Langsung ke konten utama

Kristus Sang Raja


Perjanjian Lama menampilkan Mesias sebagai raja. Ramalan itu telah dipenuhi dalam Kristus. Ia adalah raja. Ia memiliki martabat ini sejak saat pertama Ia menjadi manusia. Anak di palungan adalah raja. Guru Yahudi yang duduk di atas keledai dan masuk ke Yerusalem adalah raja:  Rajamu datang kepadamu sekarang; Ia lemah lembut dan menunggang seekor keledai (Mat 21:5). Orang yang dihina dan disiksa dan yang berdiri di depan Pilatus untuk diadili adalah raja: Seperti yang tuan katakan, Saya ini raja. (Yoh 18:37)

Apakah artinya bahwa Kristus itu raja? Kita harus kembali ke pandangan lama. Raja adalah seorang yang dipilih dan dipanggil. Ia seorang yang memerintah bangsa dalam nama Allah, seorang yang dilengkapi dengan kekuasan penuh. Kerajaan berarti kekuasaan yang absolut dan universal; kewibawaan ilahi bersinar dari raja; kebijaksanaan dan pandangan ilahi adalah miliknya. Raja adalah seorang yang kuat dan berani. Di dalam kerajaannya, raja adalah sumber kehidupan dan kesejahteraan. Ia memerintah menurut hukum secara bijaksana, ia menjatuhkan segala ketidakadilan dan menghukum segala kejahatan. Orang yang tertindas boleh datang kepadanya dan merasa aman di sampingnya. Raja adalah orang yang memimpin bangsanya di medan perang. Ini pun dilakukan oleh Kristus. Tugas utama-Nya di dunia ialah memerangi iblis dan Ia sudah mengalahkannya. Iblis sudah diikat walaupun ia masih mempunyai kekuatan sampai akhir zaman. Oleh karena itu masih terdapat pertempuran di dalam kerajaan Allah di dunia (Gereja). Kemenangan definitf belum diperoleh. Di dalam pergulatan ini, Raja Yesus adalah pemimpin kita.

oleh Pater H. Embruiru SVD dalam "Aku Percaya" hlm. 116

Pax et Bonum

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

“Kelompok Kategorial” Menurut Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik

Sulit untuk menemukan istilah “Kelompok Kategorial” atau “Kelompok Kategorial Katolik” dalam dokumen-dokumen resmi Gereja Universal. Tampaknya istilah ini (dan juga istilah kelompok kategorial) hanya umum berlaku di Indonesia, diperkenalkan dalam rangka melaksanakan reksa pastoral Gereja Indonesia.     Di samping itu, terdapat pula perbedaan definisi mengenai “Kelompok Kategorial Katolik” ini dalam berbagai paroki. Dalam artikel ini akan diangkat beberapa contoh.