Rabu, 03 Oktober 2012

Info Post



Setiap kali berdoa Rosario, hampir selalu kita akan merenungkan misteri-misteri Kitab Suci yang dalam Doa Rosario terbagi atas Peristiwa Sedih, Peristiwa Gembira, Peristiwa Mulia dan yang paling baru yaitu Peristiwa Terang. Tentu ada di antara umat Katolik sekalian termasuk saya sendiri pernah mengalami kesulitan-kesulitan untuk merenungkan Misteri-misteri tersebut. Ada juga di antara umat Katolik termasuk saya sendiri yang seringkali hanya sekadar membaca Misteri-misteri tersebut tanpa mencoba untuk masuk ke dalamnya.

Dua hari lalu teman saya menghibahkan sejumlah buku-buku tua yang bagus, salah satunya adalah buku doa berukuran kecil (buku saku) keluaran Januari 1999 yang berisi doa-doa dasar dan umum dalam Gereja Katolik. Dalam buku ini pula, saya temukan sebuah penjelasan cara-cara untuk merenungkan Misteri-misteri dalam Doa Rosario yang saya yakin bermanfaat untuk kita semua.


Cara-cara Merenungkan Misteri-misteri dalam Doa Rosario

1. Melihat apa yang terjadi: Sewaktu berdoa, kita membayangkan peristiwa yang bersangkutan dengan bantuan angan-angan, atau dengan memakai gambar-gambar seperti yang terdapat dalam buku ini. Kita hendak melihat apa yang terjadi, dan seakan-akan hadir pada peristiwa yang kita renungkan; mengamat-amati bagaimana malaikat menghadap Maria, mendengarkan apa yang dikatakan malaikat dan apa yang dikatakan Maria. Jadi, kita memandang dan mendengarkan! Oleh sebab itu, peristiwa-peristiwa yang disajikan hendaknya direnungkan dan dipikirkan dalam-dalam.

2. Bersama dengan Yesus dan Maria:  Tanpa berkhayal pun kita dapat bersama-sama dengan Yesus dan Maria, yaitu dalam sikap iman seakan-akan “beristirahat” dalam Allah. Kita tidak perlu memperhatikan kata-kata yang kita ucapkan, dan tidak perlu menaruh banyak minat pada arti kata-kata itu. Perhatian hanya kita arahkan kepada Allah. Kita berdiam di dalam Dia. Kita berbuat sesedikit mungkin untuk membiarkan Allah berkarya dalam diri kita, menguasai sepenuhnya hati kita. Maka doa dan misteri hanya satu tujuannya, yaitu mempersiapkan jalan untuk bertemu dengan Allah, yang berbicara tanpa kata. Bagi banyak orang, berdoa Rosario memberikan kedamaian di tengah-tengah kegelisahan apapun. Karena Doa Rosario ini pula banyak orang kudus merasa terdorong untuk menjalin hubungan mesra dengan Tuhan dan orang-orang yang baru mulai membina kehidupan rohani terdorong untuk lebih giat belajar berdoa.

3. Membagi-bagikan Misteri: Untuk lebih mudah memusatkan perhatian, misteri-misteri dapat dibagi-bagi sehingga pada setiap sepuluh kali “Salam Maria”, ada satu segi tertentu yang direnungkan dan diperhatikan. Kalau dengan cara ini Doa Rosario dirasakan menghabiskan lebih banyak waktu, maka lebih baik berdoa 20 sampai 30 kali “Salam Maria” (berarti 2 atau 3 Misteri saja dulu) saja daripada menyelesaikan ke-5 Misteri dengan tergesa-gesa dan tanpa menaruh perhatian apapun. Lain waktu dapat dilanjutkan. Sebab jangan lupa bahwa Doa Rosario adalah sebagai media bantuan untuk bertemu dengan Tuhan.
4. Menelaah Misteri: Dengan bantuan gambar atau visualisasi misteri-misteri, kita dapat melihat dan merenungkannya. Umpama saja, kita melihat suatu peristiwa yang menunjukkan betapa besar cinta Yesus kepada kita (misalnya peristiwa Yesus Didera). Kita lalu terdorong untuk mencintai-Nya, mengabdi-Nya dan menyatakan simpati kepada-Nya. Kita dapat seolah-olah hadir bersama dengan Dia di Tanah Suci misalnya dengan masuk ke dalam gua di Betlehem, berdiri di bawah salib dan memperhatikan wajah Maria yang berubah menjadi berseri-seri ketika melihat Putera-Nya yang bangkit. Dan barangkali hati kita dengan sendirinya memikirkan kembali arti kata-kata yang kita ucapkan: “Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini!”

5. Merenungkan hasil-buah Misteri: Setiap misteri mempunyai hasil-buah sendiri. Dan setiap misteri harus diwujudkan di dalam kehidupan kita masing-masing. Semua peristiwa dalam Doa Rosario menceritakan hidup Yesus dan Bunda-Nya. Tetapi hidup Yesus dan Bunda-Nya terus berlangsung dalam hidup kita. Misteri hidup Kristus ialah misteri hidup kita. Oleh sebab itu, sebaiknya kita memeriksa apa yang diajarkan setiap misteri itu kepada kita dan bertanya: “Bagaimana kita dapat mewujudkannya?”. Misalnya, dengan Misteri Gembira yang pertama (Kabar Malaikat kepada Maria), kita dapat merenungkan makna ucapan Maria: “Aku ini hamba Tuhan”. Ucapan itu menyatakan kesediaan sempurna untuk melakukan apa saja yang dikehendaki Tuhan. Maria tidak menganggap dirinya lebih daripada seorang hamba. Tugas dan kewajibannya tak lain dan tak bukan adalah melakukan semua yang diperintahkan Allah. Apakah kita memiliki sikap demikian itu? Bukankah kita juga harus bersedia melakukan apa saja yang dikehendaki Allah? Memang, seharusnya kita dapat menyesuaikan diri secara sempurna dengan kehendak Allah. Bila keinginan ini ada, kita dapat memohon perantaraan Maria untuk memperoleh anugerah itu. Dengan cara yang sama, kita dapat merenungkan setiap misteri, memikirkannya, mewujudkannya dalam diri kita dan berusaha mengubah hidup kita sesuai dengan ajaran yang tercantum di dalamnya. Rosario yang kita doakan setiap hari dengan cara demikian akan merupakan kekuatan bagi kita untuk maju dalam pengabdian kita kepada Tuhan.

6. Berdoa untuk Ujud (Intensi) tertentu:  Doa Rosario sungguh-sungguh suatu doa untuk kehidupan sehari-hari seperti telah dijelaskan dalam Kata Pengantar. Suatu kebiasaan yang baik ialah membuat suatu ujud pada setiap sepuluh kali “Salam Maria” dan mendoakannya. Ujud itu biasanya sesuai dengan hal yang menarik perhatian kita sekarang ini atau sesuai dengan misteri dari sepuluh Salam Maria yang bersangkutan.

Misalnya: Peristiwa-peristiwa Gembira berhubungan dengan masa kecil Yesus. Maka kita berdoa untuk orang tua, anak-anak, para pendidik, hidup keluarga dsb. Pada Peristiwa Pertama, kita berdoa untuk para ibu yang sedang menantikan kelahiran anak yang baru; pada Peristiwa Kedua untuk para bidan dan perawat agar meneladan Maria yang membantu Elizabeth; pada Peristiwa Ketiga untuk bayi-bayi yang lahir dalam kemiskinan; pada Peristiwa Keempat untuk mempersembahkan anak-anak kita kepada Yesus dan Maria; dan pada Peristiwa Kelima untuk mendoakan anak-anak kita supaya tidak meninggal atau mengalami gangguan dalam masa kecil. Dapat pula kita menyatakan kerelaan kita untuk menyerahkan anak kita kepada Tuhan, jika Tuhan memanggilnya untuk tugas yang luhur di dalam rumah Bapa.

Pada Peristiwa-peristiwa Sedih, kita berdoa untuk berbagai macam golongan pendosa, misalnya untuk mereka yang murtad dan tegar-hati (peristiwa pertama); untuk yang melanggar kemurnian dan menodai kesetiaan dalam pernikahan (peristiwa kedua); untuk yang sombong dan angkuh (peristiwa ketiga), untuk yang mendurhakai Tuhan (peristiwa keempat); dan untuk semua pendosa (peristiwa kelima).

Pada Peristiwa-peristiwa Mulia kita berdoa untuk kejayaan Gereja (peristiwa pertama), untuk pikiran manusia agar lebih tertuju kepada Allah (peristiwa kedua); untuk mohon bantuan Roh Kudus (peristiwa ketiga); untuk mohon perantaraan Santa Maria, Ratu dan Bunda kita (peristiwa keempat) dan untuk mohon agar ia membimbing kita menuju kepada kebahagiaan abadi, mahkota hidup kita di surga (peristiwa kelima).

Tambahan dari Indonesian Papist - Pada Peristiwa-peristiwa Terang kita berdoa untuk sanak keluarga dan sahabat-sahabat kita yang akan dibaptis (peristiwa pertama), berdoa untuk pernikahan kita, saudara kita, atau sahabat kita agar Kristus mau menyatakan diri-Nya di dalam pernikahan-pernikahan tersebut (peristiwa kedua), berdoa untuk pewartaan Injil dan pertobatan kepada setiap orang di era modern ini (peristiwa ketiga), berdoa agar Kristus mau hadir dan menampakkan kemuliaan-Nya dalam kehidupan menggereja kita (peristiwa keempat) dan berdoa agar pelanggaran-pelanggaran Liturgi semakin hari semakin berkurang (peristiwa kelima).

7. Menyelingi doa dengan bacaan Kitab Suci: Paus Pius XII dan Paulus VI sering menyebut Doa Rosario sebagai “ringkasan seluruh Injil”. Memang demikian. Misteri-misteri Rosario adalah misteri-misteri Injil. Jika doa Rosario diselingi dengan bacaan Kitab Suci, maka doa itu akan sangat berguna dan merupakan cara meditasi yang unggul. Mungkin Rosario akan menjadi doa yang terlalu panjang, jika setiap sepuluh “Salam Maria” diberi kutipan Injil. Apalagi kalau harus kita selesaikan semua. Oleh karena itu, Doa Rosario perlu dilakukan dengan variasi. Misalnya, pada hari pertama kita membaca kutipan Kitab Suci untuk sepuluh kali “Salam Maria” yang pertama, lain hari untuk sepuluh kali “Salam Maria” yang kedua dst. Jika kita menyelingi doa dengan bacaan Kitab Suci, doa-doa kita akan mempunyai makna yang meresapi seluruh hati.


Pax et Bonum
follow Indonesian Papist's Twitter