggi dibanding sesamanya. Mereka tidak memerlukan pembaptisan. Mereka tidak memerlukan Ekaristi. Mereka memiliki sebuah rahasia, pengetahuan superior. Gnostik berpikir bahwa pengetahuan itu – pencerahan itu, adalah semua yang ia butuhkan.

Umat Kristiani selalu menolak pendekatan spiritual berlebihan ini. Bagi kita, keselamatan membutuhkan baik spirit maupun materi. Di sinilah bagaimana C.S. Lewis mengekspresikan hal itu: “Ada tiga hal yang mewartakan kehidupan Kristus kepada kita: pembaptisan, keyakinan dan tindakan-tindakan misteri yang umat Kristiani sebut dengan nama-nama yang berbeda – Komuni Kudus, Misa Kudus, Perjamuan Anak Domba.” Keyakinan adalah spiritual tetapi Pembaptisan dan Komuni adalah peristiwa fisik – sakramen-sakramen (tanda kehadiran Allah yang kelihatan). Kita membutuhkan materi (hal-hal fisik) untuk keselamatan. Seperti yang Lewis tunjukkan, “Allah menyukai materi. Ia menemukannya.”

Untuk menerima realitas Kristus secara fisik dan materi berarti bahwa keselamatan memerlukan kerendahan hati. Saya tidak memiliki pengetahuan yang superior. Saya diselamatkan sama seperti orang-orang biasa – dengan dibersihkan dalam pembaptisan dan dengan makan Roti dan Anggur. Tindakan-tindakan ini adalah tindakan rendah hati seseorang, tetapi dalam kata-kata himne yang indah, “Ini adalah karunia untuk menjadi sederhana, ini adalah karunia untuk menjadi bebas, ini adalah karunia yang turun di mana kita seharusnya berada.”

Menerima material-material berarti bahwa keselamatan melibatkan sesuatu sebagai tambahan terhadap kerendahan hati. Keselamatan membutuhkan disiplin. Menerima sakramen-sakramen membuat kita menjadi bagian dari komunitas manusia. Hal itu memerlukan disiplin dan kerja keras. Tanyakan saja pada pasangan-pasangan yang sudah menikah.

Dalam bacaan kedua, St. Paulus berbicara mengenai komunitas perkawinan. Dia memberitahu istri untuk mempraktikan kerendahan hati. Sekali waktu seorang ibu memberitahu saya, “Bapa, Saya mencoba untuk menjadi istri yang rendah hati, tapi masalahnya adalah saya selalu benar dan suami saya selalu salah.” Saya tahu itu, tapi bagaimanapun juga tetaplah mempraktikkan kerendahan hati. Dan St. Paulus memberitahu suami untuk mencintai istrinya seperti Kristus mencintai Gereja. Kristus mencintai mempelai-Nya, yaitu Gereja, dengan memberikan hidup-Nya bagi Gereja sampai pada titik darah penghabisan. Dan Darah-Nya membawakan pengampunan dan membuat kita mampu memaafkan satu sama lain.

Adalah mudah untuk melihat mengapa orang-orang lebih mementingkan sebuah pendekatan spiritual secara murni [dan mengabaikan fisik]. Pendekatan seperti ini menghindarkan mereka dari berbagai pekerjaan rumit untuk membentuk sebuah komunitas.

Untuk menerima Yesus secara fisik – untuk memakan daging-Nya dan meminum darah-Nya dalam kehadiran Misa setiap minggu atau setiap hari – memerlukan usaha (kerja keras), sebuah upaya yang membutuhkan infusi (pemasukan) rahmat. Tetapi, saya memohon kepada anda, saudara-saudari, janganlah menyerah. Usaha ini akan membawakan sebuah hadiah, sebuah reward yang berada di luar bayangan kita.

Ketika saya menyampaikan seri homili ini, saya berbicara kepada anda mengenai bagaimana kita semua menginginkan surga dan bagaimana iblis mencoba untuk mengecoh kita dengan menawarkan surga duniawi kepada kita – sebagai contoh melalui obat-obatan, alkohol, hal-hal porno, perjudian dan lain-lain. Iblis tidak ingin membawakan kita kebahagiaan, melainkan kesengsaraan.

Yesus di sisi lain memanggil kita untuk rendah hati dan bekerja keras, tetapi ia memberikan kita damai yang membuat kita bertahan. Dan Ia menawarkan kita sekarang mencicipi surga [dalam Misa Kudus].

Dr. Scott Hahn telah menulis sebuah buku yang berguna berjudul “Perjamuan Anak Domba: Misa sebagai Surga di bumi.” Dia menunjukkan kepada kita bagaimana Kitab Wahyu dapat memperdalam pemahaman kita mengenai apa yang terjadi saat Misa dan bahwa Misa memberikan kita sebuah kunci untuk membuka Kitab Wahyu. Seperti yang dikatakan Dr. Hahn, “Menghadiri Misa adalah untuk memperbaharui perjanjian kita dengan Allah, seperti saat pesta perkawinan – karena Misa adalah Perjamuan Kawin Anak Domba.”

Misa adalah puncak dari seluruh kehidupan Kristiani. Di sini kita menerima Yesus tidak hanya secara spiritual tetapi juga secara fisik – Daging dan Darah-Nya. Terberkatilah mereka yang dipanggil hadir ke dalam Perjamuan Anak Domba. Amin.

Pater Phil Bloom adalah Pastor Paroki St. Mary of the Valley, Monroe
Homili di atas diterjemahkan dari situs resmi paroki tersebut.

Pax et Bonum