Langsung ke konten utama

Katekese Singkat - Siapakah Para Nabi itu?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWyYjQ8hOu3JDJO4BUDtcKreegbg9ct8I2BT4kxFnLPIZxQKqiHF87VhW2hyL7fwGK0jwR_WYG6MzCmN0TZwqzDWiRR0dI1isnJfrAtutqAyRBsT46J8CyCrelrLy3_PzRyPb49bT-qW0/s640/christ+and+OT+prophets.jpg
Kristus dan Para Nabi

Dalam Perjanjian Lama, nabi adalah seorang yang menyebarkan Sabda Allah kepada orang-orang dengan daya kuasa Roh Kudus. “Ia (Roh Kudus) bersabda dengan perantaraan para nabi,” seperti yang kita daraskan dalam Syahadat Panjang. Enam belas kitab dalam Perjanjian Lama adalah berasal atau mengenai Para Nabi tersebut. Empat nabi besar adalah Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan Daniel. Sedangkan 12 nabi kecil adalah Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria dan Maleakhi. Tentunya, Musa, Nabi Perjanjian Lama terbesar, diyakini sebagai penulis dari lima kitab pertama dalam Perjanjian Lama. Di samping itu, ada banyak juga nabi yang tidak menulis kitab tetapi hadir dalam Perjanjian Lama seperti Samuel, Natan dan Elisa.

Terkadang, ketika seorang nabi berbicara untuk Allah, ia akan memberitahukan nubuatan atau masa depan dan keabsahan pelayanan kenabiannya diteguhkan ketika nubuatannya menjadi kenyataan. Para Nabi juga seringkali memiliki peran sebagai seorang yang menyadarkan Israel akan kesalahan meraka dan mengajak mereka untuk bertobat. Seorang Nabi juga berperan untuk mengingatkan dan menegaskan perjanjian yang Allah buat dengan mereka. Seorang nabi juga akan menafsirkan kejadian-kejadian yang terjadi dalam terang rencana Allah bagi umat-Nya dan memperingatkan mereka akan penghakiman dari Allah yang biasanya datang dengan cara Israel ditaklukan oleh bangsa-bangsa musuhnya. Setelah pembuangan, ketika semua bangsa Israel tersebar luas, pesan kenabian yang disampaikan adalah keadilan Allah dan nubuat akan kedatangan seorang Mesias.

Seorang Nabi yang benar selalu dipanggil oleh Allah sendiri dan ia menerima pesan yang disampaikan oleh Allah melalui penglihatan, mimpi, atau pun suara Allah sendiri. Para Nabi selalu berbicara kebenaran yang keras sehingga banyak orang tidak mau mendengar mereka. Akibatnya, mereka sering mengalami penganiayaan oleh bangsa mereka sendiri. Yang terakhir dan terbesar dari Para Nabi adalah Yohanes Pembabtis. Dialah orang yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan dan mewartakan pesan pertobatan kepada bangsa Israel.

Kita sebagai umat Katolik juga diberi daya oleh Roh Kudus untuk berpartisipasi dalam karya kenabian Gereja. Kita adalah nabi-nabi sekarang ini kapan pun kita berbicara kebenaran dengan berani dan teguh, menyadarkan sesama akan dosa-dosanya, membawa orang-orang kepada Kristus atau membagikan pengajaran Gereja dengan orang-orang lain. Tindakan-tindakan seperti ini seringkali memerlukan pengorbanan, seperti yang dialami oleh Para Nabi Perjanjian Lama. Tetapi, hal ini adalah panggilan yang diberikan kepada kita semua dan harus kita terima dan lakukan sekalipun itu membuat kita menderita seperti yang dialami oleh Para Nabi tersebut.

Pax et Bonum

Renungan Hari Ini

Postingan Populer

Doa-doa Dasar dalam Bahasa Latin

Bahasa Latin telah lama menjadi bahasa resmi Gereja Katolik. Berbagai dokumen resmi Gereja ditulis dalam bahasa Latin lalu diterjemahkan ke bahasa lainnya. Bahasa Latin berfungsi sebagai ikatan untuk ibadah/ penyembahan Katolik, menyatukan orang-orang dari setiap bangsa dalam perayaan Liturgi Suci, yang memungkinkan mereka untuk menyanyi dan merespon dalam ibadah umum.[1] Pada zaman kuno, Latin adalah bahasa umum hukum dan bisnis, seperti bahasa Inggris yang digunakan masa kini. Pada abad ke-5, karena Kekaisaran Romawi runtuh, Gereja muncul sebagai kekuatan budaya penyeimbang, mempertahankan penggunaan bahasa Latin sebagai sarana untuk persatuan. Bahasa Latin, sebagai bahasa mati di masa kini, bukanlah milik suatu negara. Karena Gereja adalah untuk “semua bangsa, suku dan bangsa,” (Wahyu 11:09) maka sangatlah tepat bahwa Gereja menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa resminya. [2] Signum Crucis / Tanda Salib In nómine Pátris et Fílii et Spíritus Sáncti. ...

Kata "KATOLIK" Ada Dalam Kitab Suci

Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesus dalam Markus 9:36. Santo Ignasius dari Antiokia Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna: Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church " (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]). "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius , istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut. Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA -Ku da...

“Kelompok Kategorial” Menurut Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik

Sulit untuk menemukan istilah “Kelompok Kategorial” atau “Kelompok Kategorial Katolik” dalam dokumen-dokumen resmi Gereja Universal. Tampaknya istilah ini (dan juga istilah kelompok kategorial) hanya umum berlaku di Indonesia, diperkenalkan dalam rangka melaksanakan reksa pastoral Gereja Indonesia.     Di samping itu, terdapat pula perbedaan definisi mengenai “Kelompok Kategorial Katolik” ini dalam berbagai paroki. Dalam artikel ini akan diangkat beberapa contoh.