Langsung ke konten utama

Berfoto Ria Di Depan Kandang Natal?



~ REMAH-REMAH HARI RAYA NATAL~

Hari Raya Natal telah berlalu. Beribu kesan membekas di hati kita yang mengikuti Misa Malam Natal, Misa Fajar, atau pun Misa Siang (Sore). Gereja Katolik Latin, menyadari penting dan dalamnya makna Natal menyediakan replika Goa/Kandang Bethlehem di setiap paroki. Sementara, dekorasi Pohon Natal, tidak terlalu menjadi prioritas, karena tidak langsung menyentuh inti Misteri Inkarnasi Sabda yang kita rayakan dengan meriah.


Sebagai umat yang bersukacita, tentu kita tidak ingin melewatkan momen satu kali setahun ini. Untuk mengabadikan momen ini, kita seringkali berfoto di depan Goa/Kandang Natal. Tentu saja, sama sekali tidak ada larangan bagi kita untuk berfoto. Yang mungkin menjadi pertanyaan bagi kita adalah apabila kita melihat banyak orang berdesak-desakan untuk berfoto di depan replika Kandang Betlehem dengan 1001 macam pose (yang seringkali memakan waktu tidak sebentar). Menjadi bahan permenungan bagi kita, jika orang-orang yang sibuk berfoto itu (dan mungkin kita juga termasuk di dalamnya) terlempar ke zaman ketika Yesus lahir dengan sebuah “mesin waktu”, misalnya, masih maukah orang2 itu (dan kita) masuk ke kandang yang dingin, lembab, dan bau segala rupa itu? Jangankan masuk, mungkin sebelum berfoto di depannya saja kita akan berpikir seribu kali.

Sukacita Natal dalam Gereja Katolik tidak hanya berlangsung satu hari, dengan kata lain tidak hanya dirayakan pada momen 25 Desember. Gereja menyediakan waktu untuk bersukacita merayakan penjelmaan Sabda hingga Hari Raya Penampakan Tuhan (Epifani) yang kali ini jatuh pada hari Minggu, 6 Januari 2013. Maka, adalah baik sebenarnya jika kita tidak memaksakan diri untuk berfoto-foto di depan Goa/Kandang Natal pada Malam Natal atau Hari Raya Natal. Goa/Kandang Natal adalah pojokan khusus yang disediakan oleh Gereja, PERTAMA-TAMA UNTUK BERDOA dan merenungkan penjelmaan Sabda menjadi manusia dengan segala kesederhanaan-Nya. Kita harus memberi kesempatan kepada umat yang ingin berdoa di depan Goa/Kandang Natal.

Akhirnya, daripada sibuk berpose untuk kepentingan mengunggah foto di Facebook, dalam Masa Natal penuh sukacita ini dan pada Malam Natal/Hari Raya Natal tahun-tahun mendatang, semoga masih ada kesempatan bagi kita untuk merenung di depan Goa/Kandang Natal. Semoga tidak henti-hentinya terpana akan penjelmaan-Nya, seperti yang dikatakan dalam sebuah lagu Natal tradisional Italia :
“TU SCENDI DALLE STELLE, O RE DEL CIELO! – ENGKAU TELAH TURUN DARI ANTARA BINTANG-BINTANG, YA RAJA SURGAWI!”
Selamat merayakan Hari Kedua Natal dalam Masa Natal bersama Sto.Stefanus, martir pertama !

*Gambar yang ditampilkan adalah sebuah “MEME”. Meme adalah bentuk baru penyampaian gagasan dalam dunia maya dengan gaya bahasa sarkasme. Tentunya gambar seperti ini, tidak perlu ditanggapi dengan negatif, melainkan untuk direnungkan. Silakan kunjungi page KATOLIK MEMES INDONESIA jika tertarik untuk mengakses meme-meme bernuansa Katolik.

~IOJC (tu scis quia amo te)~

Diterbitkan ulang oleh Indonesian Papist
Pax et Bonum


Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

“Kelompok Kategorial” Menurut Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik

Sulit untuk menemukan istilah “Kelompok Kategorial” atau “Kelompok Kategorial Katolik” dalam dokumen-dokumen resmi Gereja Universal. Tampaknya istilah ini (dan juga istilah kelompok kategorial) hanya umum berlaku di Indonesia, diperkenalkan dalam rangka melaksanakan reksa pastoral Gereja Indonesia.     Di samping itu, terdapat pula perbedaan definisi mengenai “Kelompok Kategorial Katolik” ini dalam berbagai paroki. Dalam artikel ini akan diangkat beberapa contoh.