Langsung ke konten utama

Bagaimana Nama Fransiskus Muncul di Pikiran Paus Terpilih


Paus Fransiskus - Audiensi Umum Dengan Perwakilan Media
news.va
Pada tanggal 16 Maret 2013 saat audiensi umum dengan perwakilan media, Paus Fransiskus secara singkat memberitahukan alasan mengapa beliau memilih nama “Fransiskus” merujuk kepada St. Fransiskus dari Assisi.

Paus berkata bahwa beberapa orang tidak mengerti apakah ia menamai dirinya dengan nama St. Fransiskus Xaverius atau St. Fransiskus de Sales atau St.Fransiskus Assisi. Ia menggambarkan bagaimana selama konklaf, ia duduk di sebelah Uskup Agung Emeritus Sao Paolo, Kardinal Claudio Hummes, seorang teman dekatnya. “Ketika pemungutan suara menjadi mendebarkan, ia (Kardinal Hummes) menenangkan saya.”, kata Paus Fransiskus. Dan ketika suara sedang dihitung dan menjadi jelas bahwa Paus telah terpilih, Para Kardinal mulai bertepuk tangan dan Kardinal Hummes “memeluk dan mencium saya dan berkata: ‘Jangan lupakan kaum miskin’ ... dan hal itu menampar saya ... kaum miskin ... Tiba-tiba saya berpikir mengenai St. Fransiskus dari Assisi ... Fransiskus adalah seorang manusia perdamaian, seorang manusia kemiskinan dan seorang manusia yang mencintai dan melindungi ciptaan. Betapa saya mencintai Gereja yang adalah miskin dan untuk kaum miskin.”, tambah Paus Fransiskus. Hal itulah bagaimana nama tersebut muncul di pikiran Sang Paus.

Paus melanjutkan bahwa beberapa orang menyarankan mengambil nama Paus Adrianus yang diasosiasikan sebagai pembaharu Gereja. Dan berdasarkan fakta bahwa Beliau adalah seorang Yesuit, Paus Fransiskus menyatakan bahwa beberapa orang menyarankan mengambil nama Klemens XV untuk mengenang kembali Paus Klemens XIV yang pernah membekukan Serikat Yesus (Yesuit) pada tahun 1773. Tetapi, akhirnya yang ia pilih adalah Fransiskus.


Pax et Bonum
follow Indonesian Papist's Twitter


Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

“Kelompok Kategorial” Menurut Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik

Sulit untuk menemukan istilah “Kelompok Kategorial” atau “Kelompok Kategorial Katolik” dalam dokumen-dokumen resmi Gereja Universal. Tampaknya istilah ini (dan juga istilah kelompok kategorial) hanya umum berlaku di Indonesia, diperkenalkan dalam rangka melaksanakan reksa pastoral Gereja Indonesia.     Di samping itu, terdapat pula perbedaan definisi mengenai “Kelompok Kategorial Katolik” ini dalam berbagai paroki. Dalam artikel ini akan diangkat beberapa contoh.