Langsung ke konten utama

St. Nikolaus Meninju Wajah Si Penyesat

Ikonografi ini menggambarkan St. Nikolaus yang sedang meninju Si Sesat Arius pada Konsili Nicea 325 M
Santo Nikolaus dari Myra (sekarang masuk wilayah Turki), yang kita rayakan pada tanggal 6 Desember, dikenal sebagai seorang Uskup yang baik hati.  Ia dikenal salah satunya karena kebaikannya menolong tiga orang putri yang hendak dijual ayah mereka karena keluarga mereka kekurangan uang. Juga dilaporkan bahwa St. Nikolaus ini berusaha mengatasi kelaparan di wilayah keuskupannya dengan bersusah payah mendatangkan makanan dari luar keuskupannya. Dari kisah hidup dan segala kebaikan St. Nikolaus ini, dibuatlah sebuah tokoh kakek tua yang gemar berbagi hadiah kepada anak-anak kecil setiap Natal yang kita kenal dengan nama Santa Claus atau Sinter Klaas. Kisah tentang Santo Nikolaus dari Myra ini dapat anda sekalian baca lebih lanjut di situs Yesaya dan Iman Katolik. Tapi tahukah anda bahwa seorang Uskup yang baik hati ini pernah meninju seorang Imam?
Konsili Ekumenis Pertama, Konsili Nicea (325 M), dipanggil oleh Kaisar Constantine untuk membahas sebuah pengajaran sesat dari seorang Imam di Keuskupan Alexandria bernama Arius sekaligus menegaskan ajaran iman yang benar mengenai Ke-Allah-an Yesus Kristus (Banyak orang terpengaruh mitos bahwa Konsili Nicea 325 M mengangkat Yesus sebagai Allah padahal Yesus itu sejak awal mula adalah Allah. Konsili Nicea ini adalah Konsili yang diadakan untuk menegaskan ajaran iman yang benar yang sudah ada sebelumnya). Pengajaran Arius ini kita kenal dengan sebutan Arianisme. Arius mengajarkan bahwa Yesus Kristus, Sang Allah yang menjadi manusia, bukanlah Allah sepenuhnya melainkan hanya sebuah ciptaan pertama dari Allah Bapa.
Konsili Nicea ini, yang dipimpin oleh Uskup Hosius dari Cordova selaku wakil Paus St. Silvester, memanggil Arius ke tengah Konsili dan meminta ia untuk menjelaskan seluk beluk pengajarannya yang sesat itu. St. Nikolaus, Uskup Myra, tidak dapat menerima semua pengajaran sesat Arius yang tidak masuk akal itu dan tidak dapat menerima Yesus direndahkan dalam pengajaran sesat tersebut. Lalu, ia berdiri, berjalan ke arah Arius dan meninju wajah Arius. 
Hosius dari Cordova, Kaisar Constantine dan Para Uskup yang hadir di Konsili mengecam tindakan kekerasan Nikolaus melawan Arius. Mereka segera menurunkan St. Nikolaus dari tahta keuskupannya dengan menyita dua simbol yang menandai seseorang sebagai Uskup: Salinan Injil milik St. Nikolaus dan Pallium (vestment/jubah yang digunakan oleh Para Uskup di Timur) miliknya. St. Nikolaus kemudian dimasukkan ke dalam penjara.

Sekarang, bila demikian kisah akhir dari St. Nikolaus, kita mungkin tidak akan mengenal orang kudus ini dan tentu juga tidak akan mengenal tokoh yang dibangun dari St. Nikolaus, Santa Claus. Kemudian setelah St. Nikolaus diturunkan lalu dipenjarakan, Tuhan Yesus Kristus dan Santa Perawan Maria mengunjungi Nikolaus di dalam penjara karena tindakannya menampar sang penyesat, Arius. Tuhan Yesus Kristus bertanya kepada St. Nikolaus, “Mengapa kamu berada di sini?” Nikolaus menjawab “Karena saya mencintai Engkau, Tuhanku dan Allahku.” Kristus kemudian menyerahkan salinan Injil kepada St. Nikolaus. Kemudian, Perawan Maria memakaikan Pallium Uskup kepada St. Nikolaus. Dengan kedua tindakan ini, St. Nikolaus dikembalikan martabat dan posisinya sebagai seorang Uskup Gereja Katolik. Penggambaran mujizat terhadap St. Nikolaus ini digambarkan dengan ikon tradisional berikut:

Perhatikan Tuhan Yesus Kristus di kiri memegang salinan Injil dan Santa Perawan Maria di kanan memegang Pallium. Sementara di tengah, St. Nikolaus yang telah menggunakan Pallium dan memegang salinan Injil.
  
Ketika Para Uskup dan Kaisar Konstantinus di Konsili mendengar mujizat ini, Konsili segera memerintahkan supaya Nikolaus dikembalikan posisinya sebagai Uskup dengan reputasi baik di dalam Konsili Nicea ini. Syahadat Panjang / Syahadat Nicea Konstantinopel yang kita daraskan merupakan salah satu hasil Konsili Nicea ini (bersama Konsili Konstantinopel I). Para Uskup di Nicea berada di pihak St. Athanasius Agung dan St. Nikolaus mengutuk ajaran sesat Arianisme oleh Arius dan menegaskan ajaran yang benar mengenai Yesus Kristus seperti yang tercantum dalam kutipan Syahadat Panjang / Kredo Nicea-Konstantinopel berikut ini:
“Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi, dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan;
dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal.
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad,
Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat dengan Bapa;
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya. ...”

Sebuah gambar yang menggambarkan kejadian legendaris tersebut menutup artikel ini: St. Nikolaus di kiri sedang mempersiapkan tinjuannya berjalan menuju ke arah Arius dengan tangan di atas. Orang yang berada di tahta tersebut adalah Kaisar Konstantinus. Santo Nikolaus dari Myra, doakanlah kami.
Catatan: Artikel ini ditulis bukan untuk membenarkan tindakan pemukulan terhadap mereka yang menyesatkan tetapi untuk menceritakan salah satu bagian dari kisah hidup St. Nikolaus yang jarang atau mungkin belum pernah kita dengar.

Sumber gambar:  Cantebury Tales, sebuah blog milik Dr. Taylor Marshall, Katolik eks Imam Anglikan. 
Lihat juga mengenai Kaisar Konstantinus dan Konsili Nicea pada Artikel Ini.

Pax et Bonum



Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Leo XIV

  Lambang Paus Leo XIV terdiri dari perisai yang dibagi menjadi dua sektor, yang masing-masing membawa pesan yang mendalam. Di sisi kiri, dengan latar belakang biru, terdapat bunga lili putih bergaya, simbol tradisional kemurnian dan kepolosan. Bunga ini, yang sering dikaitkan dengan Perawan Maria, langsung membangkitkan dimensi Maria dalam spiritualitas Paus. Ini bukan sekadar seruan pengabdian, tetapi indikasi yang tepat tentang sentralitas yang ditempati Perawan Maria yang Terberkati dalam cara Gereja: model mendengarkan, kerendahan hati, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Di sisi kanan perisai, dengan latar belakang putih, digambarkan Hati Kudus Yesus, tertusuk anak panah dan terletak di atas buku yang tertutup. Gambar ini, yang intens dan penuh makna, merujuk pada misteri pengorbanan penebusan Kristus, hati yang terluka karena cinta kepada manusia, tetapi juga pada Sabda Tuhan, yang diwakili oleh buku yang tertutup. Buku yang tertutup ini menunjukkan bahwa kebenaran ...