Selasa,
20 Mei 2025 menandai peringatan 1700 tahun dibukanya Konsili Nicea,
yang diselenggarakan oleh Kaisar Konstantinus I di Nicea (sekarang
İznik, Turki) untuk membahas pertikaian teologis, terutama kontroversi
Arian, dan untuk menyatukan doktrin Kristen.
Arius, seorang imam dari Alexandria, mengajarkan bahwa Yesus Kristus, Sang Putra, diciptakan oleh Allah Bapa dan karenanya lebih rendah dari-Nya. Dipimpin oleh St. Athanasius, Konsili tersebut menegaskan bahwa Sang Putra adalah kekal dan sehakikat (memiliki substansi yang sama) dengan Sang Bapa, sehingga mengutuk Arianisme sebagai ajaran sesat. Pengakuan Iman Nicea, yang didoakan hingga hari ini dalam Misa Kudus, menjadi landasan ortodoksi Kristen, yang membentuk teologi Katolik.
Konsili tersebut juga menetapkan perhitungan untuk perayaan Paskah, memutuskan bahwa perayaan tersebut harus dilakukan pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama setelah ekuinoks musim semi, terlepas dari Paskah Yahudi.
Arius, seorang imam dari Alexandria, mengajarkan bahwa Yesus Kristus, Sang Putra, diciptakan oleh Allah Bapa dan karenanya lebih rendah dari-Nya. Dipimpin oleh St. Athanasius, Konsili tersebut menegaskan bahwa Sang Putra adalah kekal dan sehakikat (memiliki substansi yang sama) dengan Sang Bapa, sehingga mengutuk Arianisme sebagai ajaran sesat. Pengakuan Iman Nicea, yang didoakan hingga hari ini dalam Misa Kudus, menjadi landasan ortodoksi Kristen, yang membentuk teologi Katolik.
Konsili tersebut juga menetapkan perhitungan untuk perayaan Paskah, memutuskan bahwa perayaan tersebut harus dilakukan pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama setelah ekuinoks musim semi, terlepas dari Paskah Yahudi.