Langsung ke konten utama

Cintailah kehidupan, lawan aborsi !!!

Cintailah kehidupan ini karena dengan adanya kehidupan maka dunia masih ada harapan untuk tumbuh, berkembang dan keberadaannya tetap ada.
Setiap orang dipanggil untuk hal itu termasuk saya dan Anda semua.
Sayang panggilan pada cinta pada kehidupan ini kadang sudah “terabaikan” terutama bagi mereka yang merasa tidak memiliki tanggung jawab akan keberlangsungan kehidupan di dunia ini.


Banyak orang lupa kalau “keberadaan” mereka juga karena cinta.
Cinta yang pertama diberikan oleh Allah dengan memberi media bernama dunia dengan segala fasilitas yang ada untuk mencukupi keberlangsungan hidup manusia, lalu cinta dari manusia pertama yang “merelakan” diri menjadi tempat penyemaian “bibit-bibit” manusia baru hingga sampai pada manusia jaman sekarang ini.

Cinta yang melandasi semua hal ini, cinta yang tercurah sampai habis agar kehidupan manusia bisa terus berlangsung, maka panggilan mencintai kehidupan itu saat ini dikumandangkan lagi karena banyak orang yang lupa mencintai kehidupan ini.

Perusakan ada dimana-mana bukan hanya perusakan alam dan lingkungan tetapi juga perusakan akan kehidupan manusia baru, banyak kemudahan-kemudahan yang dilegalkan untuk mengakhiri kehidupan baru yang kadang belum merasakan keindahan dunia ini. Banyak “pembantaian” dilakukan dengan banyak alasan yang berbeda pula yang pasti demi “melepas” tangung jawab akan keberadaan kehidupan baru ini.
Pembantaian ini disadari bahkan dengan akal sehat dan dianggap biasa dalam kancah kehidupan ini.

Jika manusia telah begitu tega membantai kehidupan “kecil” yang tidak bersalah ini terjadi, bagaimana dengan mareka yang dianggap berbahaya dan mengancam keberlangsungan orang itu???

Tentu pembantaian akan terjadi lebih hebat lagi seperti kasus yang belum lama ini terjadi yaitu kasus bom di Jakarta.

Pembantian dengan alasan demi……., yang sebenarnya adalah tindak kejahatan yang tidak bisa dimaafkan karena menyangkut keberadaan dan keberlangsungan hidup orang lain, kalau pembantaian seperti bom itu mudah dilihat dan diadili lalu bagaimana dengan pembantaian kehidupan yang “tersembunyi” seperti aborsi????

Pembantaian kehidupan dengan cara aborsi sering terjadi disekitar kita tapi kita kadang tidak tahu keberadaanya karena pelaksanaan pembantaian memang sangat rapi bahkan dilakukan pribadi-pribadi yang kadang hidup diantara kita dan cara pembantaiannya pun tidak kalah rapi yang sulit dilihat oleh mata mansuia.

Ini seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu dan saya ketahui pada saat saya sedang makan malam. Pada saat saya makan di warung, warung itu juga menjual “jamu-jamu” dan sewaktu saya makan ada seorang pemuda yang datang dan terjadi tawar menawar dengan pemilik warung itu. Barang yang dijual berupa “pil” berjumlah tiga dengan harga Rp35.000,00. Saya tidak tahu pil apa itu dan setelah pemuda itu pergi, saya menanyakan pada Ibu penjual jamu itu. Ibu menjawab kalau pil itu adalah pil untuk menggugurkan kandungan yang berumur sekitar 3 minggu an. Ibu itu bahkan menjelaskan jenis-jenis pil yang ada dan pil yang dari perusahaan……..lebih manjur dibanding pil dari prusahaan lain tapi harganya lebih mahal.

Anehnya ibu itu malah menawari saya kalau membutuhkan pil itu. Lalu saya tanya,” apakah sering ada yang cari pil itu”. Ibu itu menjawab,”sering mas, anak-anak muda yang biasanya cari untuk pacarnya yang mentruasinaya terlambat”.
Sambung saya,” ada anak sekolah bu yang beli?”.
Ibu menjawab,”gak tahu mas karena gak pakai seragam sekolah tapi anak-anak yang masih kecil ada yang beli pil ini”.
Lalu saya membayar makanan dan meninggalkan tempat makan itu dengan tak lupa mengucapkan terima kasih pada keterangan ibu itu.

Inlah kenyataan hidup ini, banyak pembantaian kehidupan baru yang dilakukan oleh mereka yang “kepepet” situasi dan keadaan karena belum siap untuk memiliki anak tetapi sudah berani melakukan hubungan badan yang resikonya menghasilkan kehidupan baru, akhirnya jalan pintas untuk mengakhirinya, ya dengan aborsi dan karena aborsi dokter sulit serta butuh biaya mahal ya yang paling cepat minum pil atau obat-oabtan yang dijual di “pasaran” Ironis memang jalan kehidupan ini.

Banyak orang telah membunuh pengharapan hidup dari bayi-bayi kecil dalam kandungan yang belum merasakan panas dan dinginnya alam dunia yang disediakan Allah untuknya karena “dibantai” oleh orang tua mereka sendiri.
Akan jadi apa kehidupan ini jika “pembantian-pembantiaan” itu terus terjadi???
Dunia lambat tapi pasti akan masuk dalam kehancuran karena matinya nurani akan cinta terutama cinta pada kehidupan.
Orang hanya jatuh pada nafsu kegembiaraan sesaat dan bukan jatuh pada cinta yang menghidupkan, andaikan keberanian mengambil resiko akan apa yang dilakukan itu ada maka dunia masih bisa diselamatkan.
Agama yang menjunjung tinggi kehidupan kadang juga tidak menolong kehidupan baru ini.

Saya baru saja mendengar cerita kalau ada aktifis gereja yang rela dan menganjurkan agar janin dalam kandungan anaknya digugurkan karena anak itu masih kuliah.
Ironis sekali aktifis gereja menjadi motor dari pembantaian cucunya sendiri.
Rasa malu telah menutupi nurani untuk menjaga kehidupan.
Jika hak ini dibiarkan maka tak lagi ada bobot dari yang namanya “agama” dan “keimanan” itu akan mati karena iman tidak “diamini” tapi “diemohi”.
Dunia sedang mengalami masa “pembusukan” akan cinta dan iman dan hal ini lambat laun akan melumpuhkan harapan.

Untuk mengatasi semua ini, marilah kita berdoa kepada Allah agar kesadaran cinta kepada kehidupan ini kembali ditumbuhkan dan setiap orang menjunjung tinggi martabat kehidupan ini sehingga dunia bisa terselamatkan dan kehidupan bisa terus berlangsung dengan terus berusaha mencari penyelesaian akan kasus ini terutama dengan mempengaruhi orang lain untuk berani melakukan perubahan untuk mencintai kehidupan.

Masalah ini tidak bisa hanya dihadapi dengan satu tangan tapi harus dengan banyak tangan yang berani bergandengan untuk menjadikan semua baik dan berjalan pada rel yang namanya cinta dan kami akan memulai dari rumah bernama domus karitais untuk menyuarakan cinta kehidupan ini.

Semoga Allah memberkati semua yang menjunjung harapan akan cinta pada kehidupan.
Salam dalam cinta menjunjung tinggi martabat kehidupan dengan melawan pembantaian kehidupan terutama pada janin-janin yang tidak berdosa.

Salam dalam kebersamaan membangun dunia baru.

Lawan aborsi dan selamatkan kehidupan.

Petrusp

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Leo XIV

  Lambang Paus Leo XIV terdiri dari perisai yang dibagi menjadi dua sektor, yang masing-masing membawa pesan yang mendalam. Di sisi kiri, dengan latar belakang biru, terdapat bunga lili putih bergaya, simbol tradisional kemurnian dan kepolosan. Bunga ini, yang sering dikaitkan dengan Perawan Maria, langsung membangkitkan dimensi Maria dalam spiritualitas Paus. Ini bukan sekadar seruan pengabdian, tetapi indikasi yang tepat tentang sentralitas yang ditempati Perawan Maria yang Terberkati dalam cara Gereja: model mendengarkan, kerendahan hati, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Di sisi kanan perisai, dengan latar belakang putih, digambarkan Hati Kudus Yesus, tertusuk anak panah dan terletak di atas buku yang tertutup. Gambar ini, yang intens dan penuh makna, merujuk pada misteri pengorbanan penebusan Kristus, hati yang terluka karena cinta kepada manusia, tetapi juga pada Sabda Tuhan, yang diwakili oleh buku yang tertutup. Buku yang tertutup ini menunjukkan bahwa kebenaran ...