Rabu, 07 Maret 2012

Info Post
Artikel ini saya putuskan untuk dipisahkan dari artikel Katekese Ringan Mengenai Santo Yosef. <<< Silahkan klik tersebut untuk membacanya.

Berikut ini berbagai Stained Glass (kaca patri) mengenai Santo Yosef serta isi Dokumen Anjuran Apostolik Redemptoris Custos yang relevan dengan semua lukisan ini. Sumber stained glass St. Joseph (Christ from birth to adulthood) Stained Glass

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUtFvKTOlwiE4wKbh2_R8jAM0k4dQZAs4aC2Bxjfi5opSXHDRIphD6a5CBgQn60jhwTYbnWHtq-sAFmStkyHKAxJH32ekIz-VSpYnOhoRr6VyGcjjCYvfQ_cEnQPba8dHH2b2PqSXiRf0/s1600/IMG_4354_0463-WEB.jpg
Kelahiran Kristus

Sebagai pelindung dari misteri “yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah,” yang mulai disingkapkan di hadapan matanya “dalam kegenapan waktu,” Yosef, bersama Maria, merupakan saksi istimewa akan kelahiran Putra Allah ke dalam dunia pada malam Natal di bBetlehem. Lukas menulis, “Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan” (Luk 2:6-7). Yosef adalah seorang saksi mata dari kelahiran ini, yang terjadi dalam kondisi, menurut pandangan manusia, memalukan - suatu pemakluman pertama akan “pengosongan diri” (bdk Fil 2:5-8) yang dengan sukarela diterima Kristus demi pengampunan dosa manusia. Yosef juga menjadi saksi dari sembah sujud para gembala yang datang di tempat Yesus dilahirkan setelah para malaikat menyampaikan kepada mereka berita sukacita nan agung (bdk Luk 2:15-16). Di kemudian hari ia juga menjadi saksi dari sembah sujud para majus yang datang dari Timur (bdk Mat 2:11). - Redemptoris Custos 10


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-iMvjYl1zgzdujivewWlQdN7BxTQE8W__9J581bC-ZrdRIeWRFT3v03dHkWG5ZNtXPj21957gQ40kYKwRI7a-lj_vC1d0mDYoBrZiwdrg68lyn_1bvfwZLHPrsCJTpcO9HQyHuSWSQCU/s1600/IMG_4352_0461-WEB.jpg
Yesus dipersembahkan di Bait Allah

Ritus yang disebut Lukas ini (2:22dst), meliputi menebus anak sulung dan menerangkan tinggalnya Yesus di Bait Allah di kemudian hari pada usia duabelas tahun. Menebus anak sulung merupakan kewajiban lain dari seorang ayah, dan kewajiban ini ditunaikan oleh Yosef. Yang dilambangkan dengan anak sulung ialah umat perjanjian, yang ditebus dari perbudakan agar dapat menjadi milik Allah. Di sini juga, Yesus - yang adalah “harga” tebusan yang sejati (bdk 1 Kor 6:20; 7:23; 1Ptr 1:19) - tidak hanya “menggenapi” ritus Perjanjian Lama, melainkan pada saat yang sama melampauinya, sebab Ia bukanlah subyek yang harus ditebus, melainkan pencipta penebusan itu sendiri. Penulis Injil mencatat bahwa “bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia” (Luk 2:33), teristimewa akan apa yang dikatakan Simeon dalam madahnya kepada Tuhan, ketika ia menyebut Yesus sebagai “keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel” dan sebagai suatu “tanda yang menimbulkan perbantahan” (bdk Luk 2:30-34). - Redemptoris Custos 13 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiql-1MRkunyDJpVRZ1jih5b5rTAvAcjWuYRTQzCIWP5swdSx9-Ju8_nU4BmKMVHG0S8imKfQo4AofCFmvrji54pt9apL8ontsEZU6w9Bg6k0utx-GvVwCCA6oF9pKeo87N2Btg0ijyPig/s1600/IMG_4351_0460-WEB.jpg
Pengungsian ke Mesir
Setelah kisah Yesus Dipersembahkan di Bait Allah, Penginjil Lukas mencatat, “Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya” (Luk 2:39-40). Tetapi menurut teks Matius, suatu peristiwa yang amat penting terjadi sebelum mereka kembali ke Galilea, suatu peristiwa di mana penyelenggaraan ilahi sekali lagi membutuhkan bantuan Yosef. Kita baca “Setelah oorang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yosef dalam mimpi dan berkata: `Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia'” (Mat 2:13). Herodes mengetahui dari para majus yang datang dari Timur mengenai kelahiran “raja orang Yahudi” (Mat 2:2). Dann ketika para majus telah berangkat, ia “menyuruh membunuh semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah” (Mat 2:16). Dengan membunuh mereka semua, ia berharap dapat membunuh “raja orang Yahudi” yang ia dengar baru dilahirkan. Maka, Yosef, setelah diperingatkan dalam mimpi, “mengambil Anak itu serta ibu-Nya pada waktu malam, dan lari ke Mesir, dan tinggal di sana sampai Herodes mangkat. Hal ituu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan melalui nabi, `Dari Mesir Ku-panggil PutraKu'” (bdk Mat 2:14-15; bdk Hos 11:1). Dan maka, perjalanan Yesus kembali ke Nazaret dari Betlehem adalah melalui Mesir. Sama seperti bangsa Israel telah mengikuti jalan keluar “dari kondisi perbudakan” agar dapat memulai Perjanjian Lama, demikian pula Yosef, pelindung dan partisipan dalam misteri penyelenggaraan ilahi, bahkan di pembuangan menjaga Dia yang mmendatangkan Perjanjian Baru. - Redemptoris Custos 14

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqltXLFqzu-p1AUUIFKQv6Ep1282d_gXt8bvbmpsfzt09Qon-vwLYn1VRLLPQPqFhsfsAxVCCIRbgVnaK-F5t3VlE9SLtdmcG9lglOe57VfeAMPQmZTQNgFth73WomlxVK3S5BFsJWVRc/s1600/IMG_4357_0466-WEB.jpg
Yesus ditemukan di Bait Allah
Sejak dari saat Kabar Sukacita, baik Yosef maupun Maria mendapati diri mereka, dalam arti tertentu, pada pusat misteri yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, misteri yang telah menjadi daging, “Sabda itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,” (Yoh 1:14). Ia tinggal di antara manusia, dalam lingkungan Keluarga Kudus dari Nazaret -satu dari sekian banyak keluarga di kota kecil ini di Galilea, satu dari sekian banyak keluarga di tanah Israel. Di sanalah Yesus “bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya” (Luk 2:40). Injil meringkas hanya dalam beberapa patah kata, periode panjang dari kehidupan “yang tersembunyi”, masa di mana Yesus mempersiapkan DiriNya untuk misi mesianik-Nya. Hanya satu episode dari “masa yang tersembunyi” ini dikisahkan dalam Injil Lukas: Paskah di Yerusalem ketika Yesus berusia duabelas tahun. Bersama Maria dan Yosef, Yesus ikut ambil bagian dalam perayaan sebagai seorang peziarah muda. “Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya” (Luk 2:43). Setelah sehari perjalanan jauhnya, orangtua-Nya menyadari ketidakhadiran-Nya dan mulai mencari “di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.” “Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya” (Luk 2:46-47). Maria bertanya, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau” (Luk 2:48). Jawaban yang diberikan Yesus sedemikian rupa hingga “mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.” Ia mengatakan, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Luk 2:49-50). Yosef, yang baru saja disebut Maria sebagai “bapa-Mu,” mendengar jawaban ini. Bagaimanapun, itulah yang dikatakan dan dipikirkan semua orang: Yesus adalah (dianggap sebagai) Putra Yosef” (Luk 3:23). Namun demikian, jawaban Yesus di Bait Allah sekali lagi membangkitkan dalam benak dia “yang dianggap bapa-Nya” apa yang telah ia dengar pada malam itu duabelas tahun silam, “Yosef, … janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” Sejak dari saat itu, ia tahu bahwa ia adalah pelindung dari misteri Allah, dan tepat misteri inilah yang oleh Yesus yang berumur duabelas tahun dibangkitkan kembali dalam benaknya, “Aku harus berada di dalam rumah BapaKu.” - Redemptoris Custos 15


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixkBZDk32vgjKm2lKZ1_WBKghyXAsFleyxbzEpLSsE2ttwswAXgxPZ-SlfCgrvbbyEB-w6_VVhdZEZ7OHizqmVgfsq0C6QqUT0ZMVOx2ygbTaC3Gp97n5rgFrD9a9WLnsUWG-anWNUm6s/s1600/IMG_4361_0470-WEB.jpg
Yesus kala remaja. Terlihat Ia sedang membuat salib mini. Gambar ini menyiratkan bahwa sejak muda Yesus telah mengetahui bahwa Ia akan menderita dan wafat di kayu salib.


Bertumbuhnya Yesus dalam “hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” (Luk 2:52) terjadi dalam Keluarga Kudus di bawah pengawasan Yosef, yang mempunyai tugas penting “membesarkan” Yesus, yaitu memberinya makanan, pakaian serta pendidikan dalam Hukum dan dalam ketrampilan, sehubungan dengan kewajibannya sebagai seorang ayah. Dalam Kurban Ekaristi, Gereja menghormati kenangan akan Maria, Bunda Allah yang tetap Perawan selamanya, dan kenangan akan St Yosef, (29) sebab “ia memberi makan Dia yang harus disantap umat beriman sebagai roti hidup yang kekal.” (30) Dari pihak-Nya, Yesus “taat kepada mereka” (bdk Luk 2:51), membalas dengan penuh hormat kasih sayang “orangtua”-Nya. Dengan cara ini Ia bermaksud menguduskan kewajiban keluarga dan kerja, yang Ia lakukan di sisi Yosef. - Redemptoris Custos 16

Pax et Bonum