Langsung ke konten utama

Gencatan Senjata Natal 1914


Perang Dunia Pertama berlangsung pada 28 Juli 1914 – 11 November 1918. Pada awal perang dunia ini, terdapat sebuah kisah menarik yaitu Gencatan Senjata Natal di mana tentara Jerman dan tentara Inggris yang sedang berperang di No-Man’s Land (Tanah Tak Bertuan) melakukan gencatan senjata, berhenti menembak, dan bersama-sama merayakan Natal. Peristiwa ini umum dikenal dengan nama Christmas Truce 1914 (Gencatan Senjata Natal 1914).


Tentara Jerman dan Inggris Berfoto Bersama
Umumnya ciri khas pertempuran dalam Perang Dunia Pertama adalah pertempuran parit di mana baik tentara sekutu maupun tentara sentral saling menyerang dari dan bertahan di parit-parit yang mereka gali. Setelah Pertempuran Ypres Pertama pada bulan November 1914 mereda, pasukan Inggris (British Expeditionary Force – BEF) yang mempertahankan Ypres digantikan oleh pasukan Prancis. Pada Desember 1914, pasukan BEF kemudian berpindah dan mengambil alih sebuah sektor pertempuran di Front Barat yang terletak agak selatan dari St. Eloi, Prancis. Kekuatan Inggris di Perancis saat itu dibangun kembali dari gabungan sisa-sisa unit pasukan yang hancur dan tercerai pada Pertempuran Ypres Pertama ditambah dengan rekrutan-rekrutan baru dan dua divisi Indian Corps dan beberapa unit pasukan teritorial. Di sini, pasukan Inggris tersebut akan menghadapi pasukan Jerman.

Pertempuran parit yang statis dan menjenuhkan serta berada dekat dengan musuh menyebab banyak orang ingin tahu tentang orang-orang yang mereka hadapi dalam perang. Saking dekatnya parit tentara Inggris dan parit tentara Jerman, gerak-gerik masing-masing dapat didengar serta dapat dilihat. Sesekali ada teriakan saling menyahut ataupun menghina antara dua pasukan yang bertempur.

Sekali waktu, pada tanggal 7 Desember 1914, Paus Benediktus XV mengusulkan kepada negara-negara yang berperang melakukan gencatan senjata sementara untuk perayaan Natal yang semakin dekat. Akan tetapi, negara-negara yang berperang menolak untuk mendeklarasikan gencatan senjata secara resmi, beberapa meremehkan seruan tersebut dan hanya Austria-Hongaria yang memandang serius seruan tersebut tapi kemudian tetap tidak melakukannya. Namun, tampaknya seruan Paus Benediktus XV tersebut terdengar sampai ke telinga tentara-tentara yang bertempur di No-Man’s Land.

Pada tanggal 20 Desember 1914, terjadi gencatan senjata lokal di front pertempuran Brigade ke-22 Inggris. Kedua pasukan sama-sama keluar menolong tentara masing-masing yang terluka di tengah Tanah Tak Bertuan. Meskipun begitu, ada beberapa kontak senjata yang menewaskan tentara kedua belah pihak.

Pada tanggal 23 Desember 1914, tentara Jerman, Karl Aldag, melaporkan bahwa kedua pihak saling mendengar nyanyian himne Natal di masing-masing parit. Tentara Jerman datang ke garis depan membawa pohon-pohon Natal dan menempatkannya di sisi parit yang sedang bergejolak. Terjadi gencatan senjata lokal di front pertempuran Brigade ke-23 Inggris.

Pada pagi hari tanggal 24 Desember 1914, cuaca semakin dingin, membuat kondisi parit-parit pertempuran sedikit mereda. Namun, 98 tentara Inggris meninggal pada hari ini akibat tembakan sniper Jerman. Selama sore dan menjelang malam pada hari yang sama ini, pasukan infanteri Inggris heran melihat banyak pohon Natal dengan lilin dan lentera-lentera di parit-parit Jerman. Ada banyak yang menyanyikan lagu dan himne Natal juga lagu-lagu populer. Bahkan terjadi saling komunikasi yang meningkat antara tentara Inggris dan Jerman, bahkan pertemuan di beberapa area pertempuran. Banyak pertemuan ini dibuat untuk mengatur proses pengumpulan jenazah-jenazah. Di bagian lain, tembak menembak masih berlanjut. Perwira-perwira batalyon bingung untuk bereaksi sementara amanat Jenderal Sir Horace Smith-Dorrien jelas melarang  hal-hal seperti ini terjadi. Malam semakin cerah meskipun udara beku.

Tentara Inggris dan Jerman pada Hari Natal
Pada tanggal 25 Desember 1914, pasukan-pasukan di belakang garis depan menghadiri ibadah Gereja dan di beberapa tempat mengatur acara makan malam Natal di lumbung dan puing-puing bangunan. Di garis depan, persaudaraan tentara Inggris dan Jerman yang terbentuk pada Malam Natal berlanjut sepanjang hari; tidak semua unit tahu akan hal itu dan peristiwa ini tidak terjadi di seluruh wilayah pertempuran namun menyebar luas di lebih dari setengah front pertempuran Inggris. Banyak jenazah yang terbaring di Tanah Tak Bertuan dikuburkan oleh masing-masing pihak. Banyak tentara melaporkan peristiwa yang aneh dan mengagumkan seperti ini; tentara Inggris dan Jerman yang dapat berbahasa Inggris bertemu langsung dan saling bertukar alamat. Kedua tentara juga saling bertukar rokok, coklat dan hadiah-hadiah lainnya. 81 tentara Inggris meninggal pada hari ini; beberapa dari mereka meninggal karena tembakan sniper terutama di daerah yang masih bergejolak. Pada malam hari, suasana menjadi tenang karena tentara-tentara kembali ke parit mereka untuk menikmati makanan Natal yang telah disediakan bagi mereka.

Tentara Jerman dan Inggris Bersama-sama Menguburkan Jenazah
Pada tanggal 26 Desember 1914, di beberapa area semangat persahabatan masih berlanjut. Namun, baik perwira maupun prajurit dari kedua pihak mulai mengambil sikap waspada. Atmosfer secara umum tetap tenang dan santai. Berita tentang gencatan senjata tak resmi ini sampai ke telinga Jenderal Sir Horace Smith-Dorrien yang kemudian memerintahkan penjatuhan sanksi disiplin terhadap perwira dan prajurit yang mengambil bagian dalam gencatan senjata tersebut. Namun, pada peristiwa itu, tidak ada tindakan diambil terhadap perwira atau prajurit tersebut.

Tentara Inggris dan Jerman Berkumpul pada Boxing Day (26 Desember 1914)
Pada selang waktu 27-31 Desember 1914, cuaca kembali dingin dan turun hujan deras. Ada beberapa tentara menghilang akibat banjir yang melanda parit-parit. Tetapi, di beberapa area, suasana persahabatan masih berlangsung beberapa hari dan bahkan hampir tidak terjadi baku tembak meski perlahan-lahan suasana tersebut mulai menghilang.

Beberapa surat yang ditulis oleh tentara-tentara Inggris yang berada pada saat Christmas Truce 1914 didokumentasikan di situs Christmas Truce. Salah satu contoh adalah tulisan Kopral Copper dari unit pasukan 2nd Northamptonshire Brigade ke-22 kepada Nona N. Thody yang menceritakan “Sekarang saya ingin memberitahumu sesuatu yang engkau sulit percayai, tetapi itu sungguh benar. Tidak ada tembakan pada Hari Natal dan orang-orang Jerman sungguh bersahabat dengan kami. Mereka bahkan datang ke parit-parit kami dan memberikan kami tembakau, rokok, dan coklat dan tentu saja kami memberikan mereka sesuatu sebagai balasannya.”

Ada dua video dari gloria.tv yang menggambarkan tentang Christmas Truce 1914, silahkan The Christmas Truce of 1914 dan The Christmas Truce.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Pax et bonum

Ditulis dari berbagai sumber

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Leo XIV

  Lambang Paus Leo XIV terdiri dari perisai yang dibagi menjadi dua sektor, yang masing-masing membawa pesan yang mendalam. Di sisi kiri, dengan latar belakang biru, terdapat bunga lili putih bergaya, simbol tradisional kemurnian dan kepolosan. Bunga ini, yang sering dikaitkan dengan Perawan Maria, langsung membangkitkan dimensi Maria dalam spiritualitas Paus. Ini bukan sekadar seruan pengabdian, tetapi indikasi yang tepat tentang sentralitas yang ditempati Perawan Maria yang Terberkati dalam cara Gereja: model mendengarkan, kerendahan hati, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Di sisi kanan perisai, dengan latar belakang putih, digambarkan Hati Kudus Yesus, tertusuk anak panah dan terletak di atas buku yang tertutup. Gambar ini, yang intens dan penuh makna, merujuk pada misteri pengorbanan penebusan Kristus, hati yang terluka karena cinta kepada manusia, tetapi juga pada Sabda Tuhan, yang diwakili oleh buku yang tertutup. Buku yang tertutup ini menunjukkan bahwa kebenaran ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...